Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tokoh Perlawanan Rakyat Banten terhadap Kolonial Belanda
27 Oktober 2023 22:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kedatangan Belanda pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596, tepatnya di Banten, Jawa Barat menjadi pemicu perlawanan rakyat Banten. Tokoh perlawanan rakyat Banten terhadap kolonial Belanda yaitu Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purbaya.
ADVERTISEMENT
Rakyat Banten yang melakukan perlawanan tersebut menganggap bahwa Belanda adalah orang-orang yang sombong dan kasar. Ketidaksukaan rakyat Banten terhadap Belanda ini berlanjut hingga 1656 yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Dikutip dari buku Pahlawan Indonesia karya Tim Media Pusindo, berikut tokoh yang memimpin perlawanan rakyat Banten terhadap Kolonial Belanda.
Tokoh Perlawanan Rakyat Banten
Kepopuleran Banten sebagai pelabuhan dagang internasional menarik VOC untuk menguasai Banten. Hal ini tentu saja mendapatkan penolakan keras hingga perlawanan dari rakyat Banten.
Berikut beberapa tokoh perlawanan rakyat Banten sebagai bentuk upaya mengusir kolonial Belanda dari Banten.
1. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa merupakan pemimpin perlawanan rakyat Banten terhadap Kolonial Belanda. Seseorang dengan nama asli Abdul Fatah ini diangkat menjadi Sultan Banten saat berusia 20 tahun.
ADVERTISEMENT
Beliau ingin mewujudkan kesejahteraan rakyat Banten sehingga menolak perjanjian penguasaan atas pelabuhan dengan Belanda yang dianggap merugikan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa dan rakyat Banten berusaha menghalangi perdagangan Belanda dengan merusak kapal Belanda tahun 1655.
Demi mengalahkan Banten, Belanda melakukan politik adu domba dengan cara mempengaruhi Sultan Haji, putra Sultan Ageng Tirtayasa untuk memusuhi ayahnya. Hal ini membuat masyarakat Banten terpisah menjadi dua kubu hingga terjadi perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Belanda.
Awalnya, pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dapat mencapai kemenangan, namun selanjutnya terdesak hingga ia tertangkap dan dipenjara tahun 1683 di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa meninggal pada usia 61 tahun dan dimakamkan di dekat Masjid Agung Banten.
ADVERTISEMENT
2. Pangeran Purbaya
Pangeran Purbaya adalah adik dari Sultan Ageng Tirtayasa yang mendukung perjuangan kakaknya dalam perang melawan VOC. Bahkan Pangeran Purbaya juga diangkat menjadi putra mahkota baru karena Sultan Haji (putra Sultan Ageng Tirtayasa) memihak Belanda.
Secara garis besar, tokoh perlawanan rakyat Banten adalah Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purbaya sebagai penerusnya. Perang Banten terjadi karena masyarakat Banten menolak Belanda yang akan menguasai wilayah Banten. (DSI)