Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Fungsi Otot Jantung dan Risiko Penyakitnya
15 Juni 2022 9:08 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jantung manusia terus berdetak tanpa henti selama 24 jam. Kinerja jantung melibatkan salah satu jaringan penting yang ada di tubuh manusia, yaitu otot jantung . Lantas, apa sebenarnya fungsi otot jantung?
ADVERTISEMENT
Otot jantung adalah salah satu dari tiga jenis jaringan otot utama dalam tubuh manusia. Berbeda dengan dua jaringan otot lainnya, yakni otot lurik dan otot polos, hanya jaringan otot jantung-lah yang terletak di jantung.
Umumnya, otot bekerja secara sadar. Ketika manusia ingin menggerakkan tangan, otak akan memberi sebuah perintah, dan pada saat itulah otot lengan bekerja. Namun, terdapat pengecualian pada otot jantung yang bekerja tanpa kendali sadar manusia.
Memahami fungsi otot jantung bisa menjadi gerbang utama untuk memahami, bahwa menjaga kesehatan jantung sangatlah penting. Sebab, bila otot ini bermasalah, sistem seluruh tubuh juga ikut terganggu.
Fungsi Otot Jantung
Muhamad Seto Sudirman, SST., Msi.Med dalam buku Buku Ajar Anatomi Fisiologi Jilid 1 menjelaskan, bahwa otot jantung berfungsi untuk menjaga jantung, agar mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Otot ini bekerja secara involunter, artinya bekerja di luar kesadaran, baik dengan atau tanpa campur tangan manusia. Meski demikian, kinerja otot jantung ini dipengaruhi oleh sel khusus yang disebut sebagai sel pacu jantung (pacemaker).
Sel pacu jantung turut bertanggung jawab mengendalikan kinerja jantung. Saat otot jantung berkontraksi dan menyebabkan jantung berdetak lebih kencang, sel inilah yang turut berperan. Begitu juga sebaliknya, yakni saat detak jantung melambat.
Meski demikian, bukan berarti sel pacu jantung bekerja sendirian. Cepat atau lambatnya detak jantung juga dipengaruhi oleh sistem saraf yang memberi perintah kepada sel pacu jantung.
Sistem saraf akan mengirimkan sinyal ke pacemaker untuk mengontrol dan menentukan seberapa cepat jantung memompa darah. Kemudian, sel pacu jantung meneruskan sinyal pada sel otot lainnya. Dari sinilah, dihasilkan gelombang kontraksi untuk mempercepat atau memperlambat detak jantung.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi tambahan, detak jantung terdiri dari dua fase, yakni fase kontraksi dan fase rileks. Kontraksi otot jantung atau sistol terjadi saat jantung memompa darah. Sebaliknya, saat darah mengisi jantung, otot jantung akan berada dalam fase rileks atau diastol.
Tekanan darah pada dasarnya juga dipengaruhi oleh sistol dan diastol. Tekanan darah akan meningkat saat fase sistol ventrikel. Lain halnya pada saat fase diastol ventrikel, tekanan darah justru akan menurun.
Angka saat memeriksa tekanan darah pada dasarnya tidak terlepas dari dua fase tersebut. Pada saat memeriksa tekanan darah, angka yang berada di atas menunjukkan tekanan darah sistolik. Sementara itu, angka di bagian bawah menunjukkan tekanan darah diastolik.
Jenis-Jenis Penyakit Otot Jantung
Sebab otot jantung memiliki fungsi yang penting dalam menjalankan kinerja jantung, wajar bila gangguan pada otot jantung akan berdampak buruk terhadap sirkulasi darah dalam tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis kelainan pada otot jantung adalah kardiomiopati. Kardiomiopati adalah kondisi yang mengakibatkan kekuatan otot jantung mengalami penurunan, sehingga tidak dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh secara optimal.
Merujuk pada buku Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran milik John E.Hall, kardiomiopati dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Kardiomiopati Dilatasi
Jenis penyakit ini paling sering terjadi. Kondisi kardiomiopati dilatasi muncul, ketika otot jantung mengalami pembesaran dan mulai meregang, sehingga serat otot menjadi lebih tipis dan tidak dapat berkontraksi dengan baik.
2. Kardiomiopati Hipertropik
Kardiomiopati hipertropik terjadi akibat menebalnya otot jantung secara abnormal, khususnya pada ventrikel (bilik) kiri jantung. Penebalan ini membuat otot jantung tidak dapat memompa darah secara normal.
Kardiomiopati hipertropik merupakan penyakit genetik yang biasanya diturunkan di dalam keluarga. Penyakit ini dapat berkembang pada usia berapa pun dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
3. Kardiomiopati Restriktif
Kardiomiopati restriktif lebih sering terjadi pada lansia. Penyakit ini timbul akibat otot jantung menjadi kaku, sehingga tidak dapat mengembang dengan baik. Hal ini membuat aliran darah menuju jantung menjadi berkurang atau bahkan terhenti.
4. Aritmogenik Displasia Ventrikel Kanan
Gangguan otot jantung ini sangat jarang terjadi. Penyakit ini timbul akibat adanya pergantian otot bilik kanan jantung dengan jaringan parut.
Pergantian ini menyebabkan dinding ruang jantung menipis dan merenggang. Akibatnya, irama jantung menjadi tidak beraturan dan tidak dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan optimal.
(VIO)