Konten dari Pengguna

Kisah Wisanggeni dan Antasena, Dua Tokoh Pewayangan yang Jarang Diketahui

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 Mei 2025 18:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wisanggeni dan Antasena. Foto: Unsplash.com/Lighten Up
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wisanggeni dan Antasena. Foto: Unsplash.com/Lighten Up
ADVERTISEMENT
Wisanggeni dan Antasena merupakan dua tokoh penting dalam dunia pewayangan Jawa yang tidak ditemukan dalam naskah asli Mahabharata dari India.
ADVERTISEMENT
Keduanya lahir dari keturunan Pandawa dan menjadi simbol kekuatan luar biasa yang jarang ditandingi dalam jagat pewayangan.
Kehadiran dua tokoh pewayangan ini semakin memperkaya narasi kisah Mahabharata versi Nusantara dengan sentuhan lokal yang sarat nilai spiritual dan kepahlawanan.a.

Kisah Wisanggeni dan Antasena

Ilustrasi Wisanggeni dan Antasena. Foto: Unsplash.com/Muhammad Adin Samudro
Wisanggeni dan Antasena adalah dua tokoh pewayangan yang lahir dari beberapa kisah yang berkembang di Jawa, bukan dari versi Mahabharata asli karya Krishna Dwaipayana Byasa.
Mengutip dari p2k.stekom.ac.id, Wisanggeni merupakan anak Arjuna dan Batari Dresanala, putri Batara Brama.
Ia dilahirkan secara paksa dan dibuang ke kawah Candradimuka oleh kakeknya sendiri, namun justru tumbuh dewasa dengan kekuatan luar biasa berkat campur tangan Sang Hyang Narada.
Keberaniannya terlihat sejak ia berani menyerang kahyangan sebagai bentuk protes atas kezaliman yang menimpa ibunya.
ADVERTISEMENT
Setelah diakui Arjuna sebagai putranya, Wisanggeni pun menjadi ksatria yang sangat disegani.
Sosoknya digambarkan sebagai pemuda yang penuh semangat, cerdas, dan memiliki tingkat kesaktian tinggi yang hanya bisa ditandingi oleh Antasena.
Antasena adalah putra bungsu Bimasena dari pernikahannya dengan Dewi Urangayu, putri Batara Baruna. Sejak dalam kandungan, ia telah menunjukkan kesaktian dengan mampu mengalahkan Prabu Dewa Kintaka demi menyelamatkan kahyangan dari kehancuran.
Setelah diasuh oleh Sang Hyang Antaboga, Antasena tumbuh menjadi satria sakti yang penuh kesederhanaan dan tidak kenal pamrih. Ia memiliki sifat jujur dan lugu, sangat berbeda dengan sepupunya Wisanggeni yang lebih cerdik dan licik.
Kekuatan magis Antasena semakin tampak jelas setelah ia berhasil menghidupkan kembali para Pandawa dari kematian akibat sekapan musuh, hal ini berkat pusaka Cupu Madusena warisan kakeknya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan selanjutnya, ia menikahi sepupunya sendiri, Janakawati, dan tetap setia kepada perjuangan Pandawa.
Wisanggeni dan Antasena memiliki kesamaan nasib ketika keduanya akhirnya memutuskan tidak ikut dalam perang Baratayuda. Mereka mengetahui bahwa keterlibatan mereka akan membawa kekalahan bagi Pandawa karena ramalan dari Sang Hyang Wenang.
Keduanya lantas memilih jalan moksa, menyatu dengan alam demi kemenangan saudara-saudaranya.
Tindakan tersebut menunjukkan pengorbanan dan kebesaran hati mereka yang tidak menginginkan kehancuran, bahkan bila harus menyingkir dari takdir sebagai pejuang.
Kisah Wisanggeni dan Antasena adalah simbol kekuatan yang lahir dari penderitaan dan kesetiaan dalam tradisi pewayangan Jawa. Meski tidak dikenal dalam versi India, keberadaan mereka memperkaya khazanah budaya Nusantara. (Suci)
ADVERTISEMENT