Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Saling Terbuka Jadi Kunci Sukses Digital Parenting
8 Maret 2019 13:46 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa sih tips & trick menjadi orang tua yang baik di era digital ini?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu pula yang membawa puluhan ibu datang ke seminar digital parenting “Psychological Health Issues for Teenagers in Digital Era” yang diadakan oleh SMP Labschool Kebayoran 5 Maret 2019 lalu. Hujan deras dan macetnya jalanan pada hari selasa pagi itu tak menyurutkan niat para ibu untuk mendapatkan jawaban dari para pembicara. Komunikasi, saling terbuka dan membuat kesepakatan. Yak itu jawabannya.
Di era digital ini, akses informasi yang terbuka lebar memberi kesempatan anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai minat bakat, kreativitas dan kolaborasi tanpa batasan kurikulum akademis dan usia. Anak bisa menjadi apa saja kapan saja. “Dengan dunia yang didominasi oleh berita online dan media sosial, hampir setengah dari Generasi Z (berusia antara 13 – 23 tahun) mengatakan lebih cemas terhadap penampilan mereka daripada masa depan karir, uang, terorisme dan perundungan.” kata Ainun Chomsun, Cyber Collaborator Coordinator kumparan. Tak hanya anak yang merasa cemas, orang tuanya pun juga khawatir apakah informasi yang diakses oleh anak aman atau tidak.
Orang tua sebagai partner anak di dunia digital selayaknya membentuk pola hubungan dengan komunikasi yang fun dan baik dengan anak. Nuran Abdat, M.Psi, selaku Psikolog Klinis dari Mayapada Hospital menganjurkan untuk membuat kesepakatan bersama antara orang tua dengan anaknya dalam hal parenting. Tentukan kesepakatan apa saja yang akan diterapkan dalam keluarga dan setelah dijalankan, lakukan review perilaku masing-masing apakah sesuai dengan tujuan atau tidak. “Pola hubungan yang baik akan membentuk kelekatan (attachment) antara orang tua dan anak. Dengan adanya ikatan saling membutuhkan satu dengan yang lain, maka akan tumbuh rasa saling menghargai.” tambah Nuran.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan dari salah satu peserta seminar digital parenting , sejauh mana orang tua dapat mengakses gadget anaknya. Ainun Chomsun yang juga seorang ibu membagikan pengalamannya kepada para hadirin “Bangun komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, diskusikan manfaat dan risiko dari gadget dan alasan kenapa gadget bukan barang privacy. Bangun kepercayaan pada anak, bahwa orangtua harus boleh mengakses gadgetnya bukan karena kepo atau mencari-cari kesalahan anak, tetapi justru untuk melindungi anak dari bahaya interaksi di gadget.”
Tujuan dari diadakannya seminar ini adalah SMP Labschool Kebayoran ingin membuka wawasan para orangtua dan guru tentang dampak dari teknologi pada perubahan pola asuh anak remaja. Mereka tidak hanya lebih terbuka, kreatif dan percaya diri tetapi juga memiliki gaya belajar dan berinteraksi yang berbeda. Penting untuk para orangtua dan guru paham supaya tidak terjadi kesalahan dalam membesarkan anak remaja. Di samping itu, era digital yang sangat cepat perubahannya, membuat para orangtua dan guru harus terus menerus belajar dan membuka diri pada perubahan gaya mendidik dan mengajar.
Selain Ainun Chomsun dan Nuran Abdat, seminar ini dimoderatori oleh salah satu orangtua murid sekaligus seorang anchor ternama yaitu Eva Julianti Yunizar. Seminarnya berjalan hangat dan banyak para orangtua yang masih ingin bertanya. Tetapi apa daya waktu sudah habis. Untuk selanjutnya, mereka bisa melanjutkan obrolan dan diskusi di group Facebook : Digital Parenting yang dikelola Ainun Chomsun.
ADVERTISEMENT