Konten dari Pengguna

Cara Fermentasi Limbah Sayuran agar Menjadi Pupuk Organik

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
9 Desember 2024 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara fermentasi limbah sayuran. Pixabay/Couleur.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara fermentasi limbah sayuran. Pixabay/Couleur.
ADVERTISEMENT
Mengetahui cara fermentasi limbah sayuran menjadi pupuk organik adalah langkah penting untuk mengurangi sampah rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Limbah sayuran yang kerap dianggap tidak berguna dapat diolah menjadi pupuk yang kaya nutrisi. Mengutip dari journal.umpr.ac.id, limbah sayuran mengandung nitrogen dan kalium yang sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Proses fermentasi tidak memerlukan peralatan mahal sehingga cocok untuk dilakukan di rumah. Dengan metode ini, hasil fermentasi selain mengurangi jumlah sampah organik juga meningkatkan hasil pertanian tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.

Cara Fermentasi Limbah Sayuran

Ilustrasi cara fermentasi limbah sayuran. Pixabay/Herb007.
Cara fermentasi limbah sayuran yang tepat akan memberikan banyak keuntungan untuk kesuburan tanaman. Nutrisi dari sisa sayuran yang terfermentasi lebih mudah diserap tanaman karena sudah diurai oleh mikroorganisme.
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk melakukan fermentasi pada limbah sayuran antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

1. Siapkan bahan dan peralatan

Limbah sayuran segar seperti sisa daun, kulit wortel, atau batang kangkung menjadi bahan utama dalam proses ini. Gunakan juga bahan tambahan berupa:

2. Potong kecil-kecil limbah sayuran

Potong limbah sayuran menjadi bagian kecil agar proses fermentasi berlangsung lebih cepat. Pastikan tidak ada sampah non-organik seperti plastik. Masukkan limbah yang sudah dipotong kecil-kecil ke dalam wadah tertutup.

3. Buat larutan fermentasi

Campurkan EM4, tetes tebu, dan air dalam wadah terpisah. Aduk hingga larutan tercampur rata. Cairan ini berfungsi sebagai aktivator untuk mempercepat pembentukan mikroorganisme pengurai.

4. Proses fermentasi

Tuangkan larutan fermentasi ke dalam ember yang berisi limbah sayuran. Aduk perlahan hingga semua bagian limbah terkena larutan.
ADVERTISEMENT
Pastikan wadah ditutup rapat untuk menghindari masuknya udara yang dapat menghambat fermentasi. Simpan ember di tempat teduh selama 7–14 hari.
Selama proses, periksa kondisi fermentasi setiap 3–4 hari. Fermentasi yang berhasil menghasilkan aroma asam manis, bukan bau busuk. Jika tercium bau busuk, tambahkan tetes tebu atau aduk kembali campurannya.

5. Penggunaan hasil fermentasi

Setelah fermentasi selesai, saring campuran untuk memisahkan cairan dan ampas. Pupuk cair dapat langsung digunakan dengan mencampurkannya ke air dengan perbandingan 1:10.
Sementara itu, ampasnya bisa digunakan sebagai kompos untuk meningkatkan struktur tanah.
Cara fermentasi limbah sayuran yang tepat akan memberikan manfaat besar bagi pertanian dan lingkungan. Proses ini sederhana, hemat biaya, dan menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang dapat menggantikan pupuk kimia. (rudin)
ADVERTISEMENT