Konten dari Pengguna

Sejarah Es Campur, Kuliner Segar yang Menyegarkan Sejak Dahulu Kala

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 Februari 2025 7:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Es Campur. Pexels/Shameel mukkath
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Es Campur. Pexels/Shameel mukkath
ADVERTISEMENT
Sejarah es campur mencerminkan kekayaan budaya kuliner di Indonesia yang telah berkembang selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Hidangan segar ini hadir dengan berbagai variasi di setiap daerah, mencerminkan kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan lokal menjadi sajian yang lezat. Es campur bukan sekadar minuman, tetapi juga bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dikutip dari buku Kuliner Tradisional Nusantara, Suryatini N. Gulo, 2018:145, disebutkan bahwa es campur telah dikenal sejak zaman kolonial sebagai hidangan penyegar yang populer di kalangan masyarakat.

Perkembangan Es Campur dari Masa ke Masa

Ilustrasi Sejarah Es Campur. Pexels/Mike González
Sejarah es campur berawal dari pengaruh budaya Tionghoa yang masuk ke Indonesia sejak abad ke-19.
Berdasarkan buku Jajanan Tradisional Indonesia, Dwi Haryanto, 2020:88, pedagang Tionghoa membawa tradisi membuat minuman dingin berbasis es serut yang kemudian diadaptasi dengan bahan-bahan lokal seperti kelapa muda, kolang-kaling, dan tape singkong.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, es campur berkembang dengan berbagai varian sesuai dengan daerahnya. Di Jakarta, es campur sering menggunakan santan dan sirup merah, sementara di daerah Sumatra, tambahan kacang merah dan cincau menjadi ciri khasnya.
Di Jawa Timur, campuran bubur mutiara dan agar-agar sering dijumpai dalam sajian es campur.

Es Campur dalam Budaya Kuliner Indonesia

Ilustrasi Sejarah Es Campur. Pexels/Mike González
Sejarah es campur tidak terlepas dari peranannya dalam berbagai acara adat dan perayaan.
Berdasarkan buku Makanan Tradisional dan Filosofinya, Rina Puspita, 2017:132, dijelaskan bahwa es campur sering disajikan dalam acara pernikahan dan festival rakyat sebagai simbol kesegaran dan kebersamaan.
Hidangan ini juga menjadi favorit di bulan Ramadan sebagai menu berbuka puasa karena kesegarannya yang mampu mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
ADVERTISEMENT
Sejarah es campur menunjukkan bahwa kuliner ini telah menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia sejak lama. Berbagai adaptasi dan variasi yang muncul di setiap daerah semakin memperkaya cita rasa es campur.
Keberadaannya yang terus lestari hingga kini membuktikan bahwa es campur bukan hanya sekadar minuman segar, tetapi juga bagian dari warisan kuliner yang patut dilestarikan. (Anggie)