Konten dari Pengguna

Asal-usul Filsafat dari Yunani Kuno hingga Dunia Modern

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 September 2024 0:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Asal-usul Filsafat, Foto: Pexels/Саша Алалыкин
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Asal-usul Filsafat, Foto: Pexels/Саша Алалыкин
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal-usul filsafat muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman dahulu. Ilmu ini lahir karena kebebasan berpikir masyarakat Yunani Kuno yang tidak terkekang oleh doktrin masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ilmu filsafat sering dipelajari di bangku kuliah dan telah berkembang sehingga memiliki berbagai cabang ilmu. Filsafat bertujuan untuk mengembangkan cara berpikir kritis seseorang.

Asal-usul Filsafat

Ilustrasi Asal-usul Filsafat, Foto: Unsplash/Patrick Tomasso
Asal-usul filsafat dibagi dalam beberapa bagian agar mudah untuk dipahami. Simak penjelasannya di bawah ini.
Mengutip situs spada.uns.ac.id, filsafat atau phyloshophy berasal dari bahasa YunaniPhylosophia” yang berarti cinta kearifan. Ilmu filsafat bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta serta tujuan hidupnya.

Zaman Yunani Kuno

Filsafat sebelumnya masih berupa mitologi yang dipercayai oleh bangsa Yunani. Hingga Thales (624-546 SM) mengkaji asal usul alam. Ia percaya bahwa alam berasal dari air karena unsur terpenting bagi manusia adalah air.
Heraklitos kemudian juga menyampaikan pemikirannya bahwa semua yang ada pasti mengalami perubahan atau sedang menjadi. Ia percaya arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api.
ADVERTISEMENT
Beliau beranggapan bahwa api adalah pengubah alam sehingga pantas dijadikan sebagai simbol perubahan alam.
Puncak filsafat Yunani Kuno terjadi pada masa Sokrates (460-400 SM), Plato (428-348 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Sokrates adalah guru yang menyelidiki manusia secara keseluruhan dengan menghargai nilai jasmaniah dan rohaniah. Kedua ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan.
Plato kemudian menyampaikan bahwa manusia berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tidak tetap. Dunia yang sesungguhnya adalah dunia ide. Puncak pemikiran filsafatnya tertera pada polites dan nomoi tentang negara.
Aristoteles adalah murid Plato, tetapi ia sering berbeda pendapat dengan gurunya tersebut. Karya-karya Aristoteles meliputi logika, etika, politik, metafisika, psikologi, ilmu alam, retorica dan poetika, politik, dan ekonomi.
ADVERTISEMENT

Zaman Kegelapan (Abad 12-13 M)

Filsafat pada zaman ini dikuasai oleh pemikiran keagamaan yaitu Kristiani. Puncak dari filsafat Kristiani adalah Patristik (Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik Patristik.
Ajaran dari Patristik adalah falsafi-teologi yaitu memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran dalam diri manusia.
Sedangkan pada zaman Sekolastik Patristik, pemikiran Aristoteles memiliki peran sangat penting. Pemikirannya dituangkan dalam beberapa filsuf Yahudi dan Islam seperti Avicena dan Maimonides.
Aristoteles dikenal sebagai “Sang Filsuf”. Averroes yang banyak membahas karya aristoteles kemudian dikenal sebagai “Sang Komentator”.

Zaman Pencerahan (Abad 14-15 M)

Pada zaman muncul seorang astronom bernama N. Copernicus yang mengemukakan penemuannya bahwa matahari adalah pusat peredaran benda-benda angkasa. Temuan ini ditentang oleh berbagai pihak karena dianggap berlawanan dengan teori geosentrisme.
Selanjutnya, Galileo Galilei menyatakan bahwa peluru yang ditembakkan menghasilkan suatu gerak parabola.
ADVERTISEMENT
Selain itu ia setuju dengan pendapat bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Karena pendapatnya yang bertentangan juga dengan teori geosentrisme itu, ia dijatuhi hukuman.

Zaman Awal Modern (Abad 16 M)

Pada zaman ini muncul berbagai pemikiran Yunani yaitu rasionalisme, empirisme, dan kritisme. Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Kaum rasionalisme meyakini bahwa dasar semua pengetahuan terdapat pada pikiran.
Aliran empirisme dipelopori oleh David Hume (1711-1776). Ia menyatakan sumber utama pengetahuan adalah pengalaman karena pengalaman bersifat lahiriyah dan batiniyah. Hume berpendapat bahwa seluruh pengetahuan berasal dari indera.
Sedangkan aliran kritisme dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804). Ia mencoba mengembangkan ilmu dari dua pendapat berbeda tersebut
Ia berpendapat bahwa dunia berasal dari indera, tetapi akal memiliki faktor yang menentukan bagaimana manusia memandang dunia.
ADVERTISEMENT

Zaman Modern (Abad 17-18 M)

Filsuf pada zaman ini dikenal sebagai para empirikus. Beberapa empirikus besar pada zaman ini yaitu J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753), JJ. Rousseau (1712-1778), Immanuel Kant (1724-1804).
Immanuel Kant meyakini bahwa pengetahuan manusia adalah hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang didapatkan dari pengalaman.

Zaman Pos Modern (Abad 18-19 M)

Aliran baru dalam filsafat banyak bermunculan pada zaman ini, seperti positivisme, marxisme, essistensialisme, pragmatisme, neokantinanisme, neo-tomisme dan fenomenologi.
Aliran positivisme dipelopori oleh A. Comte (1798-1857) yang berpendapat bahwa pemikiran menusia dibagi dalam 3 tahap yaitu teologis, metafisis, dan positif-ilmiah.
Setelah semua aliran tersebut dikenalkan, muncul aliran baru yaitu strukturalisme dan postmodernisme. Strukturaslisme dikenalkan oleh beberapa tokoh seperti J. Lacan dan M. Faoucault. Sedangkan postmodernisme dikenalkan oleh J. Habermas dan J. Derida.
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga terdapat aliran pragmatisme yang dipelopori oleh William James (1842-1910). Ia menjelaskan bahwa yang benar adalah apa saja yang dapat membuktikan dirinya sebagai benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Demikianlah asal-usul filsafat dari zaman Yunani Kuno hingga Pos Modern. Ilmu filsafat mengalami perkembangan dan saat ini terus dipelajari untuk menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat.