Konten dari Pengguna

Sejarah Gendang, Alat Musik Tradisional dari Kulit

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
28 September 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Gendang, Pixabay/PublicDomainPictures
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Gendang, Pixabay/PublicDomainPictures
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gendang adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kulit kdan memiliki rongga di dalamnya. Sejarah gendang dipercaya telah muncul pada zaman kebudayaan logam prasejarah atau zaman perunggu di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gendang tertua ditemukan dari masa neolitikum dengan bentuk yang sangat sederhana, yakni sepotong batang kayu berongga yang ujungnya ditutup kulit ikan atau reptil.
Alat musik ini berfungsi sebagai pengatur tempo dan irama dalam musik tradisional, serta sering dimainkan oleh pemain gamelan profesional.

Sejarah Gendang

Ilustrasi Sejarah Gendang, Pixabay/contact857
Bagaimana sejarah gendang di Indonesia. Berikut ini penjelasan sejarahnya.
Dalam sejarahnya, alat musik gendang telah ada di Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi dan dikenal dengan berbagai nama seperti pataha, padahi, murawa atau muraba, mrdangga, panawa, kahala, mrdala, muraja, damaru, dan kendang.
Mengutip buku Budaya Indonesia, dalam sejarah alat musik gendang, berbagai nama gendang menunjukkan berbagai bentuk, ukuran, dan bahan yang digunakan. Gendang kecil yang ditemukan dalam arca yang dilukiskan sedang dipegang Dewa disebut "damaru".
ADVERTISEMENT
Ada bukti keberadaan gendang dan keanekaragamannya di relief-relief candi, seperti bentuk kerucut, silndris langsing, bentuk gendang, dan dan bentuk tong asimetris.
Kemudian alat musik gendang juga ditemukan di dalam candi-candi, seperti Candi Siwa di Prambanan, Candi Tegawangi, dan juga Candi Panataran.
Menurut Jaap Kunst, sejarah gendang dapat ditemukan dalam literatur Jawa Kuno dan India karena keduanya memiliki kesamaan. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan budaya dalam seni.
Namun, tidak dapat disimpulkan secara pasti bahwa gendang Jawa menerima pengaruh India. Ini disebabkan fakta bahwa alat musik membranofon ini diperkirakan sudah ada sebelum hubungan budaya dengan India terjadi.
Seperti di zaman Perunggu, ada "moko" dan "nekara". Saat itu "nekara" digunakan sebagai genderang.
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis alat musik lain yang bunyinya berasal dari selaput kulit adalah "bedug" dan "terbang". Istilah bedug terdapat di dalam kitab yang lebih muda yaitu Kidung Malat.
Instrumen tersebut disebut "tipakan" dalam Kakawin Hariwangsa, Ghatotkacasraya, dan Kidung Harsawijaya. Dalam kitab Ghatotkacasraya dan Sumanasantaka, juga disebut "tabang-tabang", yang mungkin berkembang menjadi "tribang".
Menurut ukurannya, gendang dibagi menjadi beberapa jenis selama sejarah alat musik gendang.
Dalam sejarah alat musik gendang, ada gendang atau kendang khusus untuk pewayangan yang disebut "kendang kosek".
Gendang atau kendang berukuran kecil disebut "ketipung", gendang atau kendang berukuran sedang disebut "ciblon" atau "kebar", dan gendang atau kendang berukuran besar disebut "kendang gedhe" atau “kendang kalih”.
ADVERTISEMENT
Itulah sejarah gendang yang merupakan alat musik tradisional dengan perjalanan panjang dan beragam jenis di Indonesia.