Vape Sebabkan Disfungsi Ereksi? Ini Hasil Penelitiannya

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 8:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Vape Sebabkan Disfungsi Ereksi? Ini Hasil Penelitiannya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu persiapan menjelang pernikahan adalah menjaga kesehatan. Tak hanya bagi calon pengantin wanita, calon pengantin pria pun harus menjaga kesehatan dirinya. Namun sayang, masih banyak calon penganti pria yang masih menggunakan vape. Padahal, vape bisa berbahaya bagi kesehatan, terlebih vape ternyata bisa mengakibatkan disfungsi ereksi.
ADVERTISEMENT
Apa hubungan vape dan disfungsi ereksi?
Hubungannya terletak pada kandungan nikotin di dalam vape. Ya, vape merupakan rokok elektronik yang menampung nikotin cair yang diuapkan dan dihirup oleh pengguna. Banyak yang percaya ini adalah cara yang lebih aman untuk mengonsumsi nikotin, tapi ternyata itu adalah anggapan yang salah.
Nikotin adalah zat yang sangat adiktif (menimbulkan kecanduan) yang ditemukan secara alami dalam tembakau. Ketika dimasukkan ke dalam tubuh, terlepas dari metodenya, itu merangsang sistem saraf pusat untuk melepaskan hormon adrenalin -respons kimia yang biasanya dikaitkan dengan situasi stres atau berbahaya.
Nah, pelepasan adrenalin memicu beberapa perubahan fisiologis dalam sistem kardiovaskular tubuh, termasuk peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, nikotin itu sendiri memiliki efek vaso-konstriksi, yang berarti menyusut dan mengencangkan pembuluh darah, yang bisa mengurangi jumlah darah yang dapat mengalir melaluinya. Ini mengurangi kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen secara efektif dan dapat menyebabkan tingkat energi yang lebih rendah dan sesak napas.
Dan yang menakutkannya lagi, ternyata ada banyak bukti bahwa nikotin dapat dikaitkan dengan disfungsi ereksi pada pria, tanpa memandang usia dan kondisi kesehatan lainnya.
Apa sebenarnya disfungsi ereksi?
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual. Nah, untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi tergantung pada aliran darah yang kuat dan stabil ke dalam jaringan spons dan otot polos penis.
Selama gairah seksual, bahan kimia tertentu di lapisan pembuluh darah di penis memungkinkan otot penis rileks dan menerima aliran darah tambahan. Bahan kimia yang sama ini kemudian membuat “segel” untuk "menjebak" darah di penis dan menciptakan ereksi.
ADVERTISEMENT
Seperti disebutkan sebelumnya, nikotin menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengurangi aliran darah ke semua organ, termasuk penis. Oleh karena itu, pria yang menggunakan vape (yang mengandung nikotin), berisiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi.
Kesehatan seksual kemudian dapat berkurang oleh respons emosional pria terhadap terjadinya disfungsi ereksi ini, yang mungkin termasuk rasa malu, depresi, kecemasan, dan perasaan tidak mampu di hadapan pasangan.
Selain itu, efek vape terhadap kesehatan seksual pada pria didukung oleh semakin banyak penelitian yang mengaitkan penggunaannya dengan disfungsi ereksi, hilangnya libido, dan waktu gairah yang lebih lambat.
Faktanya, telah ditemukan bahwa pria yang melakukan vaping setiap hari lebih dari dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi, jika dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah vaping.
ADVERTISEMENT
Penelitian juga menunjukkan bahwa masalah kesehatan, termasuk masalah kesehatan seksual, berhubungan langsung dengan seberapa banyak dan seberapa sering nikotin digunakan. Dengan kata lain, semakin banyak kita menghirup vape, semakin buruk efeknya pada semua aspek kesehatan, termasuk kesehatan seksual bagi pria.
“Dalam satu penelitian terhadap lebih dari 13.000 pria, sekitar 4,8 persen melaporkan penggunaan rokok elektrik dan dua kali lebih mungkin melaporkan disfungsi ereksi,” kata Nannan Thirumavalavan, MD, seorang ahli urologi dengan spesialisasi infertilitas pria dan disfungsi seksual.
“Risiko disfungsi ereksi bahkan lebih tinggi untuk pria yang sebelumnya merokok biasa sebelum beralih ke vaping. Hubungan ini berlaku tanpa memandang usia dan faktor risiko lainnya, termasuk penyakit kardiovaskular,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebuah penelitian dalam webmd.com menyebutkan bahwa disfungsi ereksi dialami 20,7% pria yang menggunakan vape dalam penelitian tersebut. Namun, tak tertutup kemungkinan ada komponen lain dalam e-liquid yang berpotensi memengaruhi fungsi ereksi (tak hanya karena nikotin cair).
Tentu saja, hasil berbagai penelitian di atas cukup bisa membantu kita (atau calon pasangan kita) untuk menentukan, apakah akan terus menggunakan vape atau berhenti. Bagi pria, kehidupan seksual tentu sangat penting. Jadi, jangan sampai salah ambil keputusan, ya!
Photo created by www.freepik.com