Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya masih belum memenukan titik terang untuk mengungkap penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Padahal, sudah 22 hari berlalu sejak peristiwa penyiraman dengan air keras itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, polisi sudah mengintrogasi belasan orang di sekitar tempat kejadian. Penyelidikan dengan motode induktif dan deduktif juga sudah dilakukan.
"Sampai saat ini perkembangannya kami belum menemukan pelakunya. Kami masih melakukan penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (3/5).
Meski sudah menelusuri motif pelaku, polisi juga belum bisa memastikan serangan terkait kasus yang ditangani Novel atau bukan. "Apakah ini motif personal, ataukah motif tentang pekerjaan. Ini masih kami dalami. Apakah itu personal atau masalah pekerjaan, jadi perlu kami buktikan," sebut Argo.
Argo pun tidak menutup kemungkinan untuk mencari dalang penyiraman dapat berlangsung lama. Dia mencontohkan seperti kasus pengemboman Kedutaan Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Seperti kasus Kedutaan Filipina, berapa tahun kami belum mengungkap pelaku. Setelah kejadian bom Bali, baru tiga tahun kemudian kami ungkap pelakunya. Ya memang situasi di lapangan menentukan," tutur Argo.
Novel Baswedan mendapat serangan pada Selasa (11/4), ketika ia berjalan kaki pulang ke rumah setelah salat subuh berjamaah. Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal. Air keras itu membuat kornea mata kirinya terluka parah hingga penglihatannya bersisa hanya 10 persen.