Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tradisi Lewak Tapo sebagai Ritual Suku Lamahot
29 Desember 2024 11:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tradisi lewak tapo merupakan suatu ritual yang digunakan oleh masyarakat Suku Lamahot. Di mana tradisi ini merupakan seremonial adat Suku Lamahot yang prosesnya ditandai dengan peristiwa belah kelapa.
ADVERTISEMENT
Tradisi lewak tapo ini sengaja diadakan untuk mencari tahu sebab-sebab kematian yang tidak wajar. Suku Lamahot meyakini bahwa seseorang yang meninggal sebelum usia tua, merupakan hukuman karena kesalahan-kesalahan yang dilakukannya sendiri.
Tradisi Lewak Tapo
Dikutip dari jurnal Makna dan Nilai Tuturan Ritual Lewak Tapo pada Kelompok Etnik Lamahot di Pulau Adonara Kabupaten Flores Timur, Simon Sabon Ola, (2009) tradisi lewak tapo merupakan upacara ritual adat Suku Lamahot di Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Ritual lewak tapo dilakukan secara sakral, baik cara penuturan katanya dan penggunaan benda-benda pendukung dalam upacara adat ini. Bahkan ritual ini dipimpin oleh molan atau sebagai dukun adat yang diyakini memiliki kepribadian murni.
Ritual lewak tapo ini seringkali diadakan bagi masyarakat Suku Lamahot lantaran untuk mencari tahu sebab-sebab kematian seseorang yang tidak wajar.
ADVERTISEMENT
Sebab, Suku Lamahot meyakini bahwa seseorang yang meninggal sebelum usia tua, yang dimaksud dalam keadaan kecelakaan atau karena sakit, merupakan hukuman karena kesalahan-kesalahan yang dilakukannya sendiri ataupun yang dilakukan oleh leluhurnya.
Biasanya masyarakat Lamahot kerap menyebut kematian yang tidak wajar itu sejenis dengan kenokane dan kenekate. Kenokane tersebut memiliki arti yaitu kematian seseorang yang disebabkan jatuh dari pohon atau sejenis kecelakaan lainnya.
Untuk kenekate diartikan memotong atau kematian seorang disebabkan karena pembunuhan. Kedua jenis kematian tersebut memang disebabkan oleh kecelakaan atau kematian yang tidak wajar menurut masyarakat Lamahot.
Sehubungan dengan itu, keluarga tersebut diwajibkan melakukan upacara adat lewak tapo sebagai upaya untuk pemulihan diri, hal ini dilakukan agar ciri dan cara kematiannya tidak terulang lagi di generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk perlengkapan utama yang digunakan dalam tradisi lewak tapo yaitu mengandung makna simbolik sehubungan dengan ikatan sosial dan ketaatan religi. Sarana yang digunakan terdiri dari tapo atau kelapa, sirih pinang, tuak, dan belengan.
Dengan perlengkapan sarana yang digunakan tersebut, maka upacara adat lewak tapo bisa segera dilaksanakan dan proses pemurnian diri dapat berlangsung secara cepat.
Demikian merupakan tradisi lewak tapo yang dikenal sebagai ritual upacara adat masyarakat Lamahot. (Sis)