Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Apakah Pendidikan Kewarganegaraan Bisa Dikatakan Belum Berhasil? Ini Jawabannya
19 Oktober 2024 22:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Pendidikan Kewarganegaraan bisa dikatakan belum berhasil? Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang penting dalam membentuk generasi muda yang berpengetahuan luas tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari ejournal.unma.ac.id, AP Kirani, 2022, Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi Generasi Milenial dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme, adanya pendidikan kewarganegaraan adalah dengan tujuan menanamkan kesadaran hukum di masyarakat.
Apakah Pendidikan Kewarganegaraan bisa dikatakan belum berhasil? Ini Jawabannya
Sehingga banyak pertanyaan mengenai apakah pendidikan kewarganegaraan bisa dikatakan belum berhasil? Ya, karena masih ada beberapa faktor kendala dan hambatan dalam mencapai tujuannya. Diantaranya:
1. Kurangnya Pemahaman tentang Kewarganegaraan
Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan belum sepenuhnya berhasil adalah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap konsep kewarganegaraan itu sendiri.
Banyak orang masih kurang memahami hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara, termasuk hak politik, seperti memilih dan dipilih, serta kewajiban pajak.
Dalam praktiknya, banyak generasi muda yang kurang tertarik terhadap isu-isu kebangsaan, politik, dan pemerintahan. Ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan antara materi yang diajarkan di sekolah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
ADVERTISEMENT
2. Rendahnya Kesadaran Hukum di Masyarakat
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat. Namun, masih banyak pelanggaran hukum yang terjadi, baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan elit.
Korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan perilaku tidak disiplin dalam masyarakat menjadi bukti bahwa kesadaran hukum masih rendah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan belum berhasil menanamkan nilai-nilai kepatuhan hukum secara optimal.
3. Tantangan dalam Penerapan Nilai Demokrasi
Di sisi lain, pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk memupuk sikap demokratis di kalangan masyarakat.
Namun, masih ada tantangan besar dalam penerapan nilai-nilai demokrasi di Indonesia, seperti masih adanya intoleransi, diskriminasi, dan sikap apatis terhadap politik.
Meskipun materi tentang demokrasi diajarkan, masih banyak masyarakat yang belum mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
4. Solusi untuk Masa Mendatang
Untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan kewarganegaraan, dibutuhkan pendekatan yang lebih inovatif dan kontekstual dalam proses pembelajaran.
Guru harus mampu menjelaskan materi dengan cara yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, serta memberikan ruang bagi siswa untuk berdiskusi dan berpendapat.
Selain itu, keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan kewarganegaraan juga sangat penting.
Dengan perbaikan dalam metode pengajaran dan peningkatan partisipasi masyarakat, diharapkan pendidikan kewarganegaraan dapat mencapai tujuannya dan menciptakan masyarakat yang lebih sadar hukum, demokratis, dan bertanggung jawab.
Apakah Pendidikan Kewarganegaraan bisa dikatakan belum berhasil? Belum. Karena secara keseluruhan, meskipun pendidikan kewarganegaraan sudah diterapkan di Indonesia , masih banyak tantangan yang harus dihadapi.(AYAA)
ADVERTISEMENT