Konten dari Pengguna

Para Jagoan di Pulau Jawa

Tony Rosyid
Pengamat politik
12 Mei 2024 17:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi warga usai menggunakan hak suaranya pada Pilkada serentak. Foto: Aditya Aji/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi warga usai menggunakan hak suaranya pada Pilkada serentak. Foto: Aditya Aji/AFP
ADVERTISEMENT
Ada lima pilgub di pulau Jawa. Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, nama Anies mulai santer muncul. Confirm Anies akan maju dengan dukungan PKS, Nasdem dan PKB. Mungkin juga PDIP. Anies akan didampingi oleh Igo Ilham, kader PKS yang pernah dua kali menjadi anggota DPRD DKI.
Anies kemungkinan akan berhadapan dengan Heru Budi, PJ gubernur DKI. Atau malah Kaesang, putra Jokowi yang sekaligus menjadi ketua PSI. Nama Sudirman Said juga muncul, tapi belum diketahui dari mana tiket partainya.
Di Banten ada nama Airin. Mantan wali kota Tangsel ini dianggap memiliki kans yang cukup besar. Selain populer, Airin adalah adik ipar dari Ratu Atut, mantan gubernur Banten. Orang menyebut Airin sebagai darah biru. Kemungkinan Airin akan berhadapan dengan incumbent yaitu Wahidin Halim dari Nasdem dan Rano Karno dari PDIP.
ADVERTISEMENT
Di Jawa Barat ada Ridwan Kamil. Kader Golkar sekaligus incumbent. Kemungkinan Ridwan Kamil diusung oleh Golkar dan Gerindra. Boleh jadi semua partai koalisi Prabowo-Gibran ikut merapat.
Selain Ridwan Kamil, nama Dedi Mulyadi, mantan bupati Purwakarta juga menjadi pembicaraan publik. Dedi adalah kader dan sekaligus anggota DPR dari Gerindra. Jika Dedi Mulyadi maju, kemungkinan Ridwan Kamil jadi menteri Prabowo. Prabowo perlu mengamankan suara Jawa Barat untuk pilpres 2029.
Apakah Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi yang diajukan, mereka akan menghadapi calon dari PKS dan PDIP. PKS kabarnya akan mengusung Ahmad Syaikhu, presiden PKS. Sementara PDIP belum memunculkan nama.
Di Jawa Tengah, nama Sudaryono sangat santer. Balihonya ada di setiap sudut kota di Jawa Tengah. Sepanjang jalan tol, anda akan menemukan foto Sudryono terpampang. Ini bukti bahwa Sudaryono sangat siap untuk nyagub. Sudaryono adalah ketua DPD Gerindra Jawa Tengah. Ia maju, kabarnya karena perintah atau instruksi langsung dari Prabowo, presiden terpilih 2024-2029.
ADVERTISEMENT
Sudaryono adalah anak asuh dan kader kesayangan Prabowo yang keluar dari karier militernya demi mendampingi mantan menantu Soeharto ini sebagai ajudan pribadinya. Loyalitas Sudaryono membuat Prabowo mempercayainya maju di pilgub Jawa Tengah. Karena perintah, maka Prabowo, penguasa saat pilgub nanti diselenggarakan, kemungkinan akan all out untuk mendukung Sudaryono. Bagi Prabowo, Jawa Tengah sangat penting untuk menggeser dominasi suara PDIP yang selama ini selalu jadi jawara di Jawa Tengah.
Sudaryono, putra Purwodadi ini kemungkinan akan melawan Hendrar Prihadi. Lelaki yang lebih dikenal dengan nama Hendi ini adalah mantan wali kota Semarang dan kader loyal PDIP.
Dari PKB, ada nama K.H. Yusuf Khudori, atau Gus Yusuf. Ketua DPW PKB ini kabarnya digadang-gadang untuk maju di pilgub Jawa Tengah melawan Sudaryono dan Hendi.
ADVERTISEMENT
Di Jawa Tengah, nama Taj Yasin, atau populer dengan panggilan Gus Yasin, kabarnya diperebutkan untuk menjadi cawagub. Keduanya, baik Sudaryono maupun Hendi menginginkan Taj Yasin mendampingi mereka. Sosok Taj Yasin dianggap mewakili "kelompok santri", karena memang ia adalah putra almarhum K.H. Maimoen Zubair. Kiai karismatik yang memiliki santri di hampir semua pelosok kabupaten di Jawa Tengah. Para santri K.H. Maimoen cukup militan. Militansi santri selama ini efektif menjadi mesin politik jika putra K.H. Maimoen Zubair ikut kontestasi. Paket hemat, hasil memuaskan. Begitulah jika mendapatkan mesin politik berbasis militansi.
Di Jawa Timur, nama Khofifah masih sangat populer. Incumbent ini kabarnya akan tetap berpasangan dengan Emil Dardak. Khofifah cukup kuat untuk mengambil kembali posisi sebagai gubernur Jawa Timur. Siapa lawan Khofifah? Yang pasti bukan Saifullah Yusuf, sekjen PBNU. Saat ini, mereka berada di ceruk yang sama.
ADVERTISEMENT
Siapa pun yang akan menjadi gubernur di Pulau Jawa, bagi rakyat yang penting bisa membawa kesejahteraan. Bagaimana pertumbuhan ekonomi itu merata dan bisa dinikmati secara adil oleh seluruh masyarakat di pulau Jawa.
Ini bukan siapa didukung siapa dan dari partai apa. Tapi ini tentang apa tawaran ide mereka untuk mensejahterakan dan memajukan masyarakat di pulau Jawa. Saatnya adu gagasan dan adu program menjadi prioritas dalam pilkada.