Teman kumparan sebagai Juru Bicara kumparan

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
2 Juli 2019 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Silaturahmi Teman kumparan / dok: Irfan Adi, kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Silaturahmi Teman kumparan / dok: Irfan Adi, kumparan.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya ada nggak sih makna tertentu dari logo kumparan?”
Pertanyaan tersebut terlontar dari Rahne Putri @rahneputri pada acara silaturahmi teman kumparan pada hari Kamis, 27 Juni di Harlequin Bistro, Kemang. “Nama kumparan yang usulin Mas Asydhad (Chief in Editor kumparan), dan pemilihan logo U yang mengusulkan Pak BDI (Budiono Darsono - Presiden Komisaris kumparan) yang bermakna sebuah magnet yang menggerakkan masyarakat. Kumparan sendiri diambil dari kumpulan pemikiran yang kemudian pada diplesetin sebagai kumpulan para mantan sama orang-orang hahaha.” jawab Yusuf Arifin yang kerap disapa Dalipin.
ADVERTISEMENT
Ainun Niswati selaku Cyber Collaborator Coordinator kumparan membuka acara dengan berterima kasih atas kerjasama dan dukungan kepada kumparan. “Kami ingin membangun relasi dengan teman kumparan karena kami ingin memperkenalkan kumparan secara terstruktur, sistematis dan masif hehehe. Maka dari itu, terima kasih kepada teman-teman di sini yang selama ini menjadi juru bicara kumparan di media sosial.” Tak hanya Anton selaku VP of Marketing kumparan dan Ainun yang berbicara pada malam Kopdar Teman kumparan kamis lalu, kumparan juga menghadirkan Yusuf Arifin atau yang kerap disapa Dalipin yang menjabat sebagai Chief of Story Teller kumparan.
Ainun Niswati - Cyber Collaborator Coordinator kumparan / dok: Irfan Adi, kumparan.
Dalipin menjelaskan sejarah berdirinya kumparan, “saya sampaikan ke teman-teman founder bahwa sebenarnya kita sebagai media online juga perlu takut karena ini bukan senjakala media cetak saja tapi juga senjakala media online yang digantikan oleh media sosial.” kata Dalipin dengan gayanya yang khas diiringi gelak tawa. Dalipin juga menjelaskan kepada teman kumparan diperlukan kesadaran pada pengelola media online bahwa redaksi atau para jurnalis bukanlah yang paling pintar dan paling mengerti tentang apa yang mereka tulis. Dulu media menjadi satu-satunya sumber informasi yang dianggap benar dan paling tahu, dan pembaca hanya menerima saja. Tetapi sekarang zaman sudah berubah, publik pun bisa menjadi sumber informasi yang benar dan bisa memproduksi berita melalui media sosial. Makanya senja kala itu bukan hanya media konvensional, tetapi juga media online akibat hadirnya media sosial.
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab perubahan zaman, kumparan melakukan berbagai inovasi. Salah satunya, kumparan bukan sekedar media online, tetapi platform media yang menyediakan konten jurnalistik dan user story. Apa itu? Konten jurnalistik adalah media online yang diproduksi oleh tim redaksi (content) dengan menggunakan kaidah jurnalistik dengan para jurnalis bersertifikat. Sedangkan user story adalah konten yang dihasilkan oleh publik (masyarakat). Siapa pun bisa menulis di kumparan, asal tidak melanggar aturan dan etika dengan tema dan konten yang beragam. Jadi di kumparan tidak semua artikel adalah produk jurnalistik, ada juga citizen journalist di mana para penulis bertanggung jawab atas karya masing-masing.
Anton William (kiri) dan Yusuf Arifin (kanan) / dok: Irfan Adi, kumparan.
Selain itu, kumparan juga berkolaborasi dengan media online lokal dari 34 provinsi di Indonesia, agar apa yang terjadi di daerah bisa lebih cepat menyebar dan akurat. Bukan lagi Jakartasentris. Mereka di daerah yang lebih tahu kondisi lapangan bukan redaksi kumparan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh teman kumparan kepada Anton dan Dalipin. Harris Maulana @harrismaul bertanya tentang bagaimana kumparan menyeleksi tulisan dari user story, dibebaskan atau ada diverifikasi. “Dulu bebas tapi sekarang kami batasi dan ketat karena dulu banyak tulisan yang mengandung HOAX, SARA/politik/agama. Serba salah sih, orang mengeluhkan banyaknya konten hoax saat dibebaskan menulis, lalu sekarang kami jaga dengan ketat juga diprotes. Tapi kami lebih memilih jalan berhati-hati. Ada 2 tahapan dalam kurasi konten publik (user story) yaitu dengan mesin sebagai tahap awal dan tim khusus (tim kolaborasi). Jika tulisan sudah kelewat batas maka kumparan akan mengambil tindakan.” jawab Dalipin. Walaupun beberapa kali masih ada “kecolongan”, untuk itu kumparan terus melakukan perbaikan sistem.
ADVERTISEMENT
Ada lagi pertanyaan Wicaksono atau @ndorokakung tentang bagaimana cara membedakan user story dan tulisan redaksi? Karena tidak ada batasan yg jelas. “ Sejauh ini dibedakan dengan hashtag #userstory dan perbedaan tampilan. Selain itu untuk produk redaksi ada penjelasan tim editor yang bertanggung jawab atas tulisan (konten). Dan kami akan terus melakukan perbaikan dan edukasi dibantu oleh teman kumparan, sehingga publik semakin paham bahwa kumparan adalah platform media di mana ada karya jurnalistik dan ada konten dari publik” jawab Anton & Dalipin mengakhiri diskusi dan tanya jawab.
Wicaksono @ndorokakung bertanya kepada tim kumparan / dok: Irfan Adi, kumparan.
Ainun pun menutup acara malam hari itu dengan memberi pesan kepada teman kumparan yang hadir.
(ki-ka) Andrew, FX Mario, Swastika Nohara, Fitri Tasfiah / dok: Irfan Adi, kumparan.
(ki-ka) Abdul Rauf @radenrauf, Milka Anisa, Raden Prisya, Dayu Hatmanti, Ririn Riandini / dok: Irfan Adi, kumparan.
(ki-ka) Federal Marcos, Harris Maulana, Andrew / dok: Moh. Reihan, kumparan.
Kumpul-kumpul yang berfaedah dan seru seperti ini secara rutin diselenggarakan. Kalian pengin ikutan? Silakan bergabung menjadi teman kumparan. Caranya? Join di Facebook group teman kumparan dan whatsapp group teman kumparan. Kamu bisa memilih sesuai topik yang disukai di whatsapp group. Klik link dan pilih group mana yang kamu banget!
ADVERTISEMENT