Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kamu Tidak Harus Selalu Kuat Kok!
16 Desember 2021 17:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shafa Najmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Merasa lelah dalam suatu kondisi adalah hal yang wajar kok! Kamu tidak perlu menolak perasaan tersebut karena setiap manusia akan mengalami fase lelah dalam menghadapi suatu kondisi tertentu. Memang terkadang, orang lain selalu menguatkan dengan kata-kata manisnya, tetapi perlu diketahui bahwa menjadi lemah pun bukanlah selalu merujuk kepada hal yang negatif.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa selalu menjadi kuat dan menolak emosi negatif dan perasaan lelah akan berujung pada toxic positivity loh! Menurut Konstantin Lukin Ph.D. (2019), toxic positivity adalah fenomena di saat individu tidak sepenuhnya mengakui, memproses, atau mengelola seluruh spektrum emosi, termasuk kemarahan dan kesedihan.
Menolak dan menghindari emosi negatif akan membawa jauh lebih besar emosi tersebut karena terus dipendam dan tidak diproses oleh tubuh. Mental yang tertekan akibat emosi negatif tidak tersalurkan akan menjadi salah satu penyebab stres. Terkadang, bukan diri sendiri yang menolak emosi negatif ini, justru lingkungan sekitarlah yang memaksa untuk memendam itu.
Ciri-ciri orang yang menolak emosi negatifmu dan layak untuk dihindari salah satunya adalah seseorang yang menyuruhmu agar selalu tetap positif, mengambil sisi baik atau hikmah dari kejadian buruk yang kamu alami, ataupun bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Hal ini dapat menghentikan apa yang ingin kamu ceritakan mengenai kejadian itu dan menolak perasaan yang dirasakan olehmu.
ADVERTISEMENT
Setelah mengenal toxic positivity, Yuk sama-sama kita hindari dengan langkah berikut!
1. Bersikap realistis dengan apa yang dirasakan
Jika terdapat suatu hal yang tidak kamu harapkan, tidak masalah dan sangatlah wajar jika kamu merasa sedih dan kecewa. Tidak perlu menahan diri dari rasa sedih karena sedih bukanlah hal yang negatif.
2. Kelola emosi negatif dan tidak menahannya
Dalam menghadapi suatu kondisi yang sulit terkadang emosi negatif tidak terkontrol. Maka dari itu, kamu bisa mencoba untuk mengelola emosi dengan melampiaskannya kepada hal yang baik. Contohnya adalah dengan mendengarkan musik sambil bernyanyi, kamu dapat meluapkan rasa marah ataupun kecewa sekaligus meringankannya.
3. Dalam menghadapi masalah, tidak apa-apa untuk merasakan lebih dari satu perasaan
Perasaan sedih, marah, kecewa, bahkan putus asa terkadang kita alami secara bersamaan karena suatu hal buruk yang terjadi dalam kehidupan kita. Tidak apa-apa untuk merasakannya secara bersamaan, tetapi perlu diperhatikan cara mengatasinya agar hal tersebut tidak berujung pada sesuatu yang negatif. Untuk meringankan perasaan ini, kamu dapat mencurahkannya kepada orang terdekat atau menulisnya dalam diary loh! Jadi, jangan biarkan dirimu merasakan permasalahan yang berat ini sendiri!
ADVERTISEMENT
4. Jika menghadapi teman yang sedang merasa sedih, berikanlah simpati dengan menghindari kalimat toxic positivity
Untuk menunjukkan rasa simpati dan mendukung seseorang yang sedang merasa sedih, kamu dapat menggunakan kalimat-kalimat, seperti :
“Aku akan selalu di sini mendengarkanmu”
“Itu pasti sangat sulit, semoga akan segera membaik”
“Hal buruk kadang terjadi tidak terduga ya? Apa yang bisa aku bantu?”
“Kegagalan adalah bagian dari kehidupan kok! Aku yakin kalo kamu bisa melaluinya dengan bijak!”
“Perasaan yang kamu rasakan tidak salah kok, aku juga akan seperti itu jika ada di posisimu!”
5. Usahakan untuk lebih mendengar dan memberi dukungan kepada seseorang yang sedang mengalami hal sulit
Seseorang yang sedang mengalami hal sulit hanya butuh didengar dan didukung oleh orang-orang terdekatnya. Jadi, usahakan jika kamu berada di posisi pendengar maka tidak perlu menyalahkan hal yang sudah terjadi. Cukup dengan mendengar dan mendukung, seseorang yang mengalami hal sulit akan lebih dimengerti.
ADVERTISEMENT
Tenang saja, emosi negatif seperti marah dan sedih adalah kodrat manusia. Dengan mengetahui, memahami, dan mengatasi emosi negatif akan memberikan sesuatu yang positif terhadap mental diri sendiri. Mulailah menerima emosi negatif pada diri sendiri dan orang lain jika sedang mengalami hal sulit karena dengan hal itu kita akan akan lebih mampu mengontrol diri dan menerima lebih banyak dukungan autentik dalam menghadapi sesuatu yang tidak mudah.
Referensi :
Bonanno, G. A., & Burton, C. L. (2013). Regulatory flexibility: An individual differences perspective on coping and emotion regulation. Perspectives on Psychological Science, 8(6), 591-612.
Campbell-Sills, L., Barlow, D. H., Brown, T. A., & Hofmann, S. G. (2006). Acceptability and suppression of negative emotion in anxiety and mood disorders. Emotion, 6(4), 587–595.
ADVERTISEMENT
Lukin, Konstantin Ph.D. Toxic Positivity: Don’t Always Look on the Bright Side. August 1, 2019. Psychology Today.