Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Kisah Jonjo Shelvey Tinggalkan Liverpool: Turuti Ego, Kini Tersisa Penyesalan
16 Mei 2020 13:14 WIB
ADVERTISEMENT
Ross Turnbull salah mengoper bola. Niatnya membuat umpan panjang ke depan, tetapi bola sepakan kiper asal Inggris itu malah jatuh di kaki pemain Liverpool berkepala plontos.
ADVERTISEMENT
Sontak saja, karena melihat posisi Turnbull yang melebar dari gawangnya, pemain nomor punggung 33 itu melepas tembakan jarak jauh dari jarak 30 yard tanpa pikir panjang. Gol.
Papan skor di Anfield berubah menjadi 4-1 sejak menit 61. Skor laga Premier League 8 Mei 2012 tersebut tak berubah hingga akhir laga. Artinya, Chelsea mesti balik ke London dengan tangan hampa dan malu di muka.
Pemain berkepala plontos yang mencetak gol pemungkas The Reds itu bernama Jonjo Shelvey. Sempat dikira orang bakal jadi bintang masa depan Liverpool, tetapi egonya malah membawanya kini menyusuri jalan penyesalan.
Shelvey tak sabar. Liverpool memang klub impiannya, tetapi ada 'impian' yang tidak didapatnya semasa masih menjadi bagian dari keluarga besar 'Merseyside Merah': Bermain secara reguler.
ADVERTISEMENT
Selama terikat kontrak dengan Liverpool (2010-2013), gelandang asal Inggris itu kesulitan bersaing dengan tiga kompatriotnya; Steven Gerrard, Jordan Henderson, dan Jay Spearing; maupun dengan gelandang Brasil, Lucas Leiva.
"Aku baru berusia 21 ketika hengkang. Kayaknya, enggak ada, deh, pemain kayak diriku: Bergabung [dengan Liverpool] pada usia 17 tahun (18 tahun--red) dan hengkang pada usia 21 dan itu amat menggambarkan karakterku," kisahnya kepada Sky Sports .
"Aku tidak suka cuma bermain satu atau dua laga, lalu dicadangkan di laga berikutnya. Aku maunya terus bermain setiap pekan," lanjutnya.
Sebab, prinsip yang dimengerti Shelvey adalah kalau mau jago, ya, mesti sering-sering main. Kalau habis satu kali turun dalam sebuah laga, lalu pada enam laga ke depannya dia tak dilibatkan, ya, dia merasa potensinya bakal terhambat.
ADVERTISEMENT
Pemain yang kini membela Newcastle United itu akhirnya mendapat apa yang dia mau saat pindah ke Swansea City --dan juga kini di Newcastle. Meski begitu, Shelvey tak bisa berkilah bahwa langkah meninggalkan Liverpool begitu cepat bisa dinilai sebagai kesalahan.
"Jika ditinjau kembali, haruskah aku bertahan [lebih lama di Liverpool]? Mungkin, ya. Bahkan jika itu hanya untuk satu atau dua tahun lagi, hanya untuk melihat bagaimana segala sesuatunya berubah," kata pemain 28 tahun itu.
Namun pada akhirnya, yang terjadi adalah Shelvey sudah bukan lagi menjadi bagian dari skuat The Reds. Hari ini, dia adalah bagian dari keluarga besar The Magpies.
"Pertimbangan untuk setiap keputusan yang kubuat dalam karierku adalah hanya untuk [mendapat menit] bermain, sebanyak mungkin. Aku tidak bisa mengatakan aku punya terlalu banyak penyesalan," terangnya.
Ya, sudahlah, Jo. Mau menyesal juga percuma. Yang penting, belajar dari pengalaman.
ADVERTISEMENT
Klub yang kau bela sekarang, Newcastle United, kemungkinan bakal segera jadi klub tajir melintir, nih. Coba pikirkan masak-masak kalau kepikiran pengin hengkang dari klub yang kau bantu menjuarai EFL Championship: 2016/17 itu.
Namun di sisi lain, bisa jadi manajemen dan staf pelatih anyar Newcastle United pasca-takeover-lah yang tak membutuhkanmu. Makanya, agar mereka yakin kau itu berharga, tetap selalu berikan yang terbaik sedari sekarang, Jo!
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .