Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Sebanyak 5 (lima) rumah di wilayah RT 06 Dusun Cepokosari Padukuhan Cepokojajar Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan selama 10 hari terendam banjir. Sejak hari Minggu (17/3/2019) lalu, sebanyak 13 jiwa dari 4 Kepala Keluarga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam air setinggi 0,5-1 meter.
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga, Tambeng Sayuti (47) mengungkapkan, ketika musim penghujan kawasan rumah yang ia tinggali selalu saja terendam banjir. Air hujan tidak bisa lari ke mana-mana karena wilayah yang ia tinggali sebenarnya adalah bekas galian batu bata tempo dulu.
Menurutnya, awalnya air hujan yang ada bisa mengalir dengan lancar tanpa kendala karena ada sungai kecil atau saluran irigasi di kawasan tersebut. Namun sejak ada pembangunan perumahan, saluran irigasi tersebut mampet dan tak bisa dialiri karena pihak pengembang menutup sungai kecil tersebut.
"Kali (sungai kecilnya) jadi tidak ada. Lha sudah ditutup," ujarnya, Selasa (26/3/2019).
Parahnya, meski sudah menutup saluran irigasi di kawasan tersebut namun pihak pengembang tidak membuatkan saluran irigasi pengganti. Akibatnya, air yang ada di kampung mereka tidak bisa disalurkan ke tempat lain dan selalu merendam pemukiman mereka setiap musim penghujan tiba, terutama ketika hujan deras terlalu lama.
ADVERTISEMENT
Seperti tanggal 17 Maret 2019 lalu, di mana selama 2 hari lebih hujan deras melanda kawasan DIY. Perlahan-lahan airnya naik dan merendam pemukiman mereka. Akibatnya, para penghuni rumah terpaksa mengungsi ke tempat saudaranya yang lebih aman dan tidak terjangkit banjir.
"Sampai hari ini kita mengungsi. Wong airnya baru surut semalam,"tuturnya.
Warga sebenarnya sudah melaporkan apa yang mereka alami ke pihak desa ataupun instansi lain. Namun karena tidak ada respon maka mereka membiarkan begitu saja rumahnya terendam air. Dan baru hari Senin (25/3/2019) kemarin, Forum pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Piyungan mendatangi lokasi tempat tinggal mereka dan melakukan penyedotan.
Salah seorang relawan FPRB Piyungan, Agus Totok R mengatakan untuk memindahkan air dari pemukiman tersebut, FPRB terpaksa harus mengerahkan 8 unit pompa air. Air tersebut harus dialirkan ke saluran irigasi sejauh 20 meter dari lokasi rendaman. Dan hingga tengah malam, genangan air di kawasan tersebut belum bisa diatasi.
ADVERTISEMENT
"Kita perlu 12 jam lebih untuk menyedot air,"ungkapnya. (erl/adn)