Konten dari Pengguna

Mitos Kucing Nyebrang Jalan, Pertanda Sial atau Sekadar Takhayul?

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
26 April 2025 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mitos kucing nyebrang jalan, foto: unsplash/Nathan Riley
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mitos kucing nyebrang jalan, foto: unsplash/Nathan Riley
ADVERTISEMENT
Siapa yang belum pernah mendengar mitos kucing nyebrang jalan sebagai pertanda sial? Kepercayaan ini sudah beredar turun-temurun dan masih diyakini oleh sebagian masyarakat hingga kini.
ADVERTISEMENT
Konon, jika seekor kucing, terutama yang berwarna hitam menyeberang di depan masyarakat saat di jalan, maka itu dianggap sebagai sinyal bahwa nasib buruk akan datang. Namun, dari mana sebenarnya kepercayaan ini berasal?

Kucing sebagai Simbol Sial atau Keberuntungan?

Ilustrasi mitos kucing nyebrang jalan, foto: unsplash/Raquel Pedrotti
Mengutip dari situs medium.com, mitos kucing nyeberang jalan memang sangat beragam dan menarik untuk disimak.
Di beberapa negara, kucing justru dipandang sebagai simbol keberuntungan, kemakmuran, dan perlindungan.
Namun, di tempat lain, hewan ini malah dikaitkan dengan hal-hal negatif seperti sihir, energi jahat, atau pertanda buruk, karena sifatnya yang dianggap licik dan penuh misteri.
Pandangan-pandangan tersebut sebenarnya tidak lepas dari pengaruh lingkungan sosial dan budaya tempat seseorang dibesarkan.
Keyakinan dan persepsi yang ditanamkan dalam diri sendiri sangat memengaruhi cara masyarakat melihat sesuatu.
ADVERTISEMENT
Jika masyarakat meyakini bahwa kucing membawa sial, maka setiap kemunculannya bisa memicu rasa takut dan kekhawatiran dalam diri. Padahal, dalam kenyataannya, hidup manusia tidak ditentukan oleh takhayul semacam itu, melainkan oleh hukum karma.
Semua yang terjadi dalam hidup adalah hasil dari tindakan dan pilihan sendiri, bukan karena seekor kucing kebetulan melintas di jalan.
Maka dari itu, alih-alih terjebak dalam prasangka yang tidak berdasar, lebih baik masyarakat membangun pikiran yang positif dan logis dalam menjalani hidup.
Apa yang masyarakat alami saat ini adalah hasil dari perbuatan di masa lalu. Jadi, mitos kucing nyebrang jalan tidak lebih dari sekadar kepercayaan tanpa dasar logis.
Jika masyarakat ingin masa depan yang lebih baik, maka masyarakat harus menanam kebaikan hari ini. Memberi kebahagiaan, menjaga niat baik untuk makhluk hidup, dan tidak menyakiti makhluk lain adalah kunci membentuk karma positif. (Echi)
ADVERTISEMENT