Konten dari Pengguna

Cara Fermentasi Roti yang Benar agar Tidak Gagal

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
9 Desember 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Fermentasi Roti yang Benar agar Tidak Gagal, Unsplash/Pablo Lancaster Jones
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Fermentasi Roti yang Benar agar Tidak Gagal, Unsplash/Pablo Lancaster Jones
ADVERTISEMENT
Cara fermentasi roti yang benar menghasilkan adonan dengan tekstur lembut dan serat yang halus, menciptakan roti dengan volume yang sempurna dan aroma khas yang menggugah selera.
ADVERTISEMENT
Fermentasi ini tidak hanya memengaruhi tekstur, tetapi juga memperkaya rasa roti melalui pengembangan karakteristik alami dari bahan-bahan seperti tepung dan ragi.

Cara Fermentasi Roti yang Benar

Ilustrasi Cara Fermentasi Roti yang Benar, Unsplash/Dixit Dhinakaran
Mengutip dari chainbaker.com, fermentasi roti adalah proses penting untuk menghasilkan tekstur dan rasa yang baik. Berikut adalah cara fermentasi roti yang benar agar tidak gagal.

1. Persiapan Adonan

Mulailah dengan mempersiapkan bahan-bahan berkualitas, seperti tepung terigu protein tinggi, ragi, air, gula, dan garam. Proses ini diawali dengan menguleni adonan hingga kalis elastis.
Adonan yang kalis elastis memiliki struktur gluten yang baik untuk menahan gas hasil fermentasi. Ini penting agar tekstur roti menjadi lembut dan mengembang sempurna.

2. Fermentasi Pertama (Bulk Fermentation)

Setelah adonan selesai diuleni, pindahkan ke dalam wadah bersih yang telah diolesi sedikit minyak agar adonan tidak lengket. Tutup wadah menggunakan kain bersih atau plastik wrap untuk mencegah permukaan adonan menjadi kering.
ADVERTISEMENT
Tempatkan adonan di suhu ruangan sekitar 25-30°C dan biarkan mengembang hingga ukurannya dua kali lipat, biasanya memerlukan waktu 1-2 jam. Jika suhu lebih rendah, proses ini mungkin memerlukan waktu lebih lama.
Pastikan lingkungan fermentasi tidak terlalu panas atau terlalu dingin agar ragi bekerja optimal.

3. Punching Down

Setelah fermentasi pertama selesai, adonan perlu ditekan untuk mengeluarkan gas yang terperangkap. Proses ini membantu redistribusi ragi dalam adonan sehingga fermentasi berikutnya lebih merata.
Selain itu, langkah ini juga memperbaiki tekstur adonan, membuatnya lebih siap untuk dibentuk.

4. Pembentukan Adonan

Bentuk adonan sesuai dengan jenis roti yang diinginkan, misalnya bulat, lonjong, atau mengikuti cetakan tertentu. Sebelum dibentuk lebih lanjut, diamkan adonan sejenak agar gluten rileks. Ini memudahkan proses pembentukan tanpa merusak struktur adonan.
ADVERTISEMENT

5. Fermentasi Kedua (Proofing)

Setelah dibentuk, letakkan adonan di loyang atau cetakan yang telah disiapkan. Diamkan kembali hingga adonan mengembang hampir dua kali lipat ukurannya.
Proses ini biasanya membutuhkan waktu 30-60 menit tergantung pada suhu dan jenis adonan. Proofing yang tepat akan memastikan adonan mengembang maksimal tanpa kehilangan bentuknya saat dipanggang.

6. Pengecekan Adonan

Sebelum memanggang, lakukan tes jari untuk memastikan proofing sudah cukup.
Caranya, tekan ringan permukaan adonan dengan jari. Jika bekas tekanan kembali perlahan, artinya adonan sudah siap dipanggang. Jika adonan tidak kembali atau terlalu cepat kembali, proses proofing perlu disesuaikan.
Itulah penjelasan mengenai cara fermentasi roti yang benar agar tidak gagal.