Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
500 Paket Disalurkan untuk Sekolah di Daerah Terpencil Gunungkidul
24 Oktober 2021 20:44 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Masih dalam momen peringatan Maulid Nabi Muhammad, salah satu sekolah di Yogyakarta menggelar aksi membagikan 500 paket ATK ke sejumlah sekolah di Kabupaten Gunungkidul . Sudah menjadi salah satu agenda rutin sekolah dan kebetulan bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad, mereka menyelenggarakan program berbagi santunan kepada anak yatim dan dhuafa.
ADVERTISEMENT
Dengan tajuk Gebyar Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh OSIS SMP, tahun ini mereka memilih Kabupaten Gunungkidul menjadi wilayah untuk menebar kebaikan lantaran masih belum terjamahnya kawasan tersebut. Setidaknya ada 8 tim yang diterjunkan menjangkau wilayah terpencil di kabupaten itu salah satunya di SLB (Sekolah Luar Biasa) Dharma Putra.
Begitu menjejakkan kaki di SLB yang terletak di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul ini, hati Direktur Akademik Kesatuan Bangsa School, Eko Andi Hartono terenyuh. Bagaimana tidak, situasi di sekolah yang terletak di pinggiran dengan akses setidaknya 2 jam dari Kota Yogyakarta ini mengalami keterbatasan sejak berdiri di tahun 1995.
"Beruntung sekali ketemu dengan SLB Dharma Putra ini yang notabene benar-benar pantas didatangi, karena itu saya merasa bersyukur," kata Eko saat dijumpai usai penyerahan bantuan kepada anak sekolah di SLB pada Sabtu (23/10/2021).
ADVERTISEMENT
Meski lelah, ia mengaku perjalanan yang ditempuh selama 2 jam dari kota Yogyakarta ke wilayah terpencil di Gunungkidul ini terbayarkan dengan canda, tawa dan juga senyum anak-anak terutama dari kaum yatim dan dhuafa saat mereka menerima paket bantuan berupa alat sekolah, alat tulis (ATK), alat kebersihan, serta sedikit uang saku.
Menilik lebih jauh terkait kondisi sekolah, Eko mengaku beruntung bisa berada di sekolahnya saat ini. Adalah pemandangan yang jauh berbeda dari apa yang bisa ia lihat di SLB yang didatanginya.
"Saya beruntung ada di Kesatuan Bangsa karena memiliki segalanya, teknologi, sumber daya manusia, kemudian daya support yang tinggi dari orang tua. Tapi di sini di Gunungkidul, ibaratnya makan aja susah dan apa lagi bersekolah. Di SLB ini juga tadi mendengar tidak ada pungutan biaya sepeser pun," katanya.
ADVERTISEMENT
"Niat tulus yang saya tangkap dari ibu kepala sekolah ini sangat membuat hati saya terenyuh," katanya lagi.
Kepala Sekolah SLB Dharma Putra, Sutarti menggambarkan bahwa memang kondisi sekolah mereka sedikit jauh dari kata layak. Di atas tanah dan akses masuk menuju ke SLB yang didapat dari dana hibah dan swadaya dirinya dan para dermawan, kini sekolah itu menampung sebanyak 70 siswa. Mereka datang dari berbagai latar belakang ekonomi dan juga ketunaan dari netra, rungu, grahita dan juga autisme.
Seperti yang disampaikan Eko sebelumnya, Sutarti membenarkan bahwa sekolah mereka memang tak memungut biaya. Tak heran, fasilitas sekolah ala kadarnya, serta penghasilan 15 tenaga pendidik yang terdiri dari 3 PNS dan honorer jauh dari kata layak adalah hal yang mereka terima dengan besar hati.
ADVERTISEMENT
“Terus terang kami sampai sekarang tidak pernah menarik biaya kepada anak-anak semuanya sekolah gratis. Kami tidak punya dana rutin, terlebih anggaran yang mencukupi,” kata Sutarti.
“Hampir 90 persen di sini anak yatim dan dhuafa. Jadi kami tidak menarik biaya bukan berarti saya punya duit tapi karena nggak tega. Kehidupan sehari-hari untuk makan saja nggak ada, masa saya mau menarik biaya. Apalagi kalau ditarik biaya, mereka nggak mau sekolah,” imbuhnya.
Karenanya, tak salah menurut Eko jika ia datang ke SLB tersebut dan membagikan kebaikan kepada mereka, siswa yang membutuhkan. Tak berhenti sampai di situ saja, ia berharap niat baik itu terus berlangsung dan menjangkau wilayah yang luas.
"Kita planning ke depan lebih besar lagi dengan target donasi yang lebih banyak lagi. Dengan semakin banyak orang peduli dengan pendidikan, semakin banyak peduli dengan nasib anak kurang mampu, kita mengajak untuk berlomba dalam kebaikan," katanya.
Sementara itu Rendy Mahardika, pemilik Peta Kreatif sekaligus yang menjabat sebagai Komite Tetap bidang Teknologi Informasi KADIN DIY mengapresiasi donasi yang diberikan oleh KBS School kepada siswa-siswa yang kurang beruntung.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Kesatuan Bangsa karena telah berbagi alat-alat tulis dan juga tas di masa pandemi ini. Memang kita lihat banyak lembaga pendidikan terutama yang di pinggir-pinggir Jogja mungkin butuh bantuan dan bantuan seperti ini sangat bermanfaat bagi mereka," ujarnya.