Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Konten dari Pengguna
Sejarah Turunnya Al-Qur'an, Peristiwa yang Mengubah Peradaban Dunia
18 Maret 2025 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah turunnya Al-Qur'an merupakan peristiwa penting dalam Islam yang menjadi awal kenabian Rasulullah saw. Peristiwa ini dikenal sebagai Nuzulul Quran dan terjadi ketika wahyu pertama diturunkan melalui Malaikat Jibril di Gua Hira.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, Al-Qur'an tetap menjadi pedoman hidup yang mengatur berbagai aspek kehidupan umat Muslim.
Sejarah Turunnya Al-Qur'an
Dikutip dari mtsmanu01kedungbanteng.sch.id, sejarah turunnya Al-Qur'an dimulai pada 17 Ramadhan 610 M ketika Nabi Muhammad saw menerima wahyu pertama di Gua Hira, Jabal Nur.
Saat itu, Rasulullah saw yang berusia 40 tahun sedang dalam keadaan menyendiri dan bermeditasi. Tiba-tiba, Malaikat Jibril datang menghampirinya dan memerintahkan untuk membaca dengan kata "Iqra’."
Rasulullah saw yang tidak bisa membaca merasa takut dan menjawab bahwa dirinya tidak dapat membaca.
Perintah itu diulang tiga kali hingga Malaikat Jibril menyampaikan ayat pertama dari surat Al-Alaq.
Wahyu pertama ini menandai awal dari turunnya Al-Qur'an yang berlangsung secara bertahap selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
ADVERTISEMENT
Al-Qur'an tidak diturunkan sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur sesuai dengan situasi dan kebutuhan umat Islam pada masa itu.
Proses ini bertujuan untuk memudahkan umat dalam memahami dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.
Turunnya Al-Qur'an juga terbagi dalam dua periode utama, yaitu periode Mekah dan periode Madinah.
Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah lebih banyak membahas tentang akidah, tauhid, serta peringatan terhadap umat manusia agar kembali kepada jalan yang benar.
Sementara itu, ayat-ayat yang turun di Madinah lebih banyak membahas tentang hukum, sosial, dan aturan kehidupan bermasyarakat dalam Islam.
Penyampaian wahyu dilakukan melalui Malaikat Jibril yang menyampaikannya kepada Rasulullah saw secara lisan.
Rasulullah saw kemudian menghafalkan dan menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat.
ADVERTISEMENT
Beberapa sahabat yang pandai menulis juga mencatat ayat-ayat yang telah diwahyukan agar tetap terjaga keasliannya.
Upaya ini dilakukan secara hati-hati untuk memastikan bahwa setiap ayat tetap sesuai dengan yang disampaikan oleh Allah melalui Malaikat Jibril.
Selain melalui Malaikat Jibril, Al-Qur'an juga pernah diturunkan secara langsung tanpa perantara.
Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah saw menerima wahyu langsung dari Allah, seperti yang terjadi dalam perjalanan Isra Mikraj. Ayat-ayat yang turun dalam peristiwa tersebut berisi tentang perintah shalat lima waktu yang menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam.
Seiring berkembangnya Islam, ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dihafal dan ditulis oleh para sahabat kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf pada masa khalifah Abu Bakar.
Langkah ini dilakukan untuk menjaga keutuhan Al-Qur'an setelah banyak sahabat penghafal Al-Qur'an gugur dalam pertempuran.
ADVERTISEMENT
Usaha tersebut dilanjutkan oleh khalifah Utsman bin Affan dengan menyusun dan menyalin mushaf standar yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Utsmani.
Keberadaan Al-Qur'an hingga saat ini tetap terjaga tanpa perubahan sedikit pun sejak pertama kali diturunkan.
Setiap ayat dalam Al-Qur'an menjadi pedoman hidup yang memberikan petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan dunia dan persiapan menuju akhirat.
Sejarah turunnya Al-Qur'an menjadi peristiwa yang sangat berharga bagi umat Islam karena menandai awal dari penyampaian wahyu Allah kepada manusia.
Hingga saat ini, Al-Qur'an terus menjadi pedoman hidup yang memberikan petunjuk dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. (Suci)
Baca Juga: 3 Periode Turunnya Al-Qur'an dan Sejarahnya
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.