Konten dari Pengguna

Dampak Geopolitik dan Ekonomi dari Pembunuhan Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh

Sekarsari Sugihartono
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Studi Hubungan Internasional
2 Agustus 2024 11:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekarsari Sugihartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembunuhan Ismail Haniyeh, Pimpinan Hamas, oleh Israel di Iran merupakan momen penting dalam konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung dan geopolitik Timur Tengah yang lebih luas. Sebagai tokoh penting dalam Hamas dan perlawanan Palestina, kematian Haniyeh memicu berbagai implikasi bagi dinamika regional, hubungan internasional, dan kondisi ekonomi global. Artikel ini mengkaji potensi dampak masa depan dari peristiwa ini terhadap kondisi geopolitik dan stabilitas ekonomi, dengan mempertimbangkan kompleksitas aliansi, konflik, dan tindakan pembalasan yang dapat muncul setelahnya.
Ismail Haniyeh, Pimpinan Hamas yang terbunuh di Iran oleh Israel. Sumber: shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ismail Haniyeh, Pimpinan Hamas yang terbunuh di Iran oleh Israel. Sumber: shutterstock.
Pergeseran Lanskap Geopolitik
ADVERTISEMENT
Pembunuhan Haniyeh menunjukkan eskalasi yang disengaja dalam kampanye jangka panjang Israel terhadap Hamas dan kepemimpinannya. Langkah berani ini kemungkinan akan memicu respons beragam dari berbagai pemangku kepentingan di kawasan tersebut dan sekitarnya. Reaksi langsung dari Iran diperkirakan berupa kemarahan, dengan para pemimpin Iran mengutuk pembunuhan tersebut dan bersumpah untuk mendukung Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya sebagai balasannya. Komitmen Iran untuk mendukung Hamas secara historis telah memposisikannya sebagai antagonis utama bagi Israel, karena Teheran telah berupaya memperluas pengaruhnya di antara kelompok-kelompok milisi di wilayah tersebut.
Dalam beberapa tahun mendatang, lanskap geopolitik kemungkinan akan menjadi lebih tidak stabil. Berbagai faksi dalam Hamas mungkin bersatu untuk menegakkan sikap yang lebih agresif terhadap Israel, yang berpotensi menyebabkan peningkatan ketegangan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel dan memfasilitasi peningkatan kekerasan. Munculnya kembali konfrontasi mungkin juga mencerminkan kebencian ideologis yang lebih dalam di wilayah Palestina, di mana faksi-faksi dapat bersaing untuk mendapatkan kepemimpinan, yang selanjutnya memperumit dinamika politik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, reaksi dari negara-negara Arab tetangga, terutama yang sebelumnya menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham, akan menjadi sangat penting. Negara-negara seperti UEA dan Bahrain mungkin menemukan diri mereka dalam rawa diplomatik, menghadapi tekanan dari penduduk mereka untuk berdiri dalam solidaritas dengan perjuangan Palestina sambil menyeimbangkan hubungan strategis mereka dengan Israel. Kelangsungan hidup perjanjian diplomatik yang ada mungkin bergantung pada bagaimana pemerintah menanggapi pembunuhan dan tindakan pembalasan berikutnya dari Hamas dan faksi-faksi sekutu.
Aliansi Regional dan Peran Aktor Non-Negara
Kematian Haniyeh kemungkinan akan memicu evaluasi ulang aliansi di kawasan tersebut. Aktor non-negara, termasuk Hizbullah di Lebanon, dapat meningkatkan dukungan mereka untuk Hamas, membingkai upaya mereka sebagai front bersatu melawan agresi Israel. Hal ini dapat menyebabkan respons yang lebih terkoordinasi di antara kelompok-kelompok yang menentang tindakan Israel, yang berpotensi mengakibatkan konflik multi-front yang dapat mengganggu stabilitas Lebanon dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, negara-negara seperti Turki, yang secara historis mendukung Hamas dan gerakan-gerakan Islam di kawasan tersebut, dapat meningkatkan upaya diplomatik dan bantuan mereka. Hal ini dapat memperkuat blok negara baru yang menantang Israel dan sekutu Baratnya, yang berpotensi menciptakan keretakan antara kekuatan Barat dan negara-negara yang bersekutu dengan Iran dan bahkan dapat menantang batas-batas yang ada yang ditetapkan pasca-Perang Dunia I.
Dampak pada Dinamika Kekuatan Global
Implikasi geopolitik dari pembunuhan Haniyeh melampaui Timur Tengah, memengaruhi bagaimana kekuatan global terlibat dengan kawasan tersebut. Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, akan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menyeimbangkan dukungannya terhadap tindakan militer Israel dengan kebutuhan untuk menstabilkan kawasan dan mengatasi keluhan Palestina. AS mungkin mendapati dirinya semakin dibatasi dalam kemampuannya untuk bertindak, mengingat potensi reaksi keras dari negara-negara Arab dan opini publik global yang mendukung hak-hak Palestina.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Tiongkok dan Rusia mungkin melihat situasi ini sebagai peluang untuk memperluas pengaruh mereka di Timur Tengah. Kedua negara tersebut sering mendukung Iran dan menentang kebijakan AS di kawasan tersebut. Pendekatan diplomatik mereka terhadap negara-negara di Timur Tengah dapat memperoleh daya tarik karena negara-negara mencari kemitraan alternatif mengingat kegagalan Barat dalam mempromosikan perdamaian.
Implikasi Ekonomi: Ketidakstabilan dan Reaksi Pasar
Dampak pembunuhan Haniyeh akan meluas ke kerangka ekonomi global, terutama yang memengaruhi pasar minyak dan komoditas. Setiap eskalasi militer yang signifikan di kawasan tersebut dapat memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan, yang menyebabkan fluktuasi harga minyak dan berdampak pada stabilitas ekonomi global. Timur Tengah tetap menjadi pusat penting produksi minyak, dan ketidakpastian seputar konflik dapat mengirimkan efek berantai yang memengaruhi harga energi, yang sudah rentan terhadap volatilitas karena ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, negara-negara dengan kekuatan militer yang kuat Negara-negara yang memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan kawasan tersebut atau bergantung pada pasokan energi yang stabil, seperti di Eropa dan Asia, mungkin perlu menilai kembali kebijakan dan strategi energi mereka untuk pembelian jangka panjang. Perusahaan mungkin berupaya untuk mendiversifikasi rantai pasokan mereka dan berinvestasi dalam sumber energi alternatif untuk mengurangi risiko yang terkait dengan potensi ketidakstabilan dalam rantai pasokan minyak. Selain itu, tindakan pembalasan pasca-pembunuhan dapat menyebabkan sanksi ekonomi oleh berbagai negara terhadap Israel atau mereka yang mendukung Hamas. Sanksi ini dapat meningkat menjadi konfrontasi perdagangan yang lebih luas yang dapat memengaruhi sektor lain di luar energi, yang mengarah ke lingkungan resesi bagi negara-negara yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Pertimbangan Kemanusiaan dan Prospek Masa Depan
Seiring meningkatnya ketegangan, kondisi kemanusiaan di wilayah yang terkena dampak eskalasi ini, khususnya di Gaza, akan semakin memburuk. Konfrontasi militer yang semakin intensif dapat menyebabkan jatuhnya korban di antara warga sipil, yang menyebabkan krisis kemanusiaan global yang mendesak. Tanggapan internasional dapat mencakup seruan untuk gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan, tetapi intervensi semacam itu dapat menjadi tantangan untuk dilaksanakan di tengah meningkatnya permusuhan. Ke depannya, sangat penting bagi masyarakat internasional untuk terlibat dalam dialog guna mencapai de-eskalasi dan negosiasi sebelum konflik semakin tak terkendali. Diperlukan upaya bersama untuk mengatasi masalah mendasar konflik Israel-Palestina, yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan kini semakin rumit akibat tindakan yang diambil terhadap Haniyeh.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel merupakan titik kritis dengan implikasi jangka panjang yang potensial bagi lanskap geopolitik dan ekonomi global. Reaksi yang dihasilkan dari kekuatan regional, konfigurasi ulang aliansi, dampak pada kekuatan global, dan konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan penting untuk masa depan. Para pemangku kepentingan harus bertindak hati-hati, menyadari keterkaitan dinamika global dan kebutuhan mendesak akan jalur menuju perdamaian dan stabilitas abadi.