Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Gus Dur dalam Lukisan 'The Last Supper'
8 Februari 2018 0:24 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
ADVERTISEMENT
YOGYAKARTA - Ada yang berbeda dengan peringatan haul Gus Dur tahun 2018 ini. Seakan dihidupkan kembali, Gus Dur hadir dan membingkai nilai-nilai yang ditinggalkannya. Sembilan nilai Gus Dur tersebut dibingkai melalui hasil jepretan foto, lukisan, serta desain grafis.
ADVERTISEMENT
Dari sembilan seniman yang memajang karyanya dalam peringatan haul Gus Dur, lima di antaranya adalah mahasiswa jurusan fotografi ISI (Institut Seni Indonesia). Peringatan haul Gus Dur pada Senin (5/2/2018) tersebut sekaligus menjadi pembukaan pameran foto, lukisan, serta desain grafis yang dibuka oleh putri Gus Dur, Alissa Wahid.
Bertajuk "Membingkai Gus Dur Membingkai Indonesia", acara tersebut, nantinya akan dilanjutkan dengan diskusi pada Kamis (08/02/2018), tentang Gus Dur dan fotografi. Sementara pada hari Minggu (11/02) juga akan digelar lagi diskusi umum dan dilanjutkan dengan upacara penutupan.
Lantas, apa sebenarnya kaitan dalam Gus Dur beserta fotografi?
"Kita mencoba untuk mencari nilai perjuangan Gus Dur dengan cara melihatnya dalam representasi melalui fotografi" tutur Aziz, salah satu anggota komunitas Gusdurian saat ditemui di Galeri Gejayan, Rabu (07/08/2018).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Tami yang juga merupakan anggota komunitas Gusdurian, mengungkapkan bahwa lewat karya yang ditampilkan oleh fotografer, pelukis, dan desainer grafis tersebut, diharapkan kesembilan nilai penting Gus Dur akan selalu diingat.
"Saya ingat pesan Bu Alissa ketika pembukaan acara kemarin. Gus Dur itu boleh sudah wafat, tapi ajarannya tetap kita kenang dan tetap kita terapkan," imbuh Tami.
Kesembilan nilai ajaran Gus Dur adalah ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, keksatriaan, dan kearifan lokal.
Dari sembilan lukisan dan karya desain grafis itu, satu lukisan yang berbicara cukup jelas adalah ‘The Last Supper’. Dengan setting perjamuan terakhir Yesus, Gus Dur tengah tertawa dan seolah bercengkrama dengan perwakilan dari agama-agama yang eksis di Indonesia. Ini jelas mencerminkan nilai pertama, yaitu ketauhidan.
ADVERTISEMENT
(Birgita Feva/ Gherberra Anindita)