Konten dari Pengguna

Masyarakat Urban dan Dinamika Sosial

Atthoriq Chairul Hakim
Peneliti Antropologi Budaya Institut Seni Indonesia Padang Panjang Jurnalisme
31 Maret 2025 16:27 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atthoriq Chairul Hakim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
OPINI - Masyarakat masa sekarang tidak terlepas dari asimilasi dan akulturasi yang terjadi dari awal sebelum adanya perubahan signifikan, hingga menjadi masyarakat modern, berbaur dari berbagai macam kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan, dan pandangan hidup dalam keseharian.
Gambar 1. Masyarakat yang sedang melakukan Proses Jual Beli di Pasar Raya Padang (16/03/25). Sumber: Atthoriq Chairul Hakim
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Masyarakat yang sedang melakukan Proses Jual Beli di Pasar Raya Padang (16/03/25). Sumber: Atthoriq Chairul Hakim
Pembagian untuk tipe masyarakat pun tidak dapat dihindari, bahwa adanya masyarakat pedesaan dan perkotaan. Terbaginya kelompok masyarakat seperti ini didasarkan pada cara hidup individu dan kelompok, beberapa faktor yang mempengaruhi seperti; keluarga, proses pertumbuhan ekonomi, lingkungan sosial geografis, dan teknologi informasi.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor yang disebutkan berdampak terhadap cara hidup masyarakat di perkotaan, baik itu mereka yang melakukan urbanisasi; cara-cara hidup selama di desa, akan mulai memudar diakibatkan sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan baru (Urban).
Banyak defenisi yang diberikan kepada masyarakat urban, multikulturalisme terdapat di dalamnya. Tidak sedikit konflik bermunculan karena perbedaan kepentingan dari segi perekonomian, politik, dan sosial budaya masyarakatnya. Oleh karena itu, kepentingan yang cukup kontras, membuat masyarakat perkotaan menjadi lebih mementingkan urusan yang bersifat personal, bukan berarti tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.
Masyarakat Urban dalam Pandangan Akademis
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urban dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat kekotaan, atau orang yang pindah dari desa ke kota. Ditinjau dari aspek dinamikanya, urban diartikan sebagai masyarakat yang lahir dan direproduksi oleh modernitas, dan dinamika industri modern (Tenritatta, 2: 2021).
ADVERTISEMENT
Anthony Gidden pun membayangkan bahwa masyarakat urban merupakan manusia yang hidup pada dekade akhir abad ke- 20, serta ia membayangkan, terdapat sisi mengerikan dari masyarakat ini, atas kepentingan-kepentingan yang ingin diraih.
Masyarakat Urban sendiri diidentikan dengan karakteristik yang disebabkan oleh lingkungan perkotaan, disebabkan oleh fasilitas, pertemanan, dan lainnya. Orang yang tinggal di pedesaan, lalu melakukan urbanisasi dan menetap di kota, lama-kelamaan akan mengikuti cara hidup urban sebagai bentuk adaptasi mereka. Kenapa harus mengikuti cara hidup urban ?, beragam mahluk hidup di bumi khususnya manusia, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya, maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan beradaptasi di lingkungan baru yang memiliki perilaku sosial budaya mayoritas dari kebiasaan inti mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Tidak salah jika sebelumnya masyarakat desa yang pindah ke kota mengalami dinamika sosial budaya bahkan hingga ke indvidu, ini sebagai bentuk upaya untuk bertahan hidup. Perlu diingat, bahwa kapasitas setiap orang untuk bertahan hidup di perkotaan berbeda-beda, sehingga pembawaan dalam beraktivitas sehari-hari akan terasa berbeda. Sangat minim terdapat homogenitas masyarakat urban, hanya terdapat kesamaan pada kelompok tertentu, akibat kepentingan dan tujuan yang sama.
Interaksi Antarbudaya dalam Multikulturalisme Masyarakat Urban
Gambar 2. Mobilitas Masyarakat Kota Padang menggunakan Beragam Transportasi untuk berbagai Kepentingan (26/02/25). Sumber: Atthoriq Chairul Hakim
Pertumbuhan populasi masyarakat urban sangatlah beragam, dimulai sejarah, latar belakang, nilai, dan budaya berbeda berada dalam satu ke satuan wilayah administratif yang sama. Tak jarang dari perbedaan ini, menimbulkan kesalahpahaman budaya, konflik antar kelompok yang menyebabkan rusaknya stabilitas sosial.
Masyarakat Urban merupakan wadah untuk berbaurnya beragam budaya dengan latarbelakang berbeda (Multikulturalisme). Dinamika interaksi antarbudaya dalam masyarakat urban berpengaruh siginfikan pada stabilitas sosial, serta dapat berdampak positif maupun negatif.
ADVERTISEMENT
Varuabel dampak yang biasanya ada pada masyarakat urban merupakan hal yang lumrah, namun tidak bisa dianggap sepele, apalagi menyebakan perubahan yang signifikan. Masyarakat urban disamakan dengan konsep multikulturalisme, paham-paham keberagaman yang terdapat di perkotaan disadari atau tidak, yang jelas mereka memiliki kepentingan masing-masing dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun mereka yang memiliki kesamaan dalam matapencaharian, namun bisa berselisih paham untuk mendapatkan keuntungan, masalah gender, dan masyarakat yang temarginalkan. Perlunya interaksi antar budaya yang berbeda di dalam masyarakat, untuk memperkecil terjadinya konflik. Jika perselisihan yang ditimbulkan dapat menimbulkan integrasi dalam keberagaman alangkah lebih baik, namun akan menjadi masalah yang berkepanjangan jika tidak ditemukan "benang merah" masalah yang diperdebatkan.
Sudah tidak asing lagi masyarakat perkotaan sangat identik dengan pusat modernisasi, mulai dari infrastruktur bangunan, hingga gaya hidup yang beragam masing-masing kelompoknya. Maka dari itu, masyarakat yang melakukan urbanisasi, ataupun yang sudah lama tinggal di wilayah perkotaan perlu melakukan adaptasi serta toleransi agar tercapainya harmonisasi kehidupan bersama.
ADVERTISEMENT
Hal yang menjadi tolak ukur sekarang bukanlah sekedar wacana dan rencana, jauh dari itu perlu dipahami realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Realitas sosial yang terjadi, perlu disesuaikan dengan konsep rencana untuk membentuk interaksi budaya masyarakat perkotaan yang beragam.
Seperti terjadinya tawuran pemuda, balap liar, merupakan bentuk penyimpangan sosial, serta dapat menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Hal lain seperti diskotik, kedai penjual minuman berarkohol, sebagai fasilitas untuk rekreasi sebagian masyarakat urban. Tidak dapat dijustifikasi buruk segala bentuk aktivitas yang dianggap negatif oleh publik, perlu diperhatikan kontrol terhadap hal-hal ini agar tidak menanggu kenyamanan sesama.
Sisi lain, fasilitas pendidikan, olahraga, dan peranan pemerintah dalam menyediakan wadah dalam menyalurkan minat bakat yang dapat meningkatkan kualitas individu dan kelompok untuk kembali mengabdi kembali, agar terciptanya dinamika progresif struktur sosial budaya masyarakat yang progresif.
ADVERTISEMENT
Peranan Pemerintah dan Instansi Sipil dalam Mengelola Multikulturalisme Masyarakat Urban
Gambar 3. Buruh Minta Prabowo-Gibran Hapuskan Sistem Outsourcing. Sumber: Detik.com dalam Koran Rakyat Pembaruan (Input; 30/03/2025).
Upaya untuk menciptakan keselarasan dan integrasi dalam kehidupan masyarakat urban merupakan hal yag didambakan. Pemerintah serta instansi sipil memiliki peran penting dalam melakukan kontrol terhadap aktivitas masyarakat.
Kontrol di sini tidak hanya pengawasan belaka, namun lebih dari itu. Maksud yang ditekankan di sini, perkotaan merupakan lingkungan urban dengan sifat tetapnya terikat kepada norma-norma sosial, agama, dan hukum yang berlaku secara umum bagi seluruh masyarakat, contohnya seperti di Indonesia.
Harusnya masyarakat yang terikat akan norma hukum, menjalankan dengan sebaik-baiknya dalam proses dinamika di lingkungan urban. Tidak lain agar tercapainya keamanan serta kesejahteraan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda.
Realita di lapangan, kebanyakan yang terjadi mereka dengan tujuan berbeda, mereka saling berkonflik, menjatuhkan satu sama lain, lalu mengataskan namakan identitas kelompok, sehingga terciptanya sekat yang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan instansi sipil dengan bidang tertentu memiliki peran dalam melakukan pemberdayaan, kontrol, pengembangan, dan pengamanan terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, di samping pengabdian yang mereka lakukan untuk mencapai pundi-pundi material.
Masyarakat sipil bisa melakukan sebuah pergerakan sosial untuk mencapai keselarasan juga keharmonisan sosiologis, namun apakah dengan semudah itu. Membentuk serikat dengan kepentingan yang sama bisa menjadi salah satu solusi, namun tidak sedikit kandas di tengah jalan.
Menjadi pertimbangan, bahwa satu usaha dengan kacamata kuda sangat sulit untuk dicapai. Kesadaran penuh dari pemerintah dan instansi sipil perlu diraih, di balik itu beban moral yang wajib dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Pergerakan dari pihak-pihak terkait harus dilakukan, sebagaimana untuk menciptakan kehidupan bersama yang sejahtera. Aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat melalui wadah serikat pekerja di lingkungan urban, menjadi kajian untuk pihak yang membidangi. Memang polemik yang ada tidak akan hilang dengan begitunya, namun setidaknya dapat mengurangi sedikit demi sedikit apa yang menjadi permasalahan dari berbagai lapisan masyarakat urban.
ADVERTISEMENT