Kesehatan dan Budaya : Fenomena Pengobatan Alternatif dan Komunikasi Magis

Shilva Nursafitri
Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
22 November 2022 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shilva Nursafitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alat perantara pengobatan alternatif. Sumber foto : unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alat perantara pengobatan alternatif. Sumber foto : unsplash.com
ADVERTISEMENT
Kesehatan merupakan hal penting dalam menjalani aktivitas dan produktivitas keseharian. Teknologi penunjang kesehatan kini semakin modern dan tenaga kesehatan pun makin banyak spesialisasinya. Namun, dibalik kemajuan bidang kesehatan dan kampanye tentang peduli sehat, akses pengobatan modern masih sulit dijangkau oleh beberapa kalangan masyarakat di area tertentu dan pilihan pengobatan yang mereka jalani biasanya kepada “orang pintar” di kampungnya alih-alih ke dokter. Masyarakat menganggap penyakit dan pengobatannya dengan cara unik yang berangkat dari pengalaman sakit, faktor, dan cara penyembuhannya dipengaruhi budaya praktis yang diturunkan dari masa ke masa oleh nenek moyang atau sudah terinternalisasi dalam budaya masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh pengobatan alternatif yang cukup mengguncangkan masyarakat Indonesia yaitu “Ningsih Tinampi” dari Pasuruan, Jawa Timur. Perempuan yang dianggap sakti itu dulu hanya pegawai perusahaan bagian listrik di Sampoerna dan menjalani bisnis catering. Eksistensinya berawal dari pemanfaatan sosial media yang mempromosikan pengobatannya yang jadi makin viral. Budaya Indonesia yang masih lekat dengan hal mistis dapat tereksternalisasi dalam masyarakat dengan cara turut meramaikan pengobatan alternatif, kemudian dilegitimasi karena ada pengaruh sosial media yang menjadikan masyarakat berbondong-bondong untuk memilih pengobatan di Ningsih Tinampi dan semakin terobjektivikasi bahwa pengobatan yang tidak dapat disembuhkan oleh medis, dapat langsung disembuhkan oleh Ningsih Tinampi, kemudian terinternalisasikan dalam setiap individu di Masyarakat bahwa apapun yang dilakukan oleh Ningsih Tinampi adalah pengobatan yang terbaik. Sehingga, apapun yang dikatakan Ningsih Tinampi menjadi acuan utama dan memberi sugesti paling benar, hingga masyarakat rela menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta untuk pengobatan alternatif tersebut hingga merugikan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perilaku individu akan mengarahkan kepada segala tindakan serta upaya yang mengarah kepada mencari pengobatan untuk mendapatkan tujuan dalam membuat keadaan yang lebih baik. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa menjaga kesehatan merupakan salah satu realita sosial budaya yang kompleks melibatkan banyak faktor didalam kehidupan masyarakat secara umum dan khusus (Sumirat, n.d.). Metode penanganan penyakit yang diderita oleh masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor serta bentuk penanganan yang dilakukan ,terdapat dua macam yakni sistem medis yang ditangani secara konvensional dengan melalui pengobatan dan penanganan atau tindakan medis, dan alternatif (Sunanto Kamanto 2009). Pemahaman tentang makna kesehatan pada masyarakat berbeda, didalamnya terdapat beragam perbedaan terkait keadaan yang berbeda seperti pemahaman pengetahuan,latar belakang pendidikan,budaya,tradisi bahkan pada negara maju masi ditemukan perbedaan konsep tentang kesehatan baik dalam hal penanganan permasalahan kesehatan serta tindakan yang akan dilakukan ,hal ini karena faktor perilaku, budaya dan lingkungan (Herlina 2017) . Pemilihan tempat pelayanan pengobatan oleh masyarakat menurut Young (1980) banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keinginan yang didasari atas kebutuhan kesehatan, pengetahuan tentang cara penyembuhan,kepercayaan manusia terhadap efektivitas dari berbagai pilihan pengobatan, kemudahan atau keringanan biaya, terpenuhinya fasilitas yang baik (Husaini et al. 2017). Salah satu pengobatan yang kini banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia terutama yang tinggal didaerah adalah pengobatan alternatif.
ADVERTISEMENT
Fenomena Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi
Pengobatan alternatif Ningsih Tinampi bermula dari kondisi rumah tangganya yang hancur, pasalnya suami Ningsih Tinampi selingkuh dan membuat kondisi mentalnya tidak stabil. Demi mengusahakan suaminya kembali padanya,Ningsih mengunjungi banyak dukun, bahkan dalam sehari ia mengunjungi 6 dukun sekaligus dan menghabiskan jutaan uang. Hingga salah satu dukun membisikan bahwa suaminya itu tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat disembuhkan oleh ilmu yang ada dalam diri Ningsih yang telah ada sejak dalam kandungan. Ilmu Alfatihah menjadi identitas ilmu yang dimiliki oleh Ningsih dan digunakannya sebagai doa penyembuh untuk para pasiennya. Dalam video yang di unggahnya dalam Youtube, nampak Ningsih melakukan gerakan-gerakan seakan sedang mengeluarkan “penyakit” dari dalam tubuh sang pasien, seperti menepuk hingga menunjuk-nunjuk. Ujarnya sedang berkomunikasi secara magis dengan demit yang ada dalam tubuh pasien, dan segala ucapan Ningsih selalu direspon oleh gerakan aneh dari sang pasien.
ADVERTISEMENT
Kontroversi Ningsih bermula dari kontennya yang dapat memasukkan corona dalam tubuhnya dan memberikan testimoni terkait kondisi ketika tubuh terkena virus covid-19, “siapa saja warga Indonesia yang takut dengan Corona atau pun kena Corona, ini obat produksi Pandaan, insyaallah semua tahu,” promosinya di unggahan konten Youtubenya. Ningsih juga menjelaskan cara pakai obat yang dijualnya “obat ini untuk penyembuhan corona. Di kedokteran banyak yang kenal obat ini. Dengan izin Allah, Insyaallah sembuh. Cara minumnya, satu sendok teh, kalau nggak bisa langsung, bisa dicampur air, campur madu juga bisa,” terangnya. Obat itu, disebut ningsih bukan hanya untuk Corona saja.” ini bukan untuk Corona saja, segala penyakit bisa. Termasuk lambung, ini mau tak doain semua,” ungkapnya sambil menunjuk ke botol-botol obat yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
Komunikasi Magis dan Sugesti Masyarakat
Ningsih diduga tak benar-benar memiliki kemampuan gaib untuk menyembuhkan penyakit dan anggapan bahwa pengobatannya hanya menggunakan efek plasebo atau trik sugesti. Efek plasebo yaitu perawatan medis yang sebenarnya tidak memiliki efek manfaat bagi kesehatan manusia, namun manusia yang menerimanya merasa mendapatkan manfaat. Menurut dr.Tania Savitri plasebo adalah metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal. Plasebo mendapat stigma sebagai obat kosong karena tidak mengandung bahan aktif yang dimaksudkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Orang yang menerima plasebo tidak menyadari bahwa dirinya menggunakan obat kosong, sehingga percaya bahwa mereka minum obat asli dan mengalami kemajuan dari konsumsi obat atau dalam hal ini pengobatan gaib dari Ningsih Tinampi. Padahal, sebenarnya tidak ada efeknya sama sekali. Dampak psikologi dimainkan dalam hal ini, pengobatan alternatif Ningsih Tinampi telah diteliti oleh Ikatan Dokter Indonesia mengapa efektif, karena pemberian harapan untuk sembuh yang muncul dengan diberi sugesti dan diresepkan obat tertentu. Efek plasebo bekerja karena pada dasarnya tubuh dan pikiran kita saling terhubung dengan sistem yang kompleks. Dengan merangsang pikiran dengan hal-hal yang positif sehingga akan memberikan peningkatan mood psikologis dan terbukti mengatasi rasa sakit. Namun, dalam pengobatan alternatif Ningsih Tinampi, menyalahgunakan efek plasebo untuk mempengaruhi publik demi tujuan pemasaran.
ADVERTISEMENT
Tinjauan Teori Kontruksi Sosial dikaitkan dengan Fenomena
Peter L.Berger memfokuskan bahwa realitas merupakan hasil dari konstruksi sosial. Kenyataan sosial dipahami secara objektif, namun maknanya berasal dari hubungan subjektif (individu atau aktor) dengan dunia objektif. Asumsi analisis konstruksi sosial tentang kenyataan sosial, adalah : Pertama, masyarakat sebagai realitas objektif memandang bahwa struktur sosial yang mempengaruhi individu. Cara bertindak, berfikir dan bersifat memaksa dan umum. Karakteristiknya, eksternal yaitu di luar individu, hal tersebut ada dan akan tetap ada setelah individu tiada. Determined/coercive yaitu memaksa individu agar selalu sesuai dengan fakta sosial. General, yaitu tersebar luar dalam komunitas /masyarakat, milik bersama, bukan milik individu. Semua proses yang disebutkan di atas dikenal sebagai objektifikasi karena gejala sosial mempengaruhi perilaku individu dan fakta yang rill dan empirik.
ADVERTISEMENT
Kedua, masyarakat sebagai realitas subjektif memahami realitas masyarakat sebagai bagian dari kesadaran, bukan merupakan sesuatu yang asing, karena adanya proses internalisasi atau proses sosialisasi. Kemungkinan sosialisasi yang tidak sempurna itu membentuk suatu realitas baru atau eksternalisasi. Ketiga, hubungan antara masyarakat dan individu saling memengaruhi dengan masyarakat membentuk individu melalui proses objektivikasi, karena proses internalisasi atau sosialisasi tidak pernah sempurna, maka masyarakat dibentuk oleh individu secara bersama melalui proses eksternalisasi. Sesuatu yang dibentuk oleh individu secara bersama mengalami proses kristalisasi sebagai sesuatu yang objektif, proses tersebut dilakukan melalui objektivikasi. Dengan Demikian, kenyataan sosial merupakan proses dialektika antara objektivikasi, internalisasi, dan eksternalisasi. (Damsar, 2015)
Proses dialektika konstruksi sosial bermula dari proses eksternalisasi yaitu proses penyesuaian diri dengan dunia sosio kultural sebagai produk manusia, di dalamnya terdapat proses pertukaran pengetahuan tentang nilai tersebut, sehingga pengetahuan akan nilai tersebut dapat dikomunikasikan di dalam anggota masyarakat. Fenomena Ningsih Tinampi bermula pada kontennya yang dapat menyembuhkan penyakit langka non medis, hingga banyak masyarakat yang mendatangi alih-alih daya tarik kontennya. Ningsih tinimapi terus mengeksternalisasikan kemampuan dirinya dalam pengobatan alternatif untuk menarik masyarakat agar berobat kepadanya. Proses eksternalisasi ini diyakini benar oleh beberapa orang dan masuk kepada proses objektivikasi. Beberapa orang yang telah berobat ke Ningsih Tinampi memberikan testimoni dalam media sosialnya dan diunggah, kemudian yang lainnya yang telah berobat melakukan hal serupa dan beberapa orang memberikan legitimasi bahwa pengobatan di Ningsih Tinampi manjur dan dapat memberikan kesembuhan. Akhirnya, masuk dalam proses internalisasi, bahwa pengobatan terbaik dizaman yang sudah modern kini tidak hanya melalui medis dan dokter. Namun, ada pengobatan alternatif Ningsih Tinampi yang sudah terbukti jelas dapat menyembuhkan penyakit yang tidak terdiagnosis oleh dokter. Masyarakat yang awam dengan tidak sengaja melihat konten dan testimoni yang diunggah oleh pasien Ningsih Tinampi yang “katanya” sudah sembuh ikut memberikan reaksi dan menginternalisasikan dalam dirinya bahwa pengobatan tidak harus ke dokter.
ADVERTISEMENT
Melihat realita sosial di masyarakat tentang pengobatan alternatif yang dipilih, menunjukkan tindakan individu yang dipengaruhi oleh realita masyarakat pemilihan pengobatan alternatif yang didasari dari beberapa pertimbangan antara lain authority (otoritas), traditions (tradisi), common sense (akal sehat), personal experience (pengalaman pribadi), dan research (penelitian) (Rachman, Ilmi, and Mulyani 2020). Authority (otoritas) menunjukkan bahwa pengaruh penguasaan, kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang akan memberikan suatu nilai yang bermakna kebenaran.Tradision( tradisi) yakni ketika mempertahankan nilai-nilai yang telah melembaga atau menjadikan peristiwa masa lalu sebagai rujukan kebenaran. Pengalaman pribadi juga terkadang mempunyai kelemahan, di antaranya: generalisasi berlebihan, observasi selektif, dan kesimpulan yang prematur. Penelitian yang pernah dialami dan dijadikan pelajaran untuk solusi permasalahannya (Rahman, Sulthonie, and Solihin 2018).
ADVERTISEMENT
Penutup
Masalah kesehatan dimaknai oleh masyarakat dengan cara beragam menyesuaikan latar belakang budaya, ekonomi, pendidikan dan lingkungannya. Beberapa orang ada yang memilih untuk melakukan pengobatan medis dengan mendatangi rumah sakit atau klinik dokter dan sebagian yang lain menggunakan pengobatan alternatif. Ningsih Tinampi menjadi ikon pengobatan alternatif ditengah teknologi kedokteran di Indonesia yang sudah berkembang. Kontroversi yang bisa mendatangkan nabi dan malaikat juga menemukan obat covid-19 menjadi hal yang harus dikritisi masyarakat sebelum memilih sebagai pengobatan, karena perilaku dan tindakan dalam memilih metode pengobatan hendaknya didasari dengan kredibilitas dan opini positif pada tempat pengobatan.
Daftar Pustaka
Berger, Peter L. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Edited by Frans M Parera. 11thed. Jakarta: LP3ES.
ADVERTISEMENT
Dharma, Ferry Adhi. 2018. “Konstruksi Realitas Sosial : Pemikiran Peter L . Berger About Social Reality” 7 (1): 1–9.
Herlina, Muria. 2017. Sosiologi Kesehatan Paradigma Konstruksi Sosial.
Husaini, Fauzie Rahman, Lenie Marlinae, Atikah Rahayu, Kusnindyah Praedevy, Dian Rosadi, Nur Laily, and Anggun Wulandari. 2017. “Buku Ajar Antropologi Sosial Kesehatan.” Antropologi Sosial Kesehatan, 1–226. Dharma, Ferry Adhi. 2018. “Konstruksi Realitas Sosial : Pemikiran Peter L . Berger About Social Reality” 7 (1): 1–9.
Pengobatan Tradisional Religius‟ Kajian Di Masyarakat Perdesaan Jawa Barat.” Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat 14 (2): 100. https://doi.org/10.23971/jsam.v14i2.724.
Rahman, Mohammad Taufiq, Ahmad Agus Sulthonie, and Solihin Solihin. 2018. “„Sosiologi Informasi
Ritzer, George. 2018. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Edited by Alimanda. 13thed. Depok: Rajawali Pers
ADVERTISEMENT
Sumirat, wayah langit ett.all. n.d. “Perilaku Masyarakat Pada Pengobatan Alternatif.” Pendidikan Sosiologi, 1–15. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sunanto Kamanto. 2009. Sosiologi Kesehatan. 2nded. Jakarta: Universitas Terbuka. Herlina, Muria. 2017. Sosiologi Kesehatan Paradigma Konstruksi Sosial.