Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kolaborasi BPDPKS dan Industri Sawit untuk NZE: Solusi Penerimaan Negara
28 Oktober 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari TUAH WAHYU BREGITA SEMBIRING tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu bahwa perubahan iklim menjadi isu yang sedang dihadapai oleh seluruh negara di dunia? Nah, karena permasalahan ini Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satu sektor kunci yang berperan dalam pencapaian target ini adalah industri kelapa sawit, yang memiliki potensi besar untuk mendukung upaya dekarbonisasi melalui pengelolaan biomassa dan hilirisasi produk sawit. Kelapa sawit kini menjadi komoditas strategis yang mendukung perekonomian nasional. Indonesia, sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, menghasilkan lebih dari 56 juta ton lho, dengan ekspor mencapai 26,33 juta ton. Pada tahun 2023, ekspor kelapa sawit dan produk turunannya bernilai USD 28,45 miliar atau setara 11,6% dari total ekspor nonmigas, tidak hanya itu saja guys industri ini juga memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 16 juta orang, termasuk pekerja langsung maupun tidak langsung, seperti para petani kecil.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi BPDPKS dan Industri Sawit dalam mendukung hilirisasi
Kolaborasi antara Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan industri sawit menjadi elemen penting untuk mempercepat proses transisi ini. BPDPKS dan industri sawit secara aktif bekerja sama dalam berbagai inisiatif yang mendukung pencapaian NZE. Salah satunya adalah pengembangan teknologi pengolahan biomassa kelapa sawit, seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Bayangkan TKKS yang awalnya dianggap sebagai limbah, kini diolah menjadi bahan baku untuk produk bernilai tambah seperti bioethanol, asam organik, dan bahan kimia terbarukan lainnya. Lalu dampaknya bagaimana? Inovasi ini mampu meningkatkan nilai ekonomi, dan berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
Tak hanya itu, hilirisasi industri sawit, yang didukung oleh BPDPKS, telah meningkatkan nilai ekspor produk turunan sawit. Pada tahun 2023, sektor ini menghasilkan lebih dari Rp750 triliun, berkontribusi sekitar 3,5% terhadap PDB nasional .Hal ini tidak hanya memperkuat penerimaan negara melalui pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi dan sosial, terutama di daerah-daerah penghasil sawit.
ADVERTISEMENT
Keuntungan Kolaborasi BPDPKS dan Industri Sawit
Kolaborasi antara BPDPKS dan industri sawit dalam rangka mencapai NZE memiliki beberapa keuntungan strategis. Pertama, pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk bahan bakar terbarukan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meminimalkan emisi karbon. Dengan pengolahan TKKS menjadi produk biokimia, industri sawit tidak hanya membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan, tetapi juga memberikan kontribusi penerimaan negara. pada tahun 2023 kontribusi industri sawit terhadap APBN mencapai kurang lebih 88 triliun dengan rincian penerimaan dari sektor pajak 50,2 triliun, PNBP 32,4 triliun, dan Bea Keluar sebesar 6,1 triliun.
Kedua, inisiatif hilirisasi yang dipimpin oleh Kementerian Perindustrian bersama BPDPKS membantu mengelola emisi karbon secara langsung melalui teknologi industri hijau. Dengan peta jalan (road map) Sawit Indonesia Emas 2045, sektor ini diharapkan dapat mencapai keberlanjutan penuh, dari hulu hingga hilir, serta menciptakan lapangan kerja baru di bidang industri hijau yang akan mengurangi pengangguran secara tidak langsung lho.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan tetap ada. Isu deforestasi dan perubahan tata guna lahan yang terkait dengan ekspansi kebun sawit dapat mengancam pencapaian target emisi, kecuali jika pengelolaan yang ketat dan sertifikasi berkelanjutan seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) diimplementasikan secara luas.
Setelah membaca penjelasan diatas pasti kamu sudah lebih mengerti kan keuntungan kolaborasi antara BPDPKS dengan industri sawit untuk net zero emission dan penerimaan negara. Dengan fokus pada pengolahan limbah, hilirisasi produk, dan pengembangan teknologi terbarukan, sektor sawit dapat memainkan peran vital dalam transisi menuju ekonomi hijau. Meskipun tantangan masih ada, komitmen yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan dan elemen Masyarakat seperti kita menjadikan target ini realistis dan dapat dicapai sebelum tahun 2060 guys. Oleh karena itu melalui #HilirisasiUntukIndonesiaEmas mengajak kita untuk berkontribusi dalam mendukung program Net Zero Emmision dan meningkatkan penerimaan negara!
ADVERTISEMENT