Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
5 Penyebab Donat Tidak Mulus dan Cara Menghindarinya
13 Mei 2025 13:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penyebab donat tidak mulus kerap kali menjadi keluhan umum bagi penggemar baking yang sedang bereksperimen di dapur. Meskipun rasanya tetap enak, tampilan donat yang kasar dan tidak rata bisa mengurangi daya tarik visualnya.
ADVERTISEMENT
Permukaan yang retak atau bergelombang sering kali menunjukkan adanya kesalahan dalam proses pembuatan adonan.
Penyebab Donat Tidak Mulus
Penyebab donat tidak mulus sering kali berasal dari proses awal pembuatan adonan yang kurang tepat.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hasil akhir tekstur permukaan donat, dan semuanya bisa dihindari dengan langkah yang benar.
Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab dan cara menghindarinya, dikutip dari sallysbakingaddiction.com.
1. Adonan Kurang Diulet atau Tidak Elastis
Adonan yang belum cukup diulet akan menghasilkan donat dengan tekstur permukaan yang pecah, retak, atau bahkan bergelombang saat digoreng.
Proses ulen berfungsi mengembangkan jaringan gluten yang akan menjadikan adonan lentur, halus, dan mampu menahan gas saat fermentasi.
Ketika adonan tidak lentur dan tidak mampu meregang, permukaan donat akan mudah sobek saat digoreng. Untuk menghindarinya, adonan perlu diulen hingga terasa elastis, halus, dan tidak mudah robek saat ditarik.
ADVERTISEMENT
2. Kurang Istirahat Saat Fermentasi Pertama
Waktu istirahat adonan sangat memengaruhi hasil akhir karena selama fermentasi, gluten akan berkembang dan udara tersebar secara merata dalam adonan.
Jika fermentasi dilakukan terlalu singkat, struktur gluten belum terbentuk sempurna, menyebabkan permukaan donat terlihat kaku dan tidak mulus.
Biarkan adonan mengembang dua kali lipat ukurannya pada suhu ruang selama sekitar 45–60 menit sebelum mulai membentuknya menjadi bulatan.
Proses ini memungkinkan pembentukan permukaan yang halus dan empuk setelah digoreng.
3. Adonan Terlalu Kering atau Terlalu Banyak Tepung
Kelebihan tepung saat menguleni bisa menyebabkan tekstur adonan menjadi kasar dan keras.
Ketika digoreng, donat dengan adonan kering tidak dapat mengembang dengan baik dan menghasilkan kulit luar yang kaku serta permukaan yang retak-retak.
Untuk menghindarinya, gunakan tepung seminimal mungkin hanya untuk mencegah lengket di tangan atau meja kerja. Sebaiknya tambahkan tepung sedikit demi sedikit dan hentikan saat adonan terasa lembut namun tidak lengket.
ADVERTISEMENT
4. Teknik Membentuk Donat yang Tidak Rapi
Proses pembentukan bulatan donat juga turut menentukan hasil akhir permukaannya.
Jika bentuk donat tidak dibulatkan dengan benar atau ada lipatan yang tidak terselip rapi di bawah, maka area tersebut akan mengganggu pengembangan adonan saat digoreng. Hasilnya, donat terlihat bergelombang atau bahkan meledak di satu sisi.
Teknik membulatkan sebaiknya dilakukan dengan tangan yang dilapisi sedikit minyak dan gerakan melingkar untuk menciptakan permukaan yang rata dan tegang di bagian atas.
5. Minyak Goreng Terlalu Panas
Suhu minyak yang terlalu tinggi membuat bagian luar donat langsung mengeras sementara bagian dalam belum sempat mengembang.
Reaksi ini menyebabkan permukaan donat menjadi pecah atau kasar karena tekanan udara dari dalam adonan tidak mampu keluar secara merata.
Gunakan termometer masak atau uji dengan sedikit adonan untuk memastikan suhu minyak berada pada kisaran 160–170 derajat Celsius. Goreng dalam suhu stabil agar donat matang merata dan permukaannya tetap mulus.
ADVERTISEMENT
Penyebab donat tidak mulus dapat diatasi dengan pemahaman yang baik tentang teknik dasar membuat adonan roti. Memastikan adonan elastis, waktu fermentasi cukup, serta teknik membentuk yang benar menjadi kunci keberhasilan. (Suci)