Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Gara-gara Tulisan 'Bunuh Sultan', Warga yang Emosi Serang Pendemo
1 Mei 2018 20:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Warga yang berada di kawasan Simpang Tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak terima dengan kelakuan aksi massa. Pasalnya, aksi massa menuliskan kata-kata yang menyakiti warga Yogyakarta, yakni tulisan 'Bunuh Sultan' di papan iklan jalanan. Salah satu warga yang juga saksi mata, Rivan menuturkan, awalnya warga tidak terlalu menggubris aksi massa.
ADVERTISEMENT
Namun, warga mulai tersulut emosi karena melihat tulisan yang menghina tuntunan dan pimpinan mereka yakni Sri Sultan Hamengkubuwono X. Akibat tulisan tersebut, sebagai warga Yogyakarta merasa tidak terima. Maka warga langsung menyerang dan memukul mundur massa hingga ke dalam kampus.
"Warga sih enggak terlalu emosi kalau bukan karena tulisan itu, di baleho itu ada tulisan bunuh Sultan," jelas Rivan saat ditemui Tugu Jogja di lokasi kejadian, Selasa (1/5).
Rivan menuturkan, warga tidak mengetahui apakah aksi massa di pertigaan jalan UIN Yogyakarta merupakan aksi hari buruh atau yang lainnya. Pasalnya, tulisan menolak bandara terlihat di dinding-dinding kampus dan juga tulisan cat di jalan raya.
"Sepertinya demo buruh, tapi di sana ada tulisan menolak bandara, ngawur, Mas," kata Rivan.
ADVERTISEMENT
Namun, Rivan tidak mempermasalahkan demo apa yang dilakukan massa. Terpenting, kata Rivan, massa harus menjaga kondusivitas dalam berjalannya aksi.
"Tapi itu tidak masalah, tapi kami emosi tulisan bunuh Sultan itu, kami sebagai orang Jogja nggak terima kalo Sultan kami digituin," katanya.
Menurutnya, tulisan tersebut bukanlah berasal dari warga Yogyakarta. Ia menuturkan, warga Jogja tidak akan pernah menulis tulisan yang tidak mengenakkan kepada Sultan mereka.
"Kalau orang Jogja nggak mungkin seperti itu, otomatis mereka bukan orang Jogja," ujarnya.
Sebagai warga Yogyakarta, kata Rivan, mereka harus turun tangan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. "Awalnya tidak terlalu emosi, tapi pas lihat itu wah warga langsung keluar semua kejar mahasiswa aksi," ujarnya. (Nadhir Attamimi)
ADVERTISEMENT