Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Kisah 1000 Candi

ADVERTISEMENT
Setiap candi punya keunikannya masing-masing. Relief yang terpahat di dinding candi juga menceritakan kisah yang berbeda-beda. Tak hanya itu, pahatan bentuk dalam satu candi pun tidak sama dengan candi lainnya. Seperti halnya Candi Plaosan yang menyimpan banyak keunikan.
ADVERTISEMENT
Mulai dari relief yang dipahat, hingga latar belakang pembangunan Candi Plaosan. Berikut ini 5 keunikan yang ada di Candi Plaosan:
“Candi Plaosan ini merupakan perpaduan dari 2 agama yaitu Hindu dan Buddha,” kata Arkeolog di Yogyakarta, Nurkesawa, saat diwawancarai kumparan.com/tugujogja, Kamis (11/7/2019).
Mengapa dikatakan romantis? Candi ini didirikan oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu sebagai persembahan pada istrinya, Pramodhawardani yang beragama Buddha pada abad ke-9 M.
Perpaduan 2 agama ini juga bisa dilihat dari adanya stupa dan ratna dalam 1 kompleks candi. Hal ini menunjukkan bahwa perpaduan harmonis antar agama sudah ada sejak zaman kerajaan di Indonesia.
Berbeda dengan candi pada umumnya yang memiliki 1 candi induk, Candi Plaosan memiliki 2 candi induk. Kedua candi induk ini terletak berdekatan di sisi utara dan selatan. Tentu saja ada hal yang membedakan dari kedua candi induk ini.
ADVERTISEMENT
“Di candi induk utara memiliki relief perempuan sedangkan di candi induk selatan memiliki relief laki-laki,” ujar Nur.
Candi induk memiliki 2 lantai di dalamnya. Namun, pengunjung tidak bisa mengkses ke bagian atas. Hal ini dikarenakan tangga kayu yang dulunya diletakkan di sisi bagian dalam candi sudah tidak ada.
Candi Plaosan memiliki 192 stupa dan 84 candi perwara. Setiap candi perwara merupakan persembahan dari suatu daerah yang berbeda-beda. Hal ini ditandai dengan adanya relief tulisan kuno pada dinding luar candi perwara yang menunjukkan siapa pemberi candi perwara tersebut.
“Kalau sekarang ibaratnya seperti kecamatan yang memberikan persembahan berupa candi pada daerah di atasnya. Makanya di tiap candi akan ada keterangan siapa yang memberikan candi tersebut,” kata Bagus, salah seorang penjaga keamanan di Candi Plaosan.
ADVERTISEMENT
Candi Plaosan rupanya juga memiliki semacam ruang ujian. Ruang ujian ini dikenal dengan istilah Mandapa. Dulunya, para murid yang belajar di Candi Plaosan akan diuji ilmunya di Mandapa ini. Para murid akan diuji satu per satu dan dinilai oleh 21 dewa yang duduk di hadapannya.
“Kalau sekarang ya seperti kuliah. 1 mahasiswa diuji oleh dosen. Cuma disini dosennya ada 21,” ceritanya.
Ujian ini menjadi salah satu hal yang perlu dilalui oleh para murid untuk menjadi seorang cendekia. Dulunya, Mandapa berbentuk seperti Joglo dengan tiang yang terbuat dari kayu. Hal ini dibuktikan dengan adanya umpak di sekitar Mandapa.
Di area Mandapa, ada 21 dewa yang duduk dalam 1 barisan rapi untuk menilai seorang murid yang melakukan ujian. Namun pada tahun 2009 silam, 2 kepala Arca Dhyani Budda dan Boddhisatva dicuri oleh orang yang tak bertanggungjawab.
ADVERTISEMENT
Walaupun kedua bagian tersebut kini telah kembali, keduanya tidak dipasang ke badan arca di Mandapa. Demi menjaga keamanan, 2 kepala arca yang sempat dicuri itu diletakkan di ruangan yang lebih aman. (asa/adn)
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.