Konten Media Partner

BPS Catat Inflasi DIY pada Desember 2024 Jadi yang Tertinggi Sepanjang Tahun

6 Januari 2025 10:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati (tengah) bersama Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Satiyana dan Kepala Ditjen Perbendaharaan DIY, Agung Yulianta saat mengikuti Berita Resmi Statisik BPS DIY, Kamis (2/1/2024).
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati (tengah) bersama Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Satiyana dan Kepala Ditjen Perbendaharaan DIY, Agung Yulianta saat mengikuti Berita Resmi Statisik BPS DIY, Kamis (2/1/2024).
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik DIY, Herum Fajarwati menyampaikan, inflasi pada Desember 2024 menjadi inflasi ketujuh selama 2024. Juga, menjadi inflasi yang tertinggi dari bulan ke bulan selama 2024.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat terjadi inflasi pada Desember 2024 sebesar 0,46 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy) dan secara tahun kalender atau year to date (ytd), Provinsi DIY mengalami inflasi sebesar 1,28 persen.
Sementara itu, inflasi secara tahunan sebesar 1,28 persen relatif lebih rendah dari tahun lalu. Berdasarkan kelompok pengeluaran, andil tertinggi dari kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,51 persen. Hal tersebut disebabkan kenaikan harga emas perhiasan.
Kemudian kelompok makanan minuman, dan tembakau dengan andil 0,22 persen. Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang andilnya mendapail 0,13 persen.
"Satu-satunya yang menyumbang deflasi di 2024 ini adalah kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,02 persen," kata Herum, Kamis (2/1/2024).
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, ada lima komoditas yang dominan menjadi pendorong inflasi pada Desember 2024.
Adapun beberapa komoditas tersebut adalah cabai merah dan telur ayam ras dengan masing-masing memberikan andil 0,06 persen. Kemudian tomat dan bahan bakar rumah tangga yang masing-masing berikan andil 0,03 persen. Lalu ada bawang merah dengan andil 0,02 persen.
Sementara komoditas penghambat inflasi pada Desember 2024 adalah daging ayam ras, nangka muda, kentang, dan angkutan udara. Masing-masing memberikan andil deflasi 0,01 persen.
Untuk komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi DIY selama 2024 secara umum adalah kelompok makanan minuman, dan tembakau. Diikuti oleh komoditas emas perhiasan menjadi komoditas utama penyumbang inflasi,diikuti beras dan bawang merah selama 2024.
Tercatat sembilan kali komoditas emas menjadi penyumbang inflasi secara mtm sepanjang 2024. Kemudian beras dan bawang merah sebanyak enam kali. Lalu tomat, telur ayam ras, dan cabai merah empat kali. "Ini jadi informasi penting untuk pengendalian inflasi di tahun 2025," ujar Herum.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, inflasi di 2025 akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik dari sisi kebijakan domestik, faktor global, maupun kondisi musim yang ada. Secara keseluruhan, jika musim pertanian lebih kondusif dan kebijakan pemerintah tepat, maka komoditas pertanian bisa menjadi lebih stabil dan produktif. Namun, ketidakpastian dari faktor eksternal dan kebijakan domestik tetap perlu diwaspadai agar bisa memitigasi risiko yang ada.
“Ada banyak faktor untuk komoditas, ada faktor kebijakan dan faktor global. Misalnya minyak dan harga emas, bahkan kopi pun sekarang sudah dipengaruhi faktor global,” jelas Herum.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Tri Saktiyana mengatakan, angka statistik yang disampaikan di tahun 2024 akan menjadi dasar untuk memahami tren dan pergerakan ekonomi di tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif ekonomi, jika inflasi dapat terkendali dengan baik di 2024, maka memberikan dasar yang kuat untuk melangkah lebih optimistis di 2025. Menurutnya, menjaga kestabilan inflasi adalah hal penting untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan.
Saktiyana menyebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berfokus pada empat pilar utama dalam pengendalian inflasi. Yakni ketersediaan barang, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
“Kami sangat optimistis melangkah di tahun 2025. Mudah-mudahan iklim cuaca dalam kondisi yang lebih bagus, iklim internasional juga lebih bagus, iklim politik nasional lebih mantap lagi,” harapnya. (Hadid Husaini)