Lagi Ramai Ada EtO dalam Mi Instan, Yuk Kita Lihat Kandungannya yang Lain!

Tantan
Praktiisi Pendidikan, merupakan Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung, Tinggal di Kota Moci
Konten dari Pengguna
6 Mei 2023 8:02 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tantan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Nikmatnya makan mie instan (istockphoto.com)
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Nikmatnya makan mie instan (istockphoto.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak kenal mi instan? Sebagian besar orang pasti menyukai mi instan, bahkan anak-anak lebih suka mi instan daripada nasi, termasuk anak saya.
ADVERTISEMENT
Bila diberikan kebebasan untuk memilih, makan mi atau nasi pasti mereka pilihnya makan mi. Bagaimana dengan anak Anda?
Kalian tahu gak asal mula nasi dan mi ini dari tumbuhan apa?
Gambar padi siap dipanen (istockphoto.com)
Harus tahu ya… nasi itu berasal dari tumbuhan padi yang memiliki nama latin oryza sativa. Sedangkan mi instan berasal dari tepung terigu, dan terigu berasal dari tumbuhan gandum yang nama latinnya adalah triticum aestivum.
Lalu, sama gak ya komposisi zat kimia antara nasi dan mi instan?
Gambar Gandum (Istockpohto.com)
Pada dasarnya komposisi terbesar dari dua makanan pokok ini adalah karbohidrat kompleks, keduanya tergolong polisakarida yang terdiri dari amilum dan amilofektin.
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa tepung beras (berasal dari padi) berbeda sifatnya dan kegunaannya dengan tepung terigu (berasal dari gandum), padahal sama-sama komposisi terbesarnya adalah karbohidrat kompleks?
ADVERTISEMENT
Dilihat dari tingkat kehalusan dan kelengketannya dari kedua tepung ini sehingga penggunaan berbeda jika dipakai untuk membuat berbagai aneka kue.
Perbedaan itu disebabkan salah satunya dari komposisi amilosa dan amilopektin dalam kedua tepung ini. Tepung terigu lebih banyak mengandung amilofektin sedangkan tepung beras lebih banyak mengandung amilosa.
Selain itu juga tepung terigu mengandung protein glutenin dan gliadin, yang ketika dicampur dengan air akan membentuk gluten. Gluten memberikan elastisitas pada adonan tepung, sehingga tepung terigu banyak digunakan dalam pembuatan roti dan kue.
Bagi orang seperti saya yang memiliki alergi terhadap protein gluten, memakan banyak makanan yang terbuat dari tepung terigu akan menyebabkan reaksi tubuh menjadi gatal.
Sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap protein gluten dalam bentuk peradangan, yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan peradangan pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara pada tepung beras gluten ini sangat sedikit sekali atau dibilang tidak ada, sementara jenis protein dalam tepung beras ini yang banyak adalah glutelin, prolamin dan globulin.

Beberapa Mi Instan Produk Indonesia Ditarik dari Bebebapa Negara

Ilustrasi mi instan Foto: dok.shutterstock
Beberapa produk mi instan yang ditarik baru-baru ini oleh pemerintah Taiwan, Malaysia, dan singapura adalah Indomie rasa ayam spesial.
Kejadian penarikan mi islam asal Indonesia ini juga terjadi pada akhir tahun 2022. Pemerintah setempat memiliki standar tertentu dan tidak mengizinkan ada kandungan EtO dalam bahan makanan.
EtO sendiri singkatan dari etilen oksida (C2H4O), yang terindikasi ada dalam beberapa produk mi instan asal Indonesia, keberadaan EtO ini ada dalam kandungan mi atau juga dalam kandungan bumbunya.
ADVERTISEMENT
EtO merupakan gas yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada produk makanan termasuk juga digunakan dalam mi instan ini. Menurut BPOM, WHO belum menetapkan ambang batas keberadaan EtO ini dalam bahan makanan.
Berdasarkan ambang batas yang ditetapkan BPOM RI, semua produk yang ditarik masih tergolong aman untuk dikonsumsi. karena masih di bawah ambang batas yang ditetapkan yaitu 85 ppm, sementara hasil pemeriksaan badan kesehatan Taiwan mendeteksi hanya 0,34 ppm kadar EtO dalam mi instan tersebut.
EtO diklasifikasikan sebagai karsinogen potensial oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) dan Environmental Protection Agency (EPA). EtO dapat terakumulasi dalam tubuh dalam bentuk residu, residu EtO terurai menjadi senyawa turunan seperti 2-chloroethanol (2-CE).
Dampak negatif dari terpaparnya EtO dalam tubuh kita dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Selain itu juga dampak jangka panjang akibat residu EtO ini dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit leukemia dan limpoma.
ADVERTISEMENT

Kandungan Mi Instan Lain yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi mi instan Foto: dok.shutterstock
Mi terbuat dari tepung terigu yang diolah baik secara tradisional maupun secara modern. Campuran mi terdiri dari tepung terigu, zat pengembang, zat pengawet, pewarna, dan garam.
Sementara mi instan yang dikemas dalam bungkus plastik atau cup styrofoam sudah dilengkapi dengan bumbu yang siap saji sesuai dengan selera.
Nah, sekarang bukan hanya bicara tepung terigunya saja, yang harus diwaspadai adalah campurannya dan kemasannya ya. Ayo kita bahas!

Pertama, Zat Pengembang

Illustrasi Makan mie instan(Istockphoto.com)
Zat pengembang adalah bahan yang digunakan dalam makanan untuk membuat makanan menjadi mengembang serta mengubah tekstur makanan.
Zat pengembang yang umum digunakan adalah baking powder (campuran baking soda, asam tartar, dan tepung jagung), baking soda (NaHCO3), kalsium karbonat (Na2CO3), dan ammonium bikarbonat (NH4HCO3).
ADVERTISEMENT
Walaupun bahan-bahan pengembang ini umum dan diperbolehkan digunakan. Namun kalau terlalu banyak kita mengkonsumsinya bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, di antaranya menyebabkan masalah pencernaan seperti diare dan kembung, kerusakan organ dalam dan alergi bagi sebagian orang sensitif terhadap beberapa bahan zat pengembang.
Jadi jangan banyak-banyak mencampurkan zat pengembang ini ya!

Kedua, Zat Pengawet

Zat pengawet yang dicampurkan dalam mi instan berfungsi untuk mengawetkan mi tersebut supaya tidak cepat tumbuh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Pengawet yang biasa digunakan dalam mi instan ini di antaranya natrium benzoate (C6H5COONa).
Penggunaan zat pengawet yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Apalagi kalau ada produsen rumahan yang nakal, menggunakan formalin sebagai bahan pengawetnya.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu pernah dengar kasus keracunan mi akibat dicampur formalin, bukan? Tentunya formalin bukan diperuntukkan untuk mengawetkan makanan seperti mi, tapi diperuntukkan untuk mengawetkan mayat.

Ketiga, Pewarna

Ilustrasi mi instan Foto: dok.shutterstock
Pewarna makanan digunakan untuk menambahkan warna tertentu pada makanan supaya makanan menjadi lebih menarik untuk dimakan.
Jenis pewarna makanan yang biasa digunakan adalah Tartrazin (CI 19140), Sunset Yellow FCF (CI 15985), Brilliant Blue FCF (CI 42090), Indigo Carmine (CI 73015), Allura Red AC (CI 16035), Erythrosine (CI 45430).
Penggunaan pewarna makanan pun tidak boleh digunakan secara berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker, alergi, dan gangguan pernapasan. Jadi walaupun diperkenankan menggunakan pengawet buatan, namun tetap jangan banyak-banyak dalam penggunaannya.

Keempat, Cup Styrofoam

Styrofoam cup adalah wadah kemasan yang terbuat dari bahan polistirena. Styrofoam mengandung bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia seperti stiren dan bisphenol A (BPA).
ADVERTISEMENT
Saat dipanaskan stiren dan BPA sedikit demi sedikit akan terlepas dan larut dalam air mi instan yang kita buat dan kemudian masuk ke dalam tubuh.
Dampak negatifnya jangka panjang jika stirena masuk terakumulasi dalam tubuh kita adalah menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan paru-paru.
Sementara BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama estrogen, selain itu juga BPA dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Nah kalau sudah tahu bahayanya menyeduh mi dalam cup styrofoam, diupayakan penyeduhan mi-nya di wadah lain ya, seperti di mangkuk atau gelas saja.

Kelima, Bumbu

Ilustrasi mi instan cup Foto: dok.shutterstock
Bumbu mi, tergantung dari jenis mi dan rasanya. Namun komposisi yang utama adalah gula, garam, penguat rasa, dan lain-lain. Bumbu dari mi instan ini cukup terasa kuat di lidah terutama garam dan penyedap rasanya (MSG).
ADVERTISEMENT
Meskipun garam dan penyedap rasa dapat meningkatkan rasa pada makanan, penggunaan yang berlebihan dan terus-menerus dapat membahayakan kesehatan, di antaranya ketergantungan, gangguan sistem saraf, masalah pencernaan, dan dengan natrium yang tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung
Untuk mengurangi dampak negatif bagi kesehatan tubuh, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mengkonsumsi mi instan, yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT