Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Latar Belakang Penerapan Sistem Tanam Paksa di Indonesia
25 Mei 2023 21:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu latar belakang penerapan sistem tanam paksa di Indonesia adalah upaya Belanda untuk menutupi kerugian perang di Eropa.
ADVERTISEMENT
Tanam paksa sendiri adalah perpaduan antara sistem pajak tanah dan sistem contingenteringen. Sistem ini sangat merugikan bangsa Indonesia karena sangat menguras tenaga dan membuat masyarakat kehilangan hasil buminya.
Menurut Kurniawan dalam Dampak Sistem Tanam Paksa terhadap Dinamika Perekonomian Petani Jawa 1830-1870, sistem tanam paksa di Indonesia berlangsung sekitar 50 tahun.
Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap tentang latar belakang penerapan sistem tanam paksa di Indonesia, baca artikel ini sampai habis.
Apa itu Sistem Tanam Paksa?
Sebelum menjelaskan tentang latar belakangnya, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu mengenai pengertian sistem tanam paksa.
Sistem tanam paksa adalah sistem penjajahan yang diterapkan oleh Gubernur Jenderal Johannes Van den Bosch. Sistem ini menggabungkan antara sistem lama, yaitu contingenteringen dan pajak tanah. Melalui sistem ini, warga diharuskan untuk menyisihkan sejumlah lahannya untuk ditanami beberapa tanaman komoditas ekspor.
ADVERTISEMENT
Hasil dari kebun masyarakat tersebut tidak dikenai pajak, tetapi wajib dijual ke pihak Belanda dengan harga yang telah ditentukan dan relatif murah.
Sayangnya, tanah tempat tinggal masyarakat dan kebun mereka justru diminta untuk membayar pajak ke Belanda. Apabila terdapat masyarakat yang tidak memiliki lahan, mereka dipaksa bekerja di kebun pemerintah selama 66 hari.
Faktor yang Melatarbelakangi Sistem Tanam Paksa
Terdapat sejumlah faktor yang melatarbelakangi sistem tanam paksa di Indonesia. Adapun latar belakang penerapan sistem tanam paksa di Indonesia, yaitu.
1. Mengatasi Kerugian Perang
Pada masa kejayaan Napoleon Bonaparte, Belanda terlibat peperangan di Eropa yang menghabiskan uang dalam jumlah besar. Selain itu, ada pula perang antara Belanda melawan Belgia pada tahun 1830 yang menyebabkan Belgia memisahkan diri dari Belanda.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti di situ, Belanda juga menghabiskan biaya sebanyak 20 juta gulden untuk menghadapi perang Diponegoro. Jumlah tersebut adalah biaya termahal yang pernah dikeluarkan Belanda untuk perang.
2. Mengisi Kas
Latar belakang penerapan sistem tanam paksa di Indonesia selanjutnya adalah kekosongan kas Belanda dan banyaknya utang yang harus ditanggung. Di samping itu, pemasukan uang dari penanaman kopi juga tidak mencukupi untuk membayar utang.
3. Kegagalan Praktik Liberal
Latar belakang penerapan sistem tanam paksa di Indonesia yang terakhir adalah kegagalan penerapan praktik liberal dalam eksploitasi tanah di Indonesia. Praktik liberal tersebut diupayakan agar Belanda meraup banyak keuntungan. Sayangnya, praktik tersebut gagal diterapkan.
Akhirnya, pihak Belanda memutuskan untuk menerapkan sistem tanam paksa di Indonesia agar memperoleh keuntungan dalam jumlah besar dan mampu mengisi kekosongan kasnya.
Demikian sederet informasi tentang pengertian sistem tanam paksa dan latar belakang penerapan sistem tanam paksa di Indonesia. [ENF]
ADVERTISEMENT