news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kecewa dengan RSUD Arifin Achmad Riau, Keluarga Pasien Mengamuk

Konten Media Partner
30 Oktober 2022 10:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jendela loket pelayanan RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, pecah dipukul keluarga pasein yang mengamuk. (Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Jendela loket pelayanan RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, pecah dipukul keluarga pasein yang mengamuk. (Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Keluarga salah satu pasien yang berobat di RSUD Arifin Achmad milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengamuk lantaran lambatnya pelayanan rumah sakit pada Sabtu (29/10) malam.
ADVERTISEMENT
Kemarahan keluarga pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah. Bahkan, kaca jendela rumah sakit dipukul keluarga pasien.
Salah seorang kerabat pasien bernama Maria menceritakan, bahwa korban membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker. Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit yang harus digunakan dalam 5 hari sebelum kedaluwarsa.
Maria menyebutkan, awalnya dia mendapat jawaban dari pihak RSUD Arifin Achmad bahwa untuk stok darah tidak tersedia. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatkan dari anggota Brimob Polda Riau, hingga masyarakat, dan beberapa wartawan. Akhirnya darah terkumpul hingga 20 kantong.
"Setengah jam setelah diminta, kita sebar langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," kata Maria kepada sejumlah wartawan di RSUD Arifin Achmad.
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku bahwa stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa transfusi.
"Kami cek kenapa reagen tidak ada, katanya reagen menipis sejak 2 hari lalu dan habis siang tadi. Baru akan datang Selasa atau Rabu pekan depan, tapi itu juga tidak bisa dipastikan," ucapnya.
Mendengar penjelasan petugas yang tidak masuk akal, salah satu keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca jendela rumah sakit. Sejumlah satpam langsung datang ke lokasi bank darah.
Terkait soal darah yang akan kedaluwarsa jika tidak segera digunakan juga tidak dapat dijawab. Justru petugas bingung dan saling lempar tanggung jawab sesama petugas dan penanggung jawab Bank Darah, dokter Lusiana.
ADVERTISEMENT
"Sementara darah trombosit atau darah putih itu, kata PMI akan kedaluwarsa 5 hari. Jadi tentu keluarga bingung, kalau kedaluwarsa, nanti ke mana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya katanya aman dan akan segera diproses," ucapnya.
Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mamnunah, menanggapi masalah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
"Kita kecewa dengan pelayanan di sini, program Pak Gubernur Riau kan jelas. Pelayanan harus maksimal agar orang Riau tidak berobat ke Malaka atau Singapura, kalau begini bagaimana?" katanya kesal.
Karena tidak puas dengan jawaban dua petugas bank darah di RSUD Arifin Achmad karena tidak ada kepastian, sehingga terjadi cekcok. Padahal, pasien bernama Hironimus Patut Pahur sedang bertaruh nyawa dengan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
"Awalnya petugas bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tiba-tiba setelah ribut baru bilang reagen sudah ada. Padahal katanya Selasa atau Rabu depan baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut baru semua masalah dikerjakan," kata Maria.
ADVERTISEMENT
Keributan pun sampai ke telinga Gubernur Riau, Syamsuar, dan memerintahkan Direktur RSUD Arifin Achmad untuk mengecek masalah yang terjadi.
Hingga akhirnya, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mamnunah, datang menghampiri kerabat dari pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi tersebut.
Wan Fajriatul yang merupakan anak mantan Gubernur Riau, Wan Abu Bakar, itu mengakui kesalahan petugas. Dia meminta maaf kepada kerabat pasien.
"Kami meminta maaf kepada keluarga pasien, ini memang kesalahan dari petugas kami," kata Fajriatul.