Anak Berkebutuhan Khusus Lebih Berkembang di SLB dari pada Sekolah Reguler

Buhairi Rifqa Moustafid
Research Assistant at the Veterinary Research Center, National Research and Innovation Agency (BRIN). Pursuing a Master's in Biotechnology at UGM. Former teacher dedicated to science. Constantly learning and eager to share knowledge.
Konten dari Pengguna
21 Juni 2024 10:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Buhairi Rifqa Moustafid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak berkebutuhan khusus (ABK) sedang belajar menyapu tanpa bantuan kursi roda (Dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Anak berkebutuhan khusus (ABK) sedang belajar menyapu tanpa bantuan kursi roda (Dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memilih sekolah yang tepat untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) sering kali menjadi tantangan bagi orang tua. Banyak yang berharap anak mereka bisa bersekolah di sekolah reguler agar merasakan pengalaman yang sama dengan anak-anak lainnya. Namun, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus anak dengan cermat.
ADVERTISEMENT
Menurut Dwi Giarti Safarini, seorang guru dan pemerhati anak berkebutuhan khusus, ada beberapa risiko dan tantangan yang mungkin dihadapi jika ABK dipaksakan untuk bersekolah di lingkungan reguler.
Berikut adalah lima alasan utama mengapa ABK lebih baik bersekolah di sekolah luar biasa (SLB) daripada di sekolah reguler.
1. Kebutuhan Khusus Anak
Setiap anak memiliki kebutuhan unik, terutama ABK yang sering memerlukan perhatian dan layanan khusus.
Di sekolah reguler, layanan seperti guru pendamping khusus (GPK) mungkin tidak selalu tersedia atau memadai.
Hal ini dapat menghambat perkembangan optimal anak.
2. Lingkungan yang Lebih Aman di SLB
SLB menyediakan lingkungan yang lebih aman dan metode pengajaran yang disesuaikan secara individual.
ADVERTISEMENT
Program-program di SLB dirancang secara khusus untuk mendukung anak dalam mengembangkan kemampuan akademis dan sosial mereka dengan cara yang paling efisien.
Anak-anak akan merasa lebih nyaman dan terlindungi dalam lingkungan yang memahami kebutuhan mereka.
3. Risiko di Sekolah Reguler
ABK mungkin menghadapi berbagai risiko dan tantangan di sekolah reguler, seperti kurangnya dukungan memadai dan risiko bullying.
Lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat anak merasa terasing dan stres, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan mereka.
Dengan demikian, SLB memberikan tempat yang lebih kondusif untuk pertumbuhan dan pembelajaran mereka.
4. Kerja Sama dengan Orang Tua
Penting adanya kerja sama antara sekolah dan orang tua untuk memberikan layanan yang terbaik bagi anak mereka.
ADVERTISEMENT
Keputusan pendidikan harus didasarkan pada hasil asesmen yang tepat dan harapan yang diinginkan oleh orang tua, dengan mempertimbangkan kebutuhan anak secara keseluruhan.
Komunikasi yang baik antara orang tua dan sekolah sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan pendidikan terbaik.
5. Rekomendasi Profesional
Saran bagi orang tua dengan ABK, sebaiknya meminta evaluasi dari profesional seperti psikolog, terapis, atau dokter.
Evaluasi ini memberikan pandangan objektif tentang kebutuhan anak dan bisa menjadi bahan diskusi untuk menunjukkan bukti konkret tentang kebutuhan khusus anak mereka.
Dengan adanya rekomendasi profesional, keputusan yang diambil akan lebih berdasar dan tepat sasaran.
Diharapkan orang tua dapat membuat keputusan yang lebih bijak mengenai pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus mereka dengan mempertimbangkan poin-poin di atas.
ADVERTISEMENT
Memasukkan anak ke SLB bukan berarti membatasi mereka, melainkan memberikan kesempatan untuk tumbuh di lingkungan yang lebih mendukung.
Keputusan ini bukanlah tentang keegoisan, tetapi tentang memberikan yang terbaik untuk perkembangan dan kesejahteraan anak-anak.