85 Persen Angkutan Umum Sudah Siap Angkut Pemudik

8 Juni 2017 12:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Persiapan Pemantau Mudik (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan Pemantau Mudik (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kesiapan angkutan umum baik darat, laut, dan udara yang akan digunakan untuk mudik Lebaran tahun 2017 telah mencapai 85 persen. Pemeriksaan (ramp check) telah dilakukan pada semua angkutan umum mudik.
ADVERTISEMENT
"Kesiapannya sekitar 85 persen, kemarin dapat laporan dari uji cek Dinas Perhubungan baik itu provinsi, kabupaten/kota itu kan melakukan ramp check," ujar Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji H Iskandar, di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (8/6).
Pudji menjelaskan, masih ada sekitar 10 hingga 15% angkutan umum tidak layak jalan. Angkutan umum yang tidak layak tersebut akan diuji dan diperbaiki kembali agar bisa digunakan. "Sekitar 10 persen sampai 15 persen itu tidak layak jalan, sedang diuji kembali atau diperbaiki agar bisa diuji dan dipakai lagi," imbuh Pudji.
Persiapan Pemantau Mudik (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan Pemantau Mudik (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Pudji juga mengimbau kepada petugas terminal agar memperhatikan sopir-sopir angkutan umum, seperti bus untuk tidak ugal-ugalan di jalan. Masyarakat juga diminta untuk menegur sopir yang ugal-ugalan.
ADVERTISEMENT
"Itu sudah saya instruksikan kepada terminal. Semua pakai yang namanya mengingatkan kepada para pengemudi bus setiap berangkat ke terminal itu agar hati-hati, kemudian penumpang wajib mengingatkan kepada pengemudi," jelas Pudji.
Masyarakat dapat melaporkan kepada Ditjen Perhubungan Darat dan kepolisian setempat jika terdapat sopir angkutan umum mudik Lebaran yang ugal-ugalan "Laporkan ke saya (pihak Ditjen Hubdat) boleh, laporkan kepada polisi setempat juga boleh," sebut Pudji.
Selama masa mudik Idul Fitri 2017, Kementerian Perhubungan menyiapkan 976 bus mudik gratis yang nantinya digunakan untuk mengangkut kurang lebih 43.920 penumpang. Para sopir bus mudik tersebut akan diberi pembinaan oleh Ditjen Hubdat Kemenhub.
Pudji mengatakan tujuan pembinaan yang dilakukan kepada para sopir bus mudik gratis agar para sopir memiliki tanggung jawab pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas. Pembinaan tersebut akan dilakukan minggu depan.
ADVERTISEMENT
"Untuk supir bus kita akan melaksanakan pembinaan penyuluhan, minggu depan akan kita kumpulkan seluruh sopir-sopir bus yang melakukan mudik gratis. Saya nggak mau pada saat bus mudik gratis itu kecelakaan terus tanggung jawab sopir hilang, sebetulnya karena sudah melakukan antisipasi tapi kalau sudah kejadian kecelakaan itu tanggung jawab mereka kabur, makanya akan kita berikan pembinaan dan penyuluhan terhadap sopir itu," jelas Pudji.
Persiapan Pemantau Mudik (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan Pemantau Mudik (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Faktor pengemudi dianggap salah satu faktor yang dapat menekan angka kecelakaan, sehingga Ditjen Hubdat perlu melakukan pembinaan bagi para sopir bus mudik gratis.
"Kecelakaan itu kan disebabkan: satu, kendaraan; yang kedua, pemudinya; ketiga, faktor alam. Nah, makanya karena faktor pengemudi ini yang perlu kita bina agar menekan kecelakaan," terang Pudji.
ADVERTISEMENT
Namun Pudji tak menampik, di luar faktor pengemudi ada faktor lain yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Ia mencontohkan pejalan kali yang menyeberang sembarangan dapat menimbulkan kecelakaan.
"Sopirnya sudah oke pelan-pelan, busnya oke, tapi tiba-tiba ada orang menyeberang tidak lihat-lihat. Itu kan faktor lain itu juga bisa menimbulkan kecelakaan atau busnya menghindar tiba-tiba dan masuk jurang, perlu saling hati-hati," beber Pudji.
Melihat kepadatan jalan pada saat mudik Lebaran, sudah seyogyanya setiap pengguna jalan untuk saling menjaga diri dan mengingatkan. Jangan sampai akibat kelalaian salah satu pihak, dapat merugikan pengguna jalan yang lainnya.