Konten dari Pengguna

Asal-usul Sepasaran Bayi dalam Tradisi Masyarakat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
15 November 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi asal-usul sepasaran bayi. Unsplash/Alex Pasarelu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asal-usul sepasaran bayi. Unsplash/Alex Pasarelu
ADVERTISEMENT
Asal-usul sepasaran bayi berakar dari tradisi masyarakat Jawa yang mempercayai pentingnya ritual dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan bayi yang baru lahir.
ADVERTISEMENT
Sepasaran bayi adalah tradisi yang dilakukan lima hari setelah kelahiran bayi, sebagai bentuk syukur dan harapan untuk masa depannya.
Ritual ini dimaksudkan untuk menyambut bayi dengan penuh syukur dan harapan agar tumbuh sehat, bahagia, serta selamat dalam menghadapi kehidupan.

Makna dan Tujuan Asal-Usul Sepasaran Bayi

Ilustrasi asal-usul sepasaran bayi. Unsplash/Ignacio Campo
Makna dari asal-usul sepasaran bayi tidak hanya sebagai ritual seremonial, tetapi juga mencerminkan rasa kebersamaan dan harapan bagi masa depan si kecil.
Pada hari kelima, keluarga berkumpul, mengucapkan doa, dan melakukan upacara tertentu untuk memohon perlindungan bagi bayi dari segala hal yang buruk.
Seiring dengan perkembangan zaman, ritual ini juga menjadi momen untuk menguatkan ikatan antara keluarga dan masyarakat. Menurut kepercayaan, lima hari pertama adalah waktu krusial dalam kehidupan bayi.
ADVERTISEMENT
Seperti yang tertera dalam jurnal jurnal.unived.ac.id, ritual sepasaran yang dilakukan lima hari setelah bayi lahir. Ritual ini melibatkan prosesi kenduri dan komponen utamanya adalah upacara selamatan dan pengumuman nama bayi.
Oleh karena itu, asal sepasaran bayi didasari oleh keyakinan bahwa pada hari kelima, bayi harus "diperkenalkan" pada lingkungan dan masyarakatnya agar mendapatkan dukungan spiritual dari para leluhur dan masyarakat sekitar.
Di dalam tradisi sepasaran bayi, terdapat beberapa prosesi khusus yang memiliki makna tersendiri. Ritual ini disusun dengan simbolisasi yang kaya akan makna.
Setiap elemen dalam sesaji dipercaya memiliki kekuatan magis yang akan melindungi bayi dan mendatangkan keberuntungan.
Setelah prosesi sesaji, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Dalam doa ini, keluarga mengucapkan harapan dan keinginan agar bayi diberi kesehatan, panjang umur, dan kebahagiaan dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Inilah mengapa sepasaran bayi dianggap sebagai upacara yang penting, bukan hanya untuk bayi, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur keluarga kepada Tuhan.

Perkembangan Tradisi Sepasaran Bayi dalam Masyarakat Modern

Ilustrasi asal-usul sepasaran bayi. Unsplash/Lubomirkin
Tradisi sepasaran bayi terus bertahan hingga sekarang meskipun beberapa elemen sudah disesuaikan dengan zaman modern. Di masyarakat perkotaan, sepasaran bayi mungkin dilakukan dengan prosesi yang lebih sederhana tanpa menghilangkan makna dasarnya.
Beberapa keluarga mungkin hanya mengadakan doa bersama tanpa upacara sesaji, sementara lainnya mungkin menggantinya dengan syukuran kecil.
Seiring berjalannya waktu, sepasaran bayi menjadi warisan budaya yang menghubungkan generasi muda dengan leluhurnya.
Dengan menjaga tradisi ini, masyarakat turut melestarikan kebudayaan lokal yang menjadi identitas bangsa.
Selain itu, sepasaran bayi mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal seperti rasa syukur, kebersamaan, dan cinta kasih terhadap generasi penerus. Asal-usul sepasaran bayi menekankan pentingnya menghargai kehidupan dan menghormati tradisi.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia yang semakin modern ini, menjaga dan melestarikan ritual seperti sepasaran bayi merupakan cara untuk memperkuat identitas budaya dan menjaga keseimbangan antara tradisi dan perkembangan zaman. (Rahma)