Konten dari Pengguna

Hati-hati, Minuman Kekinian Dapat Memicu Diabetes Melitus

syahna Az Zahra Khairunnisa
Mahasiswa aktif Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7 Desember 2021 17:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari syahna Az Zahra Khairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto: shutterstock

Tahukah anda? Penyakit dapat menghampiri kita kapan pun dan di mana pun. Pada umumnya penyakit terdapat dimana-mana dan merupakan separuh bagian dari hidup kita. Mulai dari kebiasaan kita yang tidak baik seperti mengonsumsi sesuatu, kebiasaan berperilaku, hingga kebiasaan gaya hidup. Selain itu, dapat kita temukan beragam data pengidap penyakit yang diakibatkan karena kebiasaan yang tidak baik. Lantas, apakah kamu termasuk salah satunya?

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dengan kita melihat data perkembangan keadaan global, trend pola masyarakat di Indonesia sendiri dalam mengonsumsi makanan dan minuman semakin beragam. Hal ini tentunya dapat kita amati sekilas melalui fenomena menjamurnya perusahaan perdagangan minuman Boba tea. Jika kita lihat, mulai dari berbagai merek Xi Boba, Xie Xie Boba, Street Boba, Xing Fu Tang, King Boba, Kamsia Boba, Calais, Diagon Alley, OneZo, Hei Boba, Ban Ban, Hey Cha, Kokumi, Hei Hei, dan masih banyak lainnya lagi membuktikan bahwa industri perdagangan minuman Boba di Indonesia saat ini masih sangat beragam. Oleh karena itu, berdasarkan adanya fenomena tersebut, mengakibatkan tingkat segmentasi paparan penyakit terhadap kesehatan masyarakat Indonesia lebih kompleks yang salah satunya dapat kita kaji melalui penyakit diabetes melitus.
https://pixabay.com/id/images/search/minuman%20boba/
Jika kita mengutip salah satu informasi yang dilansir melalui laman blog.deliv.co.id menurut seorang pengamat pakar pemerhati ekonomi, Ahmad Heri, menyebutkan alasan kenapa Boba tea dapat menjamur di Indonesia, salah satunya adalah karena permintaan dari pasar yang terus merangkak naik terhadap minuman praktis dengan sedikit mengandung bahan pengawet. Akan tetapi, dapat kita lihat pada sisi lain, meningkatnya trend minuman ini mengakibatkan salah satu faktor penyumbang tingginya angka diabetes melitus saat ini yang diakibatkan kandungan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, faktor lainnya di periode 2019-2021 sekarang ini diakibatkan pandemi COVID-19 yang menjadi salah satu faktor pendukung terhadap perubahan pola kebiasaan ruang gerak masyarakat yang mana dapat mengakibatkan peningkatan angka kejadian diabetes melitus. Hal ini dapat kita asumsikan, bahwa penyebab utama peningkatan angka pertumbuhan penderita diabetes disebabkan karena adanya faktor hubungan antara perubahan kebiasaan hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Adapun faktor yang paling dominan, dapat kita cermati melalui pola konsumsi masyarakat yang salah satunya berupa mengonsumsi Boba tea.
https://pixabay.com/images/search/covid%2019/
Apakah kalian tahu? Boba tea sendiri merupakan minuman trendy yang berfungsi sebagai pendamping aktivitas bagi sebagian kalangan masyarakat. Dapat kita lihat dari laman LiveStrong, isi kandungan satu gelas Boba tea sendiri terdapat 230 kalori, 4 gram lemak, 79-90 gram karbohidrat, 4 gram protein, 107 miligram sodium, dan 150 miligram kalsium. Minuman ini berbahan dasar utama teh, susu, creamer, dan Boba.
ADVERTISEMENT
Biasa disajikan dengan berbagai macam varian rasa sehingga mengakibatkan trend minuman ini digemari oleh beragam kalangan usia. Selain itu, Boba sendiri merupakan bahan pelengkap di dalam minuman kekinian Boba tea yang berfungsi untuk menciptakan faktor ‘QQ’ dengan maksud sebagai topping pengenyal minuman, memiliki tekstur membal, dan serupa dengan tekstur al dente yang terdapat dalam pasta.
Dengan hasil data kandungan Boba tea yang kita ketahui, maka didapatkan sebuah pandangan jelas terkait peningkatan konsumsi Boba tea terhadap pengidap diabetes melitus. Berdasarkan data pengamatan sekilas, dapat kita ketahui bahwa tingkat konsumsi akan minuman kategori manis di Indonesia khususnya telah meningkat cukup besar selama beberapa dekade terakhir.
Hal ini terjadi lantaran adanya dampak inovasi dan diversifikasi produk itu sendiri yang semakin kompetitif, maka kita tidak jarang sering menemukan kebanyakan produk dengan mengedepankan kualitas kemasan, higienis, dan rasa tanpa mempertimbangkan bahan kandungan bagi kesehatan konsumen. Oleh karena itu, dihasilkan berupa peningkatan obesitas tubuh masyarakat yang dapat meningkatkan angka gejala diabetes melitus.
https://pixabay.com/images/search/diabetes/?pagi=2&
Seperti yang diketahui, menurut data infodatin-2020 diabetes melitus menunjukkan bahwa penyebab asal kasus terjadinya diabetes melitus sendiri terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama yaitu diabetes yang dikarenakan adanya kenaikan tingkat gula darah akibat rusaknya sel beta pankreas sehingga tidak dapat menghasilkan sama sekali produk Insulin. Hormon Insulin sendiri diproduksi oleh pankreas dan berfungsi mencerna gula di dalam darah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, bagi penderita diabetes tipe ini dibutuhkan asupan hormon insulin. Selanjutnya tipe yang kedua atau biasa disebut diabetes melitus gestasional. Diabetes tipe ini memiliki ciri khusus dengan kenaikan gula darah pada selama masa kehamilan. Gangguan tersebut biasanya terjadi pada saat minggu ke-24 kehamilan dan kadar gula darah akan kembali normal setelah masa persalinan. Adapun tindakan penegakan bagi penderita diagnosa tipe ini dilakukan dengan pengukuran tingkat gula darah. Selanjutnya, pengecekan kadar gula darah yang disarankan yaitu pengecekan secara enzimatik dengan metode menggunakan plasma darah vena.
Lebih lanjut, mengenai penyebab risiko diabetes melitus dapat dibagi menjadi penyebab risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Penyebab risiko yang dapat dimodifikasi sangat berkaitan dengan kebiasaan pola hidup dan konsumsi manusia yang tidak sehat, seperti dicirikan dengan berat badan lebih, kebiasaan merokok, sedikitnya aktivitas fisik, dislipidemia, hipertensi, porsi penurunan berat badan atau workout yang tidak seimbang. Selanjutnya, mengenai penyebab risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi gen, umur, ras, jenis kelamin, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih (lebih dari 4000 gram), riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah ( kurang dari 2500 gram), dan riwayat keluarga dengan diabetes melitus.
ADVERTISEMENT
Adapun langkah langkah yang wajib dilakukan masyarakat dan pengidap untuk mencegah diabetes melitus diantaranya :
1. Mewajibkan untuk tetap menjaga kondisi tubuh dengan menjaga pola asupan yang dikonsumsi
2. Rutin mengonsumsi suplemen tambahan bila dibutuhkan
3. Rutin melakukan olahraga secukupnya
4. Lakukan terapi farmakologi secara berkala bagi pengidap sehingga dapat lebih terkontrol
5. Selalu untuk menjaga hati, pikiran, keadaan kondisi psikis dengan melakukan perubahan pola hidup yang lebih disiplin dan teratur.
https://pixabay.com/id/images/search/gaya%20hidup%20sehat/
Dengan demikian, pengaruh minuman kekinian terhadap kejadian diabetes dapat kita pastikan sangat erat berkaitan. Maka dari itu, diharapkan agar kita sebagai masyarakat yang baik harus lebih bijak dan tertib khususnya dalam mengonsumsi makanan dan minuman serta meningkatkan kesadaran dalam menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Diharapkan dengan adanya upaya pencegahan dari kita semua, dapat menurunkan tingkat angka pertumbuhan diabetes melitus.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka: