Penjelasan Ending Aftersun yang Bikin Penasaran

Ilustrasi penjelasan ending Aftersun. Foto: Unsplash.com/Piotr Cichosz

Penjelasan ending Aftersun sering kali memancing rasa penasaran karena kisahnya ditutup dengan makna yang terbuka dan emosional.

Film karya Charlotte Wells ini menggambarkan hubungan ayah dan anak yang terjalin hangat, tetapi perlahan terungkap penuh kerumitan batin yang menyayat hati.

Setiap fragmen adegan yang ditampilkan terasa seperti potongan kenangan yang samar, mengajak penonton menelusuri kembali arti kehilangan dan cinta yang tak sempat terucap.

Penjelasan Ending Aftersun

Ilustrasi nonton Aftersun. Foto: Unsplash.com/Glenn Carstens-Peters

Dikutip dari screenrant.com, berikut adalah penjelasan ending Aftersun yang menghadirkan lapisan emosi mendalam antara kenangan masa lalu dan pemahaman diri di masa kini.

Pada bagian akhir, penonton diperlihatkan momen ketika Calum dan Sophie menari bersama di malam terakhir liburan. Adegan itu tampak sederhana, tapi diselingi potongan gambar Calum menari sendirian di sebuah rave yang misterius.

Momen tersebut menyiratkan simbol kuat tentang perpisahan dan kondisi batin Calum yang terperangkap dalam kesepian serta tekanan hidup yang sulit diatasi.

Film ini dengan lembut menggambarkan sisi rapuh seorang ayah yang berjuang menutupi kesedihannya di hadapan anaknya.

Sejumlah tanda seperti tatapan kosong, kebiasaan menyendiri, hingga kebiasaannya menenangkan diri lewat meditasi dan Tai Chi menunjukkan beban batin yang berat.

Calum juga pernah mengungkapkan pada seorang instruktur selam bahwa dirinya terkejut masih hidup di usia tiga puluh dan tidak yakin akan mencapai usia empat puluh.

Pernyataan itu menjadi petunjuk bahwa ia tengah berada dalam fase putus asa yang sulit dijelaskan secara terbuka.

Sophie kecil tidak memahami penderitaan sang ayah. Ia menikmati liburan dengan penuh tawa, tanpa menyadari bahwa di balik senyum itu tersimpan luka mendalam.

Setelah dewasa, Sophie menonton kembali video masa kecilnya untuk mencari makna di balik setiap momen yang terekam.

Adegan ini memperlihatkan upaya memahami sosok ayah yang pernah begitu dicintai, sekaligus menerima kenyataan pahit yang baru disadari bertahun-tahun kemudian.

Karpet yang tergantung di apartemen Sophie dewasa menjadi simbol kasih sayang yang tidak pernah hilang. Dulu, Calum membeli karpet itu secara diam-diam setelah berpura-pura tidak mampu membelinya.

Karpet tersebut kini menjadi kenangan abadi dari cinta seorang ayah yang selalu ingin memberikan kebahagiaan bagi anaknya, meski hidupnya dipenuhi keterbatasan.

Setiap detail di film ini seolah menyimpan pesan tersembunyi tentang bentuk cinta yang tak selalu bisa diucapkan dengan kata-kata.

Musik “Under Pressure” yang mengiringi tarian terakhir Calum dan Sophie memegang arti penting dalam konteks emosional cerita.

Liriknya mencerminkan tekanan hidup yang dialami Calum, namun dalam tarian itu, ia tetap berusaha menunjukkan kasih dan kehangatan pada putrinya.

Tarian tersebut menjadi momen perpisahan tanpa dialog, sebuah kenangan terakhir yang indah sekaligus memilukan. Lagu itu juga memperkuat tema utama film: cinta yang bertahan di tengah penderitaan dan tekanan batin.

Adegan terakhir menampilkan Calum berjalan di lorong terang sebelum memasuki sebuah rave, yang menjadi visualisasi dari pergulatan mental yang tak terselesaikan.

Di sisi lain, Sophie dewasa akhirnya dapat menerima bahwa kenangan masa kecilnya bukan hanya tentang kesedihan, tetapi juga tentang cinta yang tulus dan tak lekang waktu.

Charlotte Wells menyatukan berbagai lapisan waktu, yakni masa lalu, masa kini, dan ruang batin, dalam satu kesimpulan puitis yang mengajak penonton merenungi makna kehilangan dengan cara yang lembut namun mendalam.

Sebagai penutup, penjelasan ending Aftersun menegaskan bahwa film ini tidak hanya bercerita tentang duka, tetapi juga tentang penerimaan, cinta, dan upaya memahami seseorang yang telah pergi melalui kenangan yang tak pernah pudar. (Khoirul)

Baca Juga: Now You See Me: Now You Don't Kapan Tayang di Indonesia? Inilah Jadwalnya