Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Pancasila Disebut Sebagai Ideologi Terbuka? Ini Alasannya
15 September 2024 20:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, disebut sebagai ideologi bangsa. Mengapa Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka? Hal ini perlu dipahami oleh warga negara.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari artikel bpsdm.sulselprov.go.id, Menemukan Kembali Pancasila Sebagai Ideologi, sebagai ideologi terbuka, Pancasila memiliki fleksibilitas yang memungkinkan untuk terus relevan di tengah dinamika kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
Konsep ini menunjukkan bahwa Pancasila adalah sebuah sistem nilai yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengubah esensi dasar yang terkandung di dalamnya.
Mengapa Pancasila Disebut sebagai Ideologi Terbuka?
Di bawah ini ada beberapa alasan mengapa Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka, yaitu:
1. Fleksibilitas dan Dinamisme
Salah satu ciri utama dari ideologi terbuka adalah fleksibilitasnya dalam menghadapi perubahan zaman. Pancasila, dengan lima silanya, memberikan ruang untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang berbeda dari waktu ke waktu.
Sebagai ideologi yang tidak kaku, Pancasila mampu merespons tantangan baru tanpa kehilangan inti atau substansinya.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam bidang teknologi dan globalisasi, Pancasila mampu menyesuaikan diri dengan tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan, persatuan, dan kemanusiaan.
Hal ini memungkinkan Pancasila untuk tetap relevan di tengah arus modernisasi dan perkembangan global, namun tetap mempertahankan karakter bangsa Indonesia.
2. Keterbukaan terhadap Perubahan Sosial dan Budaya
Pancasila tidak menutup diri terhadap perubahan sosial dan budaya yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila mengakui bahwa masyarakat selalu berkembang.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti gotong royong, persatuan, dan keadilan sosial, bisa diterapkan di berbagai konteks sosial yang berbeda.
Contoh nyata keterbukaan Pancasila terhadap perubahan sosial adalah penerimaan terhadap demokrasi yang tumbuh di Indonesia.
Sistem demokrasi modern yang ada saat ini diterapkan dengan dasar Pancasila sebagai landasan etis dan moral. Ini menunjukkan bahwa Pancasila mampu menyesuaikan diri dengan sistem politik yang lebih kontemporer.
ADVERTISEMENT
3. Menyerap Nilai-Nilai Universal
Pancasila mengandung nilai-nilai universal seperti kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi, yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat dunia. Nilai-nilai ini tidak eksklusif hanya untuk bangsa Indonesia, tetapi juga relevan secara global.
Sebagai ideologi yang terbuka, Pancasila mampu menyerap nilai-nilai universal tanpa kehilangan identitasnya sebagai panduan bagi bangsa Indonesia.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, misalnya, merupakan cerminan dari nilai-nilai hak asasi manusia yang diakui secara internasional.
Dengan demikian, Pancasila dapat menjadi bagian dari dialog global mengenai nilai-nilai universal sambil tetap menjaga keunikan karakter bangsa Indonesia.
4. Tidak Dogmatis
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila tidak bersifat dogmatis. Artinya, Pancasila tidak memaksakan tafsir tunggal terhadap pengertiannya. Pancasila memberikan ruang bagi berbagai interpretasi yang sesuai dengan kondisi masyarakat.
Selama interpretasi tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila, fleksibilitas ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menerapkan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Pancasila memberikan pedoman dasar, namun tidak membatasi inovasi dan perkembangan cara berpikir masyarakat Indonesia. Hal ini memungkinkan Pancasila untuk selalu relevan di setiap masa, dari generasi ke generasi.
5. Menjunjung Tinggi Pluralisme
Pancasila juga disebut sebagai ideologi terbuka karena menghormati keberagaman dan pluralisme. Dalam konteks Indonesia yang memiliki berbagai suku, agama, ras, dan budaya, Pancasila hadir sebagai pemersatu.
Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," menekankan pentingnya persatuan dalam keragaman. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila mampu mengakomodasi perbedaan tanpa mengorbankan kesatuan bangsa.
Dengan keterbukaannya terhadap pluralisme, Pancasila memastikan bahwa semua golongan masyarakat merasa diakui dan dihargai. Ini menjadi fondasi bagi terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis di tengah masyarakat yang majemuk.
Nilai-nilai universal yang terkandung di dalam Pancasila membuatnya tetap relevan dan menjadi panduan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan di masa depan tanpa kehilangan jati dirinya.
ADVERTISEMENT
Mengapa Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka? Hal ini disebabkan karena Pancasila memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pancasila sebagai ideologi juga terbuka pada perubahan sosial dan budaya, serta menjunjung tinggi pluralisme.
Live Update