Mengenal Nama Upacara Pemakaman di Bali dan Asal-Usulnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
28 Juni 2023 21:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Nama Upacara Pemakaman di Bali. Sumber: Danang DKW/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Nama Upacara Pemakaman di Bali. Sumber: Danang DKW/Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa nama upacara pemakanan di Bali? Masyarakat Indonesia mengenal upacara pemakanan di Bali dengan sebutan Ngaben. Tujuan upacara pemakaman ini, yaitu menyucikan roh umat Hindu yang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Hindu percaya dengan mengadakan Upacara Ngaben akan mempercepat kembalinya jasad ke alam asal. Adapun asal-usul Upacara Ngaben sangat menarik untuk diketahui. Lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini!

Asal-Usul Upacara Pemakaman di Bali

Ilustrasi: Nama Upacara Pemakaman di Bali. Sumber: Danang DKW/Pexels.com
Dewi Mashita dalam buku berjudul Adat Istiadat Masyarakat Bali menjelaskan bahwa Bali mempunyai upacara kematian yang disebut Upacara Ngaben.
Secara umum, Upacara Ngaben merupakan upacara pembakaran mayat. Tetapi, jika dilihat dari asal-usul etimologinya, pengertian Upacara Ngaben menjadi kurang tepat. Sebab, ada tradisi Ngaben yang tidak dilakukan dengan cara pembakaran mayat.
Ngaben berasal dari kata "beya" yang memiliki arti biaya atau bekal. Kata beya dalam kalimat aktif menjadi meyanin.
Meyanin ini telah menjadi kata atau bahasa baku yang menyebutkan Upacara Sawa Wadhana. Atau, disebut juga dengan Ngabeyain. Kata ini selanjutnya diucapkan dengan pendek oleh masyarakat menjadi Ngaben.
ADVERTISEMENT
Ngaben atau meyanin dalam istilah baku lainnya disebut juga dalam lontar, yaitu "atiwa-atiwa". Arti kata atiwa sendiri belum bisa dicari asal-usulnya. Namun, para sejarawan percaya jika asal-usulnya dari bahasa asli Nusantara (Austronesia).
Sebab, upacara sejenis ini juga dijumpai pada suku Dayak yang ada di Kalimantan. Masyarakat sering menyebutnya dengan tiwah. Suku Batak juga mempunyai upacara demikian yang disebut sebagai Tibal.

Pelaksanaan Upacara Ngaben

Upacara Ngaben sejatinya adalah mengembalikan roh leluhur ke tempat asal. Ada seorang Pedanda yang mengatakan bahwa manusia mempunyai bayu, sabda, dan idep. Ketiganya akan dikembalikan ke Brahma, Wisnu, dan Syiwa.
Pelaksanaan Ngaben umumnya ditentukan oleh Pedanda. Pedanda akan mencari hari yang baik untuk menjalankan Ngaben. Beberapa hari menjelang Ngaben, keluarga dibantu masyarakat membuat bade dan lembu yang megah.
ADVERTISEMENT
Bade adalah tempat mengusung mayat dari rumah kediaman menuju kuburan lokasi Ngaben. Sedangkan, lembu menjadi lokasi mayat ketika dibakar. Bade dan lembu umumnya dibuat dari kertas warna, kayu, dan bahan yang lain.
Upacara Ngaben bisa juga dianggap sebagai wujud rasa hormat keluarga maupun sanak saudara kepada orang yang sudah meninggal, misalnya rasa hormat anak kepada orang tuanya yang meninggal.
Ketika menjalankan Upacara Ngaben juga tidak ada isak tangis yang mengiringi upacara tersebut. Masyarakat Bali mempercayai bahwa menangisi orang yang sudah meninggal bisa menghambat perjalanan arwah untuk sampai ke tempat asalnya.
Demikianlah penjelasan asal-usul Upacara Ngaben di Bali. Semoga bermanfaat!