news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

4 Anak yang Alami Gagal Ginjal Akut di RSUP Dr Sardjito Dinyatakan Sembuh

Konten Media Partner
25 Oktober 2022 17:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasien. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasien. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sejak periode Januari hingga Oktober 2022, RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, telah menangani 13 pasien gagal ginjal akut (GGA) dengan rentang usia paling muda tujuh bulan hingga 13 tahun.
ADVERTISEMENT
Terbaru, dari 13 pasien yang ditangani, ada 4 orang yang dinyatakan sembuh, sementara 7 pasien lainnya dinyatakan meninggal dunia dan 2 orang hingga sekarang masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito.
Spesialis Dokter Anak, Dokter Retno Palupi menjelaskan dari 4 orang yang sembuh ini sudah diperbolehkan pulang namun masih harus menjalani rawat jalan untuk mengontrol fungsi ginjalnya.
"Satu pasien masih dalam monitoring cuci darah, dia rawat jalan masih dengan cuci darah. Kemarin pasien sudah kontrol, dan fungsi ginjalnya sudah berangsur-angsur membaik," kata Retno Palupi saat jumpa pers, Selasa (25/10/2022).
Sementara satu dari keempat anak yang dinyatakan sembuh ini, masih membutuhkan cuci darah dengan rawat jalan. Dr. Retno Palupi mengatakan indikasi sembuhnya 4 pasien GGA ini dilihat dari adanya fungsi ginjal yang sudah mulai membaik, bahkan fungsinya mendekati normal.
ADVERTISEMENT
"Artinya mendekati normal itu 90 dia 89. Jadi fungsi ginjalnya sudah jauh lebih baik dibandingkan waktu dia di fase gagal ginjal akut," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan ketujuh pasien yang meninggal itu tidak ditemukan adanya kristal di dalam ginjalnya.
Namun pihaknya tidak membeberkan secara detail apakah ada kaitannya dengan isu penggunaan obat syrup yang sedang ramai beredar itu atau tidak.
Ia menyebutkan komplikasi penyakit lain atau imun atau daya tahan tubuh yang melemah juga dapat mempengaruhi kematian pada anak yang alami gagal ginjal akut ini.
(dari kiri ke kanan) Spesialis Dokter Anak Dokter Retno Palupi; Ketua Cabang IDAI DIY dr. Tunjung Wibowo; dan anggota tim medis dari Divisi Nefrologi, Dr. Kristia Hermawan; dalam jumpa pers update gagal ginjal akut di RSUP Dr Sardjito, Selasa (25/10/2022). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
Sementara anggota tim medis dari Divisi Nefrologi, Dr. Kristia Hermawan menuturkan bahwa pelacakan terhadap penyebab gagal ginjal akut progresif atipikal ini telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari kementerian kesehatan.
ADVERTISEMENT
Seperti dengan melakukan penelusuran riwayat penggunaan obat syrup serta pemeriksaan toksikologi untuk mengetahui ada tidaknya EG/DEG dalam darah atau urine pasien.
Dalam hal ini, pihaknya juga mengambil sampel yang telah dilakukan pada 3 pasien pada pekan lalu saat masih menjalani perawatan.
"Tim medis belum mendapat hasil pemeriksaan karena sampel harus diperiksa di Labkesda DKI Jakarta. Tim medis juga telah melakukan biopsi/ pengambilan contoh jaringan ginjal pada beberapa pasien agar dapat mengidentifikasi profil kerusakan yang terjadi, dan menelusuri penyebab kerusakan jaringan tersebut," tuturnya.
Dr. Kristia Hermawan juga mengaku bahwa tidak ada tambahan kasus baru yang tergolong dalam gangguan ginjal akut. Sehingga mereka bisa fokus mendalami kasus ke 13 pasien yang sedang ditangani di RSUP Sardjito itu.
ADVERTISEMENT
"Sebelum adanya edaran untuk pemberhentian obat pun kita tidak ada tambahan kasus baru," ujarnya
Ketua Cabang IDAI DIY Dr.Tunjung Wibowo, menyampaikan bahwa masyarakat tetap tenang dalam menyikapi berita AKI tersebut.
Masyarakat juga diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan apabila mendapati anak anak yang mengalami gejala terjadinya gagal ginjal akut.
"Orang tua diharapkan waspada terutama yang memiliki anak di bawah usia 6 tahun yang mengalami penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine, baik dengan atau tanpa gejala demam dan/atau diare," ujarnya.
Terkait pembiayaan terhadap pasien gagal ginjal akut tersebut, mereka mengaku perawatan nya dicover oleh BPJS.
RSUP Dr Sardjito juga secara intens telah melakukan komunikasi baik dengan Kemenkes, Dinas kesehatan DIY serta stakeholder lainnya untuk menyikapi hal ini. (Maria Wulan)
ADVERTISEMENT