Konten Media Partner

Dinilai Sibuk Klarifikasi di Media, UNY Dituntut Minta Maaf ke Korban UKT

17 Januari 2023 15:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UNY. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
UNY. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerak-gerik pihak kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) belakangan ini menuai sorotan pasca viralnya cerita mahasiswa dan polemik Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sebagaimana ramai diberitakan, belum lama ini viral cerita tentang Nur Riska Fitri Aningsih, mahasiswa Pendidikan Sejarah UNY yang berjuang membayar UKT hingga akhir hayatnya.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah kabar itu menjadi viral, nama Rektor UNY Sumaryanto pun turut dicari-cari dan dimintai klarifikasi. Dalam berbagai wawancara di media, sang rektor membuat pengakuan turut merasa sedih sekaligus prihatin atas kasus yang menimpa Riska tersebut.
"Saya sedih, sangat berduka. Saya minta datanya (Nur Riska) akan saya follow-up, ini kenapa wafatnya. Akan saya cari betul. Sedih saya dengar kabar ini," sebutnya pada Jumat (13/1/2023) lalu.
Pihaknya pun juga turut berjanji akan membantu mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan membayar UKT untuk bisa tetap lanjut kuliah. Bahkan Sumaryanto sendiri mengatakan pihaknya juga bakal turun tangan membantu.
"Kalau ada mahasiswa kesulitan uang kalau bukan UNY yang bantu, Sumaryanto secara pribadi (yang bantu)," katanya.
Dalam pernyataannya yang lain, Sumaryanto menyanggah bahwa meninggalnya mahasiswi UNY tersebut secara langsung disebabkan karena memikirkan persoalan UKT.
ADVERTISEMENT
"Almarhumah ini kan cuti dua semester, belum tentu loh wafatnya karena mikir UKT karena dia posisi cuti kena hipertensi bahkan bayar yang di semester 2 itu dibantu oleh pimpinan, akademik," sebut dia.
Reaksi pihak kampus terkait hebohnya cerita itu disoroti Mahasiswa Ilmu Sejarah UNY Rachmad Ganta Semendawai yang sekaligus merupakan pemilik akun Twitter @rgantas. Dalam sebuah diskusi bertajuk 'Ada Apa dengan UNY?' yang digelar pada Senin (16/1/2023) di salah satu cafe di Sleman, Ganta menyebut bahwa saat ini cukup banyak mahasiswa yang turut angkat bicara terkait polemik UKT secara sembunyi-sembunyi.
Bahkan beberapa pengakuan orang yang mengaku korban UKT UNY dalam forum diskusi malam itu juga disampaikan secara anonim. Ganta menilai bahwa kebebasan menyerukan persoalan ini seolah dikekang oleh pihak kampus menyusul dengan aksi pemanggilan yang dilakukan belum lama ini.
ADVERTISEMENT
"Ada orang yang bersaksi di depan kita tapi kesaksiannya dilakukan secara anonim. Cuma ngomongin nasibnya harus dilakukan secara anonim artinya ada kebebasan akademik yang bermasalah dari situ. Harus anonim karena banyak yang dipanggil kemarin, saya juga dipanggil kemarin," bebernya.
Bicara lebih lanjut soal reaksi UNY, dirinya pun menyebut bahwa pihak kampus seolah hanya mencari pembenaran dengan berbagai klarifikasi yang disampaikan di media. Dia pun mendesak agar pihak UNY dengan rendah hati bisa menyampaikan permohonan maaf kepada para korban UKT.
"Ayolah UNY, jangan terjebak dengan kata-katanya di media. Karena nasib korban (yang kesulitan) udah banyak. Yang bicara udah banyak, yang speak up banyak. Sekarang silakan menyatakan sikap UNY sadar. Bahwa UNY penting mengatakan maaf kepada Korban UKT. Ada nggak satu pernyataan UNY menyatakan permintaan maaf di media, praktis nggak ada. Semuanya tentang pembenaran padahal yang paling penting tentang kerendahan hati untuk meminta maaf dan sadar 'kita bisa salah'," pungkasnya.
ADVERTISEMENT