Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sejarah Opor Ayam, Kuliner Tradisional dalam Perjalanan Waktu
30 Maret 2025 9:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah opor ayam telah melewati berbagai zaman dan menjadi bagian penting dalam tradisi kuliner Nusantara.
ADVERTISEMENT
Hidangan berbahan dasar ayam dan santan ini selalu hadir dalam perayaan hari besar, terutama Idulfitri. Dengan cita rasa gurih dan rempah yang khas, opor ayam tidak hanya dikenal sebagai makanan lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang panjang.
Asal-Usul Sejarah Opor Ayam
Dikutip dari buku Kuliner Nusantara: Sejarah dan Budaya, Fadly Rahman, 2016:112, sejarah opor ayam dipengaruhi oleh budaya kuliner India dan Timur Tengah yang masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-15.
Rempah-rempah seperti ketumbar, kunyit, dan serai yang menjadi bahan utama dalam opor ayam menunjukkan adaptasi dari teknik memasak kari yang diperkenalkan oleh pedagang asing.
Berdasarkan buku Jejak Rasa Nusantara, Arie Parikesit, 2020:89, disebutkan bahwa opor ayam mulai populer di Jawa pada masa Kesultanan Mataram.
ADVERTISEMENT
Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai upacara adat, seperti selametan atau kenduri, sebagai simbol keharmonisan dan kebersamaan. Kuah santan yang kental melambangkan kemakmuran, sedangkan ayam sebagai bahan utama mencerminkan keberkahan.
Perkembangan Opor Ayam dari Masa ke Masa
Seiring waktu, sejarah opor ayam terus berkembang dengan berbagai variasi di setiap daerah.
Dikutip dari buku Makanan Tradisional Indonesia: Warisan Leluhur, Sri Owen, 2013:135, dijelaskan bahwa di Jawa Tengah dan Yogyakarta, opor ayam memiliki rasa lebih manis karena penggunaan gula Jawa.
Sementara itu, di daerah Sumatra, cita rasanya lebih gurih dan pedas dengan tambahan rempah khas setempat.
Di era modern, opor ayam tetap menjadi hidangan yang banyak disukai. Meskipun resep tradisional masih dipertahankan, beberapa restoran dan rumah makan telah mengadaptasi penyajiannya dengan bahan yang lebih praktis.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Resep Autentik Masakan Indonesia, William Wongso, 2018:210, disebutkan bahwa beberapa inovasi dalam pembuatan opor ayam mencakup penggunaan susu evaporasi sebagai pengganti santan untuk mendapatkan tekstur yang lebih ringan tanpa menghilangkan rasa khasnya.
Sejarah opor ayam membuktikan bahwa hidangan ini lebih dari sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kehadirannya dalam berbagai perayaan menunjukkan betapa kuliner ini memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Indonesia. (Haura)