Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
3 Sociopreneur Inspiratif Dunia, Salah Satu Bisnisnya Ada di Bali
20 November 2019 13:23 WIB
ADVERTISEMENT
Berbisnis, menghasilkan profit, tapi juga sambil membantu orang lain secara nyata, asyik kan? Saat ini, semakin banyak orang yang sadar bahwa berbisnis bukan hanya untuk mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya demi menumpuk kekayaan pribadi, tapi juga turut menyeselaikan masalah sosial yang ada. Tren ini dikenal dengan sociopreneur .
ADVERTISEMENT
Para socioprenuer, tidak hanya fokus pada profit, yang lebih utama adalah membuat perubahan sosial. Memulai dan menjalani bisnis ini harus dengan persiapan yang matang, punya goals social mission, dan komintmen yang kuat. Di bawah ini segelintir sociopreneur inspiratif di dunia yang kamu bisa jadikan inspirasi.
1. Blake Mycoskie, Founder & CEO Toms Shoes
Di tahun 2006, pendiri Toms Shoes Blake Mycoskie berkunjung ke Argentina. Disana, ia menyaksikan banyak anak-anak yang hidup miskin bahkan sampai tidak punya sepatu atau alas kaki. Lalu, ia berniat untuk membantu anak-anak tersebut dan tercetuslah ide Toms Shoes.
Toms Shoes adalah sebuah perusahaan pengrajin sepatu, yang setiap penjulan setiap sepatunya, maka sama dengan memberikan sepasang sepatu pula bagi anak-anak miskin di Argentina. Prinsip yang dipakai Toms Shoes yaitu one for one.
ADVERTISEMENT
Bermula dari ide yang sederhana ini, model bisnis Toms Shoes berkembang dengan kuat dan kini juga turut mengatasi permasalahan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak di negara berkembang seperti Argentina yang membutuhkan bantuan.
2. Lauren Bush, Founder Feed Project
Kelaparan ada;ah kenyataan pahit yang dihadapi sehari-harinya oleh hampir 795 juta manusia di bumi. salah satu solusi paling efektif untuk mengatasi krisis ini adalah pemberian makan gratis di sekolah. Hal ini lah yang membuat Lauren Bush tergugah untuk menjadi seorang sociopreneur.
Lauren mendirikan FEED di tahun 2007, setelah pengalamannya bersama Program Pangan Dunia. Disana, ia menyaksikan langsung anak-anak yang kelaparan serta kekurangan gizi di banyak belahan dunia. Sepulangnya dari program tersebut, dia menciptakan Feed Project yaitu produksi tas dengan brand Feed, yang setiap pembeliannya sama saja memberi makan gratis bagi anak-anak yang kelaparan.
ADVERTISEMENT
Uniknya, setiap tas yang dijual memiliki jumlah jatah makanan gratis yang berbeda-beda. Setiap tas atau produk Feed lainnya terjual, bukan hanya menyediakan satu porsi makan gratis, tapi bahkan sampai 185 porsi, tergantung angka meals yang tercamtum di tiap produknya, dan dapat dibeli langsung di feedprojects.com.
3. Dali dan Finn
Dali dan Finn adalah kakak beradik yang masih berusia sangat muda yaitu 13 dan 11 tahun saat mereka berdua memulai bisnis NALU. Berawal dari kunjungan mereka berdua bersama orangtuanya ke India, mereka melihat banyak anak-anak disana yang tidak bersekolah.
Alasannya karena sekolah tidak mengizinkan murid untuk masuk ke kelas tanpa seragam. Sementara, anak-anak tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu dan pemerintah berhenti membayar biaya sekolah dan seragam mereka saat sudah berusia 12 tahun.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, anak-anak yang sudah tidak lagi bersekolah pun amat rentan untuk menjadi pekerja anak serta mengalami pernikahan di usia dini. Untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut, Dali dan Finn membuat bisnis Nalu Clothing yang keuntungannya dipakai untuk membiayai seragam dan pendidikan anak-anak tidak mampu di negara berkembang seperti India.
Kini, Nalu Store sudah tersedia di beberapa negara salah satunya di Bali, Indonesia. Keuntungan dari penjualan produk NALU juga dipakai untuk membantu pendidikan anak-anak di Sumba, Nusa Tenggara Barat.
Tertarik untuk menjadi sociopreneur inspiratif seperti mereka? Ikuti Whatsapp Sharing Session Temali bersama Panji Aziz , seorang sociopreneur asal Indonesia yang mendirikan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Foundation dan sudah banyak membantu pendidikan di wilayah tertinggal di Indonesia. Untuk info lebih lengkapnya, kamu bisa langsung tanyakan atau daftar disini .
ADVERTISEMENT