Konten dari Pengguna

Sejarah Perang Banten 1888 yang Menjadi Titik Balik Perlawanan Rakyat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
1 Mei 2025 18:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Perang Banten 1888 yang Menjadi Titik Balik Perlawanan Rakyat, Unsplash/Hasan Almasi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Perang Banten 1888 yang Menjadi Titik Balik Perlawanan Rakyat, Unsplash/Hasan Almasi
ADVERTISEMENT
Sejarah Perang Banten 1888 merupakan salah satu babak penting dalam perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda.
ADVERTISEMENT
Perang ini tidak hanya mencerminkan kekuatan semangat juang masyarakat Banten, tetapi juga menggambarkan ketegangan yang meningkat antara rakyat dan kolonialisme.
Kejadian ini menjadi bagian dari perjalanan panjang perlawanan rakyat Indonesia yang akhirnya mencapai puncaknya pada masa kemerdekaan.

Sejarah Perang Banten 1888

Ilustrasi Sejarah Perang Banten 1888, Unsplash/Duncan Kidd
Mengutip dari p2k.stekom.ac.id, sejarah Perang Banten 1888, atau yang dikenal sebagai Geger Cilegon, merupakan salah satu peristiwa penting dalam catatan perlawanan rakyat terhadap kolonialisme Belanda.
Pemberontakan ini pecah pada 9 Juli 1888 di wilayah Cilegon, Banten, dipimpin oleh sejumlah ulama berpengaruh seperti Haji Wasyid dan Arsyad Thawil al-Bantani.
Perlawanan ini lahir dari akumulasi penderitaan rakyat akibat penindasan ekonomi, krisis sosial, serta intervensi kolonial terhadap praktik keagamaan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Hindia Belanda saat itu memberlakukan berbagai pajak memberatkan, mulai dari pajak tanah, perahu, hingga pasar. Ditambah lagi dengan musim kemarau panjang yang menyebabkan gagal panen dan kelaparan.
Situasi semakin buruk dengan adanya wabah penyakit dan pemusnahan massal ternak yang dianggap terjangkit pes. Di sisi lain, pemerintah kolonial mulai mencampuri urusan ibadah umat Islam, seperti melarang pembacaan doa dengan suara keras dan membongkar menara masjid.
Hal ini menyulut kemarahan rakyat, khususnya para ulama, yang kemudian menjadi motor utama perlawanan.
Perang dimulai dengan serangan terhadap pos-pos pemerintahan dan rumah pejabat Belanda di Cilegon. Gerakan ini mendapat dukungan luas dari masyarakat, namun hanya berlangsung singkat.
Dalam waktu beberapa hari, Belanda berhasil menguasai kembali situasi dengan kekuatan militer yang lebih besar. Ratusan orang ditangkap, dan banyak tokoh pemberontakan dihukum mati atau dibuang ke luar Jawa.
ADVERTISEMENT
Meskipun secara militer pemberontakan ini gagal, Perang Banten 1888 menjadi simbol penting dalam sejarah perjuangan nasional.
Ini menunjukkan bahwa perlawanan terhadap kolonialisme lahir dari akar rumput, dipimpin oleh ulama, dan didorong oleh semangat keagamaan serta ketidakadilan sosial.
Itulah penjelasan mengenai sejarah Perang Banten 1888 yang menjadi titik balik perlawanan rakyat. Perang Banten 1888 menjadi bukti kuat bahwa semangat perjuangan rakyat tidak pernah padam, meski dihadapkan pada tekanan dan kekuatan besar kolonial.