NU: Secara Teologis, Jokowi Bisa Disebut Khalifah

5 Juni 2017 2:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masdar Farid Mas'udi (Foto: Istimewa)
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masdar Mas'udi berpendapat Presiden Indonesia bisa dianggap sebagai Khalifah. Menurutnya, pemimpin dalam konsep Khalifah menekankan keadilan universal, tidak sempit.
ADVERTISEMENT
Masdar menjelaskan ada dua model Khalifah. Keduanya sama-sama memiliki nilai universal.
"Memang dokumen Islam menyebut khalifah, pertama Khalifah dengan prototipe Adam, tugasnya Adam adalah khalifah universal, bahwa semua orang adalah khalifah, tugasnya memakmurkan bumi. Yang kedua prototipe Khalifah Daud, yang menerapkan keadilan," kata Masdar dalam diskusi bersama Saiful Mujani Research Center, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, (6/2).
Ilustrasi Khalifah (Foto: Pixabay)
Keduanya dipandang Masdar memiliki kesamaan, yaitu menekankan prinsip keadilan. Karena itu, Masdar pun menilai seorang presiden sah disebut sebagai Khalifah. "Semua pemimpin boleh saja disebut secara teologis Khalifah, Jokowi bisa juga disebut Khalifahtullah ," kata Masdar.
Penyebutan khilafah juga menjadi mandat bagi seorang pemimpin, sehingga sembarangan memerintah. "Harus menegakan keadilan, supaya dia ada cantolan transendental, bahwa dia berkuasa tidak seenaknya sendiri, kekhalifahan itu mandat," kata Masdar.
ADVERTISEMENT
Melihat konsep khilafah yang menginginkan diberlakukannya keadilan yang universal, Masdar bingung dengan konsep khilafah milik HTI dan ISIS. "Yang menjadi masalah bila kita asosiasi kan dengan HTI dan ISIS, ini dia mengacu ke mana? Prototipe Adam atau Daud?," tanya Masdar.
"Kalau prototipe Daud semua adalah Khalifah untuk menegakan keadilan, Jokowi itu Khalifah, gubernur juga, dan tidak ada hubungannya dengan SARA. Kalau mengikuti prinsip Prototipe Daud, ya keadilan, kalau hanya cuma Islam, itu sudah melenceng dari konsep Khalifah Prototipe Daud," sambungnya.
Presiden Jokowi di Universitas Muhammadiyah Malang (Foto: Laily R/Biro Pers Setpres)