Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Diskriminasi Gender: Pengertian, Faktor Penyebab, dan Bentuk-bentuknya
2 Maret 2023 9:26 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 30 Maret 2023 9:25 WIB
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perbedaan peran serta fungsi antara laki-laki dan perempuan kerap memicu perilaku diskriminatif bagi salah satu golongan. Tak sedikit orang yang mengalami ketidakadilan gender di tempat kerja, kampus, atau bahkan di lingkungan keluarga sendiri.
Lantas, apa yang dimaksud dengan ketidakadilan gender? Bagaimana ketidakadilan gender terjadi dan bagaimana bentuk ketidakadilan gender tersebut? Simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Baca juga: 3 Contoh Persamaan Gender di dalam Keluarga
Apa yang Dimaksud dengan Diskriminasi Gender?
Mengutip jurnal Representasi Diskriminasi Gender terhadap Office Lady dalam Anime Aggretsuko, diskriminasi gender adalah perlakuan tidak setara antara laki-laki dan perempuan yang memengaruhi pengalaman hidup suatu individu.
Diskriminasi gender biasanya dialami kaum perempuan. Data dari UNICEF menunjukkan, 1 dari 4 perempuan berusia antara 15-19 tahun tidak dipekerjakan atau mendapat pendidikan layak dibandingkan 1 dari 10 anak laki-laki. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan laki-laki turut menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Meski bisa terjadi kapan saja dan dalam situasi apa pun, diskriminasi gender dapat jelas terlihat dalam dunia kerja. Contoh diskriminasi gender misalnya, ada perusahaan yang secara sadar dan sengaja menggaji karyawan laki-laki dengan upah lebih tinggi ketimbang karyawan perempuan.
Lalu, kondisi seperti apa yang dapat dikatakan adanya keadilan gender? Terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan perilaku adil antara perempuan dan laki-laki.
Dengan demikian, kedua kaum tersebut memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan sesuatu atau berpartisipasi dalam hal apa pun. Misalnya, nominal gaji karyawan didasarkan pada kinerja, jabatan, atau lama masa kerja, bukan gender atau jenis kelamin.
Apa yang Menyebabkan Diskriminasi Gender?
Apa yang menjadi penyebab sering terjadinya ketidakadilan gender? Mengutip jurnal Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi karya Harum Natasha, salah satu faktor maraknya diskriminasi gender terutama di Indonesia adalah budaya patriarki yang melekat di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sebagian masyarakat di Indonesia masih menganut pemahaman yang bersifat parsial sehingga menimbulkan adanya ketidakadilan dalam memperlakukan manusia menurut gendernya.
Kuatnya budaya patriarki memunculkan pemikiran bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi. Sebab pada akhirnya tanggung jawab mereka hanya urusan dapur dan rumah tangga. Sementara kaum laki-laki dituntut untuk mendapatkan pekerjaan yang layak lantaran tanggung jawab penuhnya terhadap keluarga.
Padahal, peran keduanya bisa saja ditukar. Perempuan semestinya bebas berkarier dan mengejar mimpinya setinggi mungkin, sementara laki-laki yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Apa Bentuk Ketidakadilan Gender?
Mengutip buku Diskriminasi Gender dalam Promosi Jabatan tulisan Dr. Muallimah, M.Ag. dan Yusuf, S. Pd.I,. M. Pd.I, ada beberapa bentuk diskriminasi gender yang umum terjadi, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Marginalisasi
Marginalisasi adalah upaya peminggiran atau pemisahan akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Hal ini menyebabkan hak-hak yang dimiliki kaum termaginalkan semakin tergerus sehingga mereka tak punya kesempatan mengembangkan dirinya.
Contoh diskriminasi gender ini adalah penerimaan upah dan kesempatan menduduki jabatan yang lebih strategis. Misalnya, kaum perempuan yang kerap kali hanya dijadikan sebagai buruh tanpa ada kesempatan menempati jabatan lebih tinggi.
2. Subordinasi
Ini merupakan anggapan yang menyatakan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Alhasil, suara dari golongan yang dinomorduakan itu cenderung tidak didengar dan dianggap tidak penting.
3. Stereotip
Stereotip merupakan penilaian atau prasangka terhadap seseorang yang didasarkan pada karakteristik tertentu. Misalnya anggapan bahwa perempuan lebih cocok mengurus rumah tangga dan anak daripada berkarier.
ADVERTISEMENT
4. Kekerasan (Violence)
Kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu wujud tindak diskriminasi gender yang sering terjadi. Kekerasan ini dapat terjadi secara psikologis, seksual, fisik, maupun ekonomi.
5. Beban Ganda (Burden)
Burden merupakan bentuk diskriminasi gender yang terjadi ketika beban kerja yang diterima salah satu gender lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Sebagai contoh, perempuan dinilai lebih rajin dibanding laki-laki sehingga semua pekerjaan rumah tangga menjadi tanggung jawab perempuan. Jadi, meski sudah berkarier di luar rumah, perempuan tetap dituntut untuk menjalankan pekerjaan rumah tangga.
(ADS)