Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Tradisi Agraris pada Masyarakat Purba Nusantara
15 November 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masyarakat purba Nusantara mulai mengenal cara bercocok tanam dan mengelola lahan untuk pertanian untuk memenuhi kebutuhan dan bertahan hidup. Praktik agraris juga membentuk pola sosial dan budaya yang kaya, seperti munculnya sistem gotong royong.
Tradisi Agraris pada Masyarakat Purba Nusantara
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi tradisi agraris pada masyarakat purba Nusantara . Inilah tradisi agraris pada masyarakat purba Nusantara berdasarkan situs britannica.
Tradisi agraris pada masyarakat purba Nusantara dipengaruhi kuat oleh budaya India, Cina, dan budaya Austronesia. Budaya tersebut yang dibawa oleh migrasi manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Pengaruh budaya ini dapat terlihat dalam sistem pertanian, ritual keagamaan, dan struktur sosial yang berkembang di Nusantara. Berikut adalah penjelasan pengaruh setiap kebudayaan pada tradisi agraris masyarakat purba Nusantara.
ADVERTISEMENT
1. Pengaruh Budaya India
Kontak budaya dengan India membawa pengaruh besar pada tradisi agraris melalui agama Hindu dan Budha. Hal ini terlihat pada kebudayaan subak di Bali menunjukkan pengaruh kuat dari ajaran Hindu yang menghargai keseimbangan alam dan sosial.
Sistem subak tidak hanya mengatur irigasi sawah tetapi juga melibatkan ritual yang menggabungkan aspek religius Hindu-Bali. Sistem ini mencerminkan konsep harmoni dengan alam yang serupa dengan tradisi agraris di India.
2. Pengaruh Budaya Cina
Hubungan dagang dan interaksi budaya dengan Cina juga memberikan pengaruh signifikan pada teknik pertanian. Hal ini dapat terlihat terutama dalam hal penanaman padi.
Contohnya adalah teknik persawahan dan penggunaan alat seperti cangkul dan bajak besi. Teknik yang lebih maju ini terinspirasi dari teknik agraris Cina.
ADVERTISEMENT
Pengaruh budaya Cina membantu mengembangkan teknik bercocok tanam yang lebih efisien. Teknologi ini memungkinkan masyarakat purba di Nusantara untuk menciptakan lahan persawahan yang lebih luas dan produktif.
3. Pengaruh Budaya Austronesia
Sebelum pengaruh besar dari India dan Cina, migrasi Austronesia telah membawa teknik bercocok tanam. Teknik ini membawa budaya penanaman padi, keladi, dan ubi. Pengaruh ini terlihat dari teknik ladang berpindah dalam budaya agraris masyarakat adat di Indonesia.
Teknik bercocok tanam masyarakat Austronesia di Nusantara tidak hanya berfokus pada padi, tetapi juga pada tanaman umbi-umbian, palawija, dan sagu. Penanaman ini menjadi bagian penting dari pola makan masyarakat Nusantara.
Tradisi agraris pada masyarakat purba nusantara mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan India, Cina, dan Austronesia. Masyarakat mengembangkan budaya agraris yang terintegrasi dengan tradisi lokal, seperti upacara panen atau penghormatan pada leluhur.
ADVERTISEMENT
Baca juga: 7 Makhluk Mitologi Hutan di Indonesia