Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Kopdar Teman kumparan Manajemen Sampah Perkotaan
31 Mei 2019 11:49 WIB
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Jadi pernah, sampah bikin banjir sampai masuk ke dalam rumah. Akhirnya aku bersama kakak, kita buat komunitas lingkungan hidup yang fokusnya ke anak muda.”
ADVERTISEMENT
Itulah kegelisahan yang dikatakan Vania Santoso, seorang sociopreneur, founder HeyStartic (Stylish Art in Ecopreneurship) saat menjadi pembicara dalam acara Kopdar Teman kumparan bersama Coca-Cola Sabtu, 25 Mei 2019. Ia bersama dua pembicara lain yaitu Dini Trisyanti dan Triyono Prijosoesilo berbicara tentang Manajemen Sampah Perkotaan pada hari itu. Walau acara diadakan pada bulan puasa, teman kumparan yang hadir tetap semangat menyimak diskusi tentang sampah pada sore itu.
Bahasan sampah memang tak ada habisnya. Sesuai dengan yang dikatakan Dini Trisyanti, Co-founder Sustainable Waste Indonesia sejak tahun 2004 sampai sekarang isu sampah di Indonesia selalu berkembang, bahkan pada tahun 2005 sampah menewaskan 100 orang karena kelongsoran tempat pembuangan akhir. “ Sekarang aja Indonesia jadi negara dengan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, biasanya sampah plastik ditimbun, dibakar atau dibuang ke air.” kata Dini. Triyono Prijosoesilo selaku Public Affairs and Communication Director PT. Coca-Cola Indonesia juga mengatakan bahwa Coca-Cola sendiri juga sudah concern terhadap sampah dari tahun 2018 maka dari itu mereka membuat program World Without Waste. “Kita bersama mesti paham bahwa sampah adalah masalah dunia, masih susah cari pengganti plastik tapi kita juga perlu paham bahwa plastik juga bisa dipakai berulang kali.”
ADVERTISEMENT
Dhini mengungkapkan bahwa kuncinya adalah bagaimana tata kelola/manajemen sampah di suatu negara. “Kita bisa kelola sesuatu secara nggak boros. Contohnya nih kalau kalian kondangan jangan lapar mata ambil secukupnya aja jadi nggak buang-buang, trus juga kurangin barang yg cuma latah beli. Trennya sekarang circular economy, produk yg kita pakai, di-daur ulang dan kita pakai lagi.” Vania selaku sociopreneur juga mengamini hal tersebut, ia dan timnya memberdayakan masyarakat untuk dijadikan pengrajin daur ulang atau menjadi pembicara workshop daur ulang. Timnya juga memikirkan bagaimana cara mengelola sampah untuk didaur ulang dan orang Indonesia mau beli. “Seperti ini yang aku pakai, kantong semen dijadiin dompet yang fashionable biar orang-orang mau pakai.”
Teman kumparan yang datang antusias dengan bahasan kali ini, terlihat pada sesi tanya jawab, banyak yang ingin bertanya kepada pembicara. Salah satunya Asep. “Orang-orang udah tahu kalo sekarang tempat sampah ada 3 jenis, padahal nantinya sampah juga akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) juga. Apa tanggapan dari pembicara? Gimana saya sebagai masyarakat mesti berperilaku?” Triyono menjawab sekaligus menjelaskan pengalaman yang ia lakukan, ia mengatakan yang ia lakukan adalah botol plastik/sampah plastik di rumahnya dipilah mandiri dan diberikan ke pemulung. Lain lagi dengan Vania, ia menyarankan agar memberikan sampah plastik ke bank sampah terdekat. “Sistem persampahan kita itu belum connecting satu sama lain, industri rumah, pemulung, dinas kebersihan dan lain sebagainya. Maka dari itu kami di SWI juga mendorong pemerintah untuk membuat business model yang jelas.” Triyono juga menambahkan bahwa saat ini pemerintah sedang menggandeng Coca-Cola Indonesia dan beberapa pelaku usaha FMCG lainnya untuk mendiskusikan isu sampah plastik Indonesia, harapannya ada jalan keluar terkait isu ini.
Kopdar Teman kumparan bersama Coca-Cola dengan tema “Manajemen Sampah Perkotaan” tersebut juga ditutup dengan buka puasa bersama dan foto. Apakah kegiatan seperti ini akan ada lagi? Tentu saja. Bagaimana cara ikutannya? Nah silakan gabung di Facebook group teman kumparan . Nanti informasi akan dibagi di sana. Ayo kita mulai menjaga lingkungan tempat hidup kita dimulai dari diri kita sendiri!
ADVERTISEMENT