Konten dari Pengguna

7 Hal Menarik Seputar Mongolia, Negeri Terkurung Sang Penjelajah Ulung

Sri Remaytin
KBRI Beijing
21 Maret 2021 8:10 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Remaytin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mongolia adalah bukti kejayaan Genghis Khan, seorang penjelajah ulung dan tangguh pada abad ke-13. Walaupun terkurung daratan Rusia dan China, banyak hal menarik yang dapat kita kulik seputar Mongolia.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"With Heaven's aid I have conquered for you a huge empire. But my life was too short to achieve the conquest of the world. That task is left for you."
ADVERTISEMENT
-Genghis Khan-
Pemandangan wilayah pinggir kota Ulaanbaatar, Mongolia dari atas Monumen Genghis Khan. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Itulah tiga frasa bahasa Mongolia yang pertama kali patut diketahui ketika hendak menapaki negeri sang penjelajah ulung, Genghis Khan (baca: Chinggis Khaan) ini. Tulisan Latinnya mirip dengan bahasa Indonesia ya, tetapi untuk lafalnya sangat berbeda.
Tidak pernah terpikir oleh saya untuk belajar bahasa Mongolia sampai pada suatu saat saya didaulat menjadi pewara Resepsi Diplomatik Peringatan ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia dan Peringatan ke-60 Hubungan Bilateral Indonesia-Mongolia di Ulaanbaatar pada tahun 2016. Nama sejumlah tokoh penting Mongolia yang menjadi tamu undangan harus saya sapa dengan tepat.
Untung saja saya dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa setempat yang menjadi instruktur dadakan.
Sahabat-sahabat muda Indonesia di Ulaanbaatar, Mongolia. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Nah, dari mereka pula saya memperoleh cerita menarik seputar Mongolia yang dirangkum dalam tujuh hal sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Ditakdirkan sebagai negara "landlocked" atau negeri terkurung tanpa garis pantai yang diapit oleh Rusia dan China, Mongolia kaya dengan sumber daya alam terutama batu bara.
Gambaran pusat pertambangan batu bara di Mongolia. (Sumber foto: Pixabay)
2. Wilayah Mongolia seluas 1.500 km2 hanya dihuni oleh 3 jutaan penduduk. Kondisi ini berbanding terbalik dengan lebih dari 10 juta populasi penduduk yang tinggal di kota Jakarta yang hanya seluas 660 km2, sehingga masih banyak wilayah yang masih alami, jauh dari suasana kota metropolitan.
Keelokan salah satu sisi wilayah pinggir kota Ulaanbaatar. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Siapa menyangka ini adalah potret sejuknya pemandangan di salah satu sudut ibukota Mongolia. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
3. Dikenal dengan pola hidup masyarakatnya yang nomaden, sekitar 30% dari total penduduk Mongolia merupakan kelompok pengembara yang tinggal di ger. Tidak heran bila restoran dan kafe yang pertama kali saya singgahi di Ulaanbataar mengusung tema "Nomads". Sajian kulinernya pun cukup ekstrem, salah satunya adalah menu kepala kambing rebus. Ayo, siapa yang berani menyantap hidangan spesial ini?
Komplek ger, hunian para pengembara setempat. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Nomads, restoran pertama yang dikunjungi oleh penulis saat tiba di Mongolia. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Hidangan kepala kambing rebus. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
4. Fenomena zud atau dzud merupakan bencana paling menakutkan di mana hewan-hewan mati kelaparan atau tertimbun salju tebal akibat musim dingin akut yang bisa mencapai minus 40 derajat celcius di Mongolia. Bulu yang biasanya lebat pun tidak mempan lagi menjadi pelindung. Sedih ya!
Seekor yak Mongolia berbadan tambun namun berperawakan imut ketika merumput di musim panas. (Sumber foto: Pixabay)
Ilustrasi bencana zud atau dzud yang mematikan ketika musim dingin ekstrem melanda Mongolia. (Sumber foto: www.mongolphoto.tours)
5. Memiliki Festival Naadam, perhelatan akbar tradisional Mongolia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia kategori non bendawi. Festival yang juga dikenal dengan tiga "Permainan Laki-laki" ini menampilkan adu kekuatan bergulat, ketangkasan berkuda dan ketepatan memanah.
Acara pembukaan Festival Naadam. (Sumber foto: Vidor via English Wikipedia)
Kompetisi ketangkasan berkuda bagi anak-anak juga digelar selama Festival Naadaam. (Sumber foto: Pixabay)
6. Masyarakat Mongolia adalah pecinta anak-anak. Perempuan dewasa di negara ini terutama kelompok nomaden rata-rata memiliki empat orang anak. Predikat "honored mothers" atau "para ibu luar biasa (terhormatnya)" disematkan kepada perempuan yang mempunyai lima orang anak atau lebih.
Potret seorang ibu di Mongolia sedang menggendong anak balitanya dengan penuh kehangatan. (Sumber foto: Pixabay)
Keceriaan anak-anak Mongolia. (Sumber foto: Pixabay)
7. Gurun Gobi di Mongolia adalah salah satu lokasi penemuan fosil telur dinosaurus pertama kali. Wah, sebesar apa kira-kira telurnya ya?
Eksotisme Gurun Gobi di Mongolia. (Sumber foto: Pixabay)
Ilustrasi telur dinosaurus. (Sumber foto: Pixabay)
Itulah cerita ringan seputar Mongolia yang saya bawa pulang sebagai oleh-oleh. Walaupun terkurung, Mongolia memiliki sejuta pesona yang ceritanya dapat kita kupas satu per satu pada lain kesempatan, seperti kemewahan kasmir, keunikan kehidupan penduduk lokal dan destinasi wisata Mongolia yang tentunya juga tidak kalah menarik.
Potret seekor elang khas Mongolia dengan latar belakang Monumen Genghis Khan. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Hamparan padang sabana di Ulaanbaatar, Mongolia. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Situs Batu Kura-kura yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Terelj, Mongolia. (Sumber foto:Dokumentasi pribadi)